Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ulang Tahun ke-25 Tanahindie: Dari Main-Main Jadi Inspirasi

Suasana pameran "25 Tahun Tanahindie" yang berlangsung di Perpustakaan Kampung Buku di Kota Makassar, 5 November 2024. (Dok. Tanahindie/Artefact)

Makassar, IDN Times - Apa yang pertama kali terlintas saat mendengar Tanahindie? Pameran dwitahunan Makassar Biennale? Buku-buku perihal sisi lain Kota Makassar? Atau bahkan kegiatan kesenian lain? Organisasi nonprofit yang diinisiatori oleh para mahasiswa Universitas Hasanuddin tersebut kini menjadi sinonim dari upaya mendokumentasikan setiap denyut ibu kota Sulawesi Selatan.

Pada hari Selasa lalu (5/11/2024), Tanahindie merayakan ulang tahun mereka yang ke-25. Bertempat di Kampung Buku yang berada di perumahan CV Dewi, Jalan Abdullah Daeng Sirua, puluhan orang saling bercengkerama dengan Anwar "Jimpe" Rachman selaku pustakawan sekaligus salah satu inisiator Tanahindie.

Hadir dalam acara tersebut antara lain inisiator komunitas literasi Kedai Buku Jenny (KBJ) yakni Zulkhair Burhan, penulis Ibe S. Palogai, peneliti dan dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Makassar (UNM) Nurabdiansyah. Turut pula perwakilan komunitas Coretan Halaman Belakang (Colab) dan mahasiswa sejumlah perguruan tinggi di Makassar.

1. Tanahindie pada awalnya adalah ruang bermain sekelompok anak muda yang penat dengan aktivitas kampus

Suasana syukuran sekaligus pembukaan pameran "25 Tahun Tanahindie" yang berlangsung di Perpustakaan Kampung Buku di Kota Makassar, 5 November 2024. (Dok. Tanahindie/Artefact)

Anwar Rachman mengenang bagaimana proses inisasi Tanahindie di tahun 1999. Saat itu, Soeharto baru saja lengser dan rakyat Indonesia menikmati kebebasan berekspresi dan berkumpul yang tak pernah dirasakan selama Orde Baru. Sekelompok anak muda kemudian menginisiasi sebuah ruang bermain sebagai tempat untuk melarikan diri dari aktivitas kampus yang itu-itu saja.

"Waktu itu pertengahan November 1999 ketika kami mendirikannya. Tanahindie sendiri awalnya adalah proyek lucu-lucuan pada dasarnya, tapi malah kemudian keterusan. Kemudian bertemu dengan teman-teman dari Penerbit Ininnawa pada 2004," kenangnya. Tapi, hal-hal yang dianggap lucu dan aneh tersebut membuat Tanahindie memiliki reputasi tersohor.

"Jika seandainya tidak bertemu dengan Ininnawa, mungkin Jurnal Warnatanah yang terbit dari 2001 hingga 2003 masih lanjut sampai sekarang. Cuma kelihatannya bahwa Makassar 0 KM, yang kemudian menjadi buku, adalah model yang ingin kami tuju," lanjut Anwar Rachman.

Jurnal Warnatanah sendiri merupakan zine terbitan Tanahindie tempat di mana banyak penulis Makassar membahas wacana yang sedang berkembang dengan perspektif unik. Sedangkan Makassar 0 KM adalah situs jurnalisme warga yang memotret wajah Kota Daeng dengan apa adanya alias tanpa polesan.

2. Selama 25 tahun, Tanahindie mengadakan beragam kegiatan seni dan budaya

Beberapa foto dalam pameran "25 Tahun Tanahindie" yang berlangsung di Perpustakaan Kampung Buku di Kota Makassar, 5 November 2024. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Kelak, Tanahindie menjadi inisiator dari beragam kegiatan seni dan budaya. Sebut saja pameran foto Panggung dalam Bingkai (2014), Lembaran Halaman yang Hilang (2014), The Makassar Impression (2014), pameran karya seni R U Like: Video Art & Drawing (2015), Bom Benang Kunang-Kunang (2015), Benang Kandung (2016), Benang & Sungai (2017), dan Soundsphere (2018).

Fokus mereka sendiri terletak pada kajian perkotaan, khususnya tentang Makassar. Beragam penelitian dan penerbitan tentang hal tersebut sudah mereka terbitkan. Antara lain Makassar Nol Kilometer (Ininnawa, 2005), Pasar Terong Makassar: Dunia dalam Kota (Ininnawa, 2012), Makassar Nol Kilometer DotCom: Jurnalisme Plat Kuning (Tanahindie Press, 2014), dan Halaman Rumah/Yard (Tanahindie Press, 2017).

Di usianya yang sudah masuk 25 tahun, Anwar Rachman mengaku masih merayakan pertemuan dengan orang-orang baru. Baginya, setiap interaksi akan berbuah ide-ide menarik dan susah untuk diabaikan. Tanahindie sejak lahir memang sudah akrab dengan berbagai individu dari beragam latar belakang.

"Kadang-kadang ide dan gagasan yang kita kerjakan belakangan berasal dari persentuhan itu semua. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas segala hal yang dibawa pergi dan datang. Saya kira itu hal yang sangat penting untuk kita semua selama ini. Kalaupun bertahan sampai 25 tahun, itu cuma soal nekat," ungkapnya.

3. Dengan kajian kota, Tanahindie menjadi inspirasi lahirnya berbagai ruang-ruang kebudayaan

Beberapa buku terbitan Tanahindie dalam pameran "25 Tahun Tanahindie" yang berlangsung di Perpustakaan Kampung Buku di Kota Makassar, 5 November 2024. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Bagi Zulkhair Burhan, inisiator KBJ, menyebut bahwa Tanahindie menjadi inspirasi lahirnya ruang-ruang kebudayaan di Makassar. Tak cuma menyemarakkan kota dengan berbagai aktivitas kesenian, tapi juga sebagai tempat anak muda berkumpul untuk bertukar gagasan satu sama lain.

"Tanahindie jadi referensi bagi komunitas dan sirkel-sirkel yang tumbuh paska-Tanahindie. Ada buktinya bisa tumbuh dengan eksperimen-eksperimen seperti itu. Hingga tahun ke-25 ini, tentu kita berdoa bahwa Tanahindie akan terus bertahan dan semakin banyak teman-teman yang mendapatkan manfaat dari keberadaannya," jelas ungkap sosok yang juga menjabat Wakil Dekan II FISIP Universitas Bosowa tersebut.

Momen tersebut sejatinya bukan menjadi acara syukuran Tanahindie saja. Ini juga menjadi perkenalan wajah baru Kampung Buku, perpustakaan yang menjadi markas mereka dan Penerbit Ininnawa, selepas jalani renovasi. Saat ini bangunan tersebut dilengkapi kedai kopi, dengan lantai dua bertindak sebagai area membaca dan bekerja untuk para pengunjung.

Selain itu, dihelat juga pameran "25 Tahun Tanahindie" di salah satu ruangan Kampung Buku. Pengunjung bisa melihat kolase foto dari tahun-tahun pertama eksistensi organisasi tersebut, beberapa halaman dari Jurnal Warnatanah, gairah peserta setiap kegiatan inisiasi mereka, serta antusiasme pengunjung Makassar Biennale yang sudah dihelat sejak tahun 2017.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ach. Hidayat Alsair
Aan Pranata
Ach. Hidayat Alsair
EditorAch. Hidayat Alsair
Follow Us