5 Tindakan Self-Care Terlihat Egois, Tapi Sehat Secara Mental

Dalam budaya yang menjunjung tinggi pengorbanan dan kesibukan, merawat diri sering kali disalahartikan sebagai bentuk keegoisan. Padahal, beberapa tindakan yang tampak egois justru merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan mental. Self-care bukan tentang mengabaikan orang lain, tapi tentang mengenali batas dan kebutuhan diri sendiri.
Berikut lima bentuk self-care yang sering disalahpahami, padahal justru penting untuk menjaga kewarasan dan kebahagiaan jangka panjang.
1. Menolak Permintaan Orang Lain demi Menjaga Energi Diri
Sering kali kita merasa bersalah saat menolak permintaan orang lain, entah itu ajakan, bantuan, atau tugas tambahan. Tapi terus-menerus berkata “iya” bisa membuat energi kita terkuras dan akhirnya merasa tertekan.
Belajar berkata “tidak” secara asertif adalah bentuk self-respect. Ini memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernapas, memulihkan tenaga, dan memprioritaskan hal yang benar-benar penting.
2. Menjauh dari Orang-Orang yang Merasa Dekat tapi Sebenarnya Toxic
Kadang, orang-orang yang paling sering menyakiti kita justru datang dari lingkaran terdekat—keluarga, teman lama, bahkan pasangan. Melepaskan diri dari hubungan yang melelahkan secara emosional sering dianggap kejam atau tidak setia.
Padahal, menjauh dari relasi yang merusak bukan berarti kamu tidak peduli. Itu adalah langkah sadar untuk melindungi batas emosional, dan memberi ruang untuk tumbuh di lingkungan yang lebih sehat.
3. Mengambil Waktu untuk Sendiri, Meskipun Dianggap Antisosial
Banyak orang menganggap keinginan untuk sendiri sebagai tanda introvert ekstrem atau orang yang menjauh dari pergaulan. Padahal, waktu untuk diri sendiri adalah kebutuhan mendasar, terutama bagi yang sering memberi pada lingkungan.
Dalam keheningan, kita bisa mendengar suara hati sendiri. Self-reflection, membaca buku, atau hanya duduk diam bisa sangat menyembuhkan, terutama saat dunia terasa terlalu bising.
4. Mengutamakan Tidur daripada Membalas Chat atau Lembur
Banyak dari kita merasa harus responsif setiap saat. Membalas pesan larut malam atau bekerja hingga dini hari sering dianggap tanda komitmen. Tapi, kebiasaan ini justru merusak sistem imun dan kestabilan emosi.
Memilih tidur cukup adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri. Ini bukan kemalasan, melainkan tindakan cerdas yang akan membuatmu lebih fokus, tenang, dan siap menjalani hari esok.
5. Membatasi Konsumsi Berita atau Media Sosial untuk Kesehatan Mental
Di era serba digital, kamu bisa merasa bersalah saat tidak update berita atau jarang online. Tapi terus-menerus terpapar informasi negatif dan perbandingan sosial bisa sangat melelahkan bagi mental.
Menjaga jarak dari dunia digital bukan bentuk menghindar, tapi usaha menjaga kewarasan. Dengan membatasi paparan, kamu bisa lebih fokus pada dunia nyata dan apa yang benar-benar penting dalam hidupmu.
Self-care bukan berarti mementingkan diri sendiri secara egois. Justru dengan merawat diri secara utuh—fisik, mental, dan emosional—kita bisa hadir lebih baik bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Kadang, tindakan terbaik untuk orang lain adalah dengan memulihkan diri sendiri terlebih dulu.
Jangan takut terlihat egois saat kamu sedang berusaha tetap waras. Karena hanya hati yang utuh yang bisa benar-benar memberi.