5 Kesalahan Fatal saat Menghadapi Pasangan Childish, Hindari!

- Membalas dengan sikap kekanak-kanakan hanya memperburuk masalah.
- Menganggap sikap childish lucu terus-terusan membuat pasangan tidak bertanggung jawab.
- Memendam kekesalan tanpa bicara jelas hanya akan menumpuk menjadi bom waktu.
Punya pasangan yang childish memang bikin hubungan terasa naik turun kayak roller coaster. Kadang lucu, kadang bikin kesel setengah mati. Tapi sering kali, tanpa sadar, cara kamu menghadapi sikap kekanak-kanakan mereka justru memperburuk keadaan.
Berikut lima kesalahan fatal yang sering dilakukan saat menghadapi pasangan childish.
1. Membalas dengan sikap sama kekanak-kanakan

Saat pasangan mulai drama atau ngambek gak jelas, ada godaan besar untuk membalas dengan sikap serupa. Padahal, itu hanya membuat masalah semakin kusut. Kamu jadi kehilangan kendali dan hubungan berakhir dalam lingkaran saling menyalahkan tanpa solusi.
Lebih baik tahan emosi dan posisikan dirimu sebagai sosok dewasa. Jangan biarkan emosi memprovokasi kamu untuk menurunkan standar kedewasaanmu hanya demi "membalas".
2. Menganggap sikap childish itu lucu terus-terusan

Awalnya, sifat kekanak-kanakan pasangan memang bisa bikin gemas. Tapi kalau kamu terus-terusan mentoleransi, pasangan justru merasa perilaku itu sah-sah saja. Akhirnya, dia tidak belajar bertanggung jawab dan hubungan stagnan.
Jangan takut untuk menetapkan batasan. Tegas bukan berarti galak. Justru itu bentuk kasih sayang agar hubungan kalian lebih sehat dan setara.
3. Memendam kekesalan tanpa bicara jelas

Banyak orang memilih diam daripada memicu pertengkaran. Tapi mendiamkan masalah tidak akan membuatnya hilang. Justru menumpuk jadi bom waktu.
Kalau ada sikap childish pasangan yang mengganggu, bicarakan dengan tenang. Kamu berhak didengar dan dihargai, sama seperti dia berhak mengekspresikan perasaannya.
4. Mengira pasangan harus selalu bisa ‘ngerti’ tanpa perlu dijelaskan

Kamu tidak bisa memaksa seseorang untuk berubah hanya karena kamu ingin. Memaksa pasangan dewasa dengan cara menuntut keras hanya akan membuatnya semakin defensif dan menarik diri.
Daripada memaksa, ajak dia tumbuh bareng dengan diskusi, kompromi, dan apresiasi sekecil apa pun usaha perubahannya.
5. Mengabaikan batas kesabaran diri sendiri

Mencoba memahami pasangan itu penting. Tapi kalau terus mengorbankan perasaan sendiri demi mempertahankan hubungan, kamu hanya akan kelelahan emosional.
Ingat, kamu juga punya batas sabar. Menjaga kesehatan mental sendiri bukan egois, tapi bentuk penghormatan terhadap dirimu sendiri dan hubungan kalian.
Menghadapi pasangan childish butuh kesabaran, komunikasi jernih, dan batasan yang sehat. Jangan lupa, kedewasaan bukan soal usia, tapi soal kemauan bertumbuh bersama. Pastikan kamu juga memelihara kewarasan dan harga dirimu sendiri. Karena hubungan yang sehat dimulai dari dua orang dewasa yang sama-sama mau belajar, bukan saling menyakiti.