Tips Menjaga Suasana Hati Tetap Stabil saat Puasa di Masa Pandemik

Untuk menyenangkan hati, Tara menyebut orang-orang biasa melakukan hal-hal sederhana namun tetap membuat hati riang. Mulai dari menekuni hobi lama atau baru, bertemu secara daring dengan teman atau keluarga, hingga berbagi kebaikan di bulan suci.

Secara keilmuan, perbuatan baik kepada sesama akan mengaktifkan mesolimbic system, jalur yang bertanggung jawab pada bagian reward otak.

"Jadi, saat kita berbuat baik, otak akan mengeluarkan perasaan feel good dan happy. Sama seperti mendapatkan reward yang kemudian akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik berikutnya," jelas Tara.

Lantas bagaimana dengan kebutuhan interaksi tatap muka atau fisik? Tara tetap menyebut hal tersebut selalu mendatangkan rasa bahagia. Sayangnya pandemik COVID-19 memaksa manusia membatasi interaksi interpersonal.

Kendati demikian, Tara menjelaskan masih ada lima cara berbagi kebahagiaan seperti dikemukakan Gary Chapman, penulis asal Amerika Serikat, yang berfokus pada hubungan manusia. Yang utama adalah memberi hadiah. Kedua adalah kata-kata positif, pujian dan semangat.

Ketiga, berupa sentuhan fisik kemudian disusul membantu orang lain. Terakhir yakni waktu berkualitas baik bersama teman, keluarga, pasangan atau bahkan untuk diri sendiri. Sayangnya akibat pandemik, cara ketiga dan kelima harus dilakukan secara daring.

"Saya ingin mengingatkan bahwa happiness itu adalah sesuatu yang bisa kita wujudkan. Ketika kita merasa down, tidak bisa ngapa-ngapain dan rasanya ini tidak akan berubah, tapi selalu ada choice yang bisa kita buat, sesederhana me time, berbagi yang bisa dimulai untuk orang-orang terdekat kita," tutup Tara.