Ulang Tahun ke-25 Tanahindie: Dari Main-Main Jadi Inspirasi

Makassar, IDN Times - Apa yang pertama kali terlintas saat mendengar Tanahindie? Pameran dwitahunan Makassar Biennale? Buku-buku perihal sisi lain Kota Makassar? Atau bahkan kegiatan kesenian lain? Organisasi nonprofit yang diinisiatori oleh para mahasiswa Universitas Hasanuddin tersebut kini menjadi sinonim dari upaya mendokumentasikan setiap denyut ibu kota Sulawesi Selatan.
Pada hari Selasa lalu (5/11/2024), Tanahindie merayakan ulang tahun mereka yang ke-25. Bertempat di Kampung Buku yang berada di perumahan CV Dewi, Jalan Abdullah Daeng Sirua, puluhan orang saling bercengkerama dengan Anwar "Jimpe" Rachman selaku pustakawan sekaligus salah satu inisiator Tanahindie.
Hadir dalam acara tersebut antara lain inisiator komunitas literasi Kedai Buku Jenny (KBJ) yakni Zulkhair Burhan, penulis Ibe S. Palogai, peneliti dan dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Makassar (UNM) Nurabdiansyah. Turut pula perwakilan komunitas Coretan Halaman Belakang (Colab) dan mahasiswa sejumlah perguruan tinggi di Makassar.
1. Tanahindie pada awalnya adalah ruang bermain sekelompok anak muda yang penat dengan aktivitas kampus
Anwar Rachman mengenang bagaimana proses inisasi Tanahindie di tahun 1999. Saat itu, Soeharto baru saja lengser dan rakyat Indonesia menikmati kebebasan berekspresi dan berkumpul yang tak pernah dirasakan selama Orde Baru. Sekelompok anak muda kemudian menginisiasi sebuah ruang bermain sebagai tempat untuk melarikan diri dari aktivitas kampus yang itu-itu saja.
"Waktu itu pertengahan November 1999 ketika kami mendirikannya. Tanahindie sendiri awalnya adalah proyek lucu-lucuan pada dasarnya, tapi malah kemudian keterusan. Kemudian bertemu dengan teman-teman dari Penerbit Ininnawa pada 2004," kenangnya. Tapi, hal-hal yang dianggap lucu dan aneh tersebut membuat Tanahindie memiliki reputasi tersohor.
"Jika seandainya tidak bertemu dengan Ininnawa, mungkin Jurnal Warnatanah yang terbit dari 2001 hingga 2003 masih lanjut sampai sekarang. Cuma kelihatannya bahwa Makassar 0 KM, yang kemudian menjadi buku, adalah model yang ingin kami tuju," lanjut Anwar Rachman.
Jurnal Warnatanah sendiri merupakan zine terbitan Tanahindie tempat di mana banyak penulis Makassar membahas wacana yang sedang berkembang dengan perspektif unik. Sedangkan Makassar 0 KM adalah situs jurnalisme warga yang memotret wajah Kota Daeng dengan apa adanya alias tanpa polesan.