Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konseling dengan psikolog (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi konseling dengan psikolog (freepik.com/pressfoto)

Di zaman sekarang, gampang banget rasanya merasa stres atau insecure. Makanya, punya self-love alias rasa cinta pada diri sendiri itu penting banget. Dengan self-love, kita bisa lebih menjaga kesehatan mental, tahu batasan diri, dan menghargai apa yang sudah kita miliki. Bisa dibilang, self-love adalah fondasi biar kita bisa hidup lebih tenang dan bahagia.

Tapi, ada satu hal yang sering kelewat: nggak semua orang sadar kapan self-love berubah jadi selfish alias egois. Awalnya sih niatnya cuma “aku mau sayang sama diri sendiri”, tapi kalau kebablasan, malah bisa bikin hubungan dengan orang lain renggang, bahkan berantakan. Nah, biar nggak salah kaprah, yuk cek empat tanda kalau self-love kamu udah mulai melenceng jadi selfish.

1. Terlalu fokus sama diri sendiri sampai lupa orang lain

Ilustrasi fokus kerja (Pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Self-love itu bikin kita jadi lebih peduli sama diri sendiri, tapi kalau ujung-ujungnya jadi cuek sama sekitar, itu udah beda cerita. Misalnya, kamu merasa semua hal harus sesuai dengan keinginanmu dengan alasan “aku lagi prioritaskan diriku”. Padahal, hidup ini juga soal interaksi dan kompromi sama orang lain.

Kalau terus-terusan gini, orang-orang di sekitarmu bisa merasa tidak dianggap atau gak dihargai. Lama-lama hubungan pertemanan atau keluarga bisa renggang karena kamu terlalu fokus sama kebutuhanmu sendiri. Jadi, penting buat sadar kalau peduli sama diri sendiri tidak berarti mengabaikan orang lain. Ada kalanya kita harus menyeimbangkan antara self-love dan empati.

2. Menggunakan alasan self-love buat lari dari tanggung jawab

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Budgeron Bach)

Banyak orang pakai dalih “aku lagi fokus ke diriku dulu” buat menghindar dari kewajiban atau komitmen. Misalnya, kamu malas ikut rapat kerja, gak mau bantu teman, atau bahkan mengabaikan tugas rumah dengan alasan “aku lagi healing”. Sesekali gak apa-apa, tapi kalau jadi kebiasaan, ini udah tanda selfish yang dibalut dengan kata self-love.

Self-love sejatinya gak pernah mengajarkan kita buat kabur dari tanggung jawab. Justru, mencintai diri sendiri berarti berani menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan cara sehat. Kalau kebiasaan lari dari tanggung jawab terus berlanjut, bukan cuma bikin orang lain kesal, tapi juga bisa merugikan diri sendiri. Jadi hati-hati ya, jangan sampai dalih self-love malah bikin kamu terlihat egois.

3. Menganggap pendapat orang lain tidak penting

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/RODNAE Productions)

Salah satu bentuk self-love adalah berani mengambil keputusan sendiri. Itu bagus. Tapi kalau sampai setiap masukan dari orang lain kamu tolak mentah-mentah dengan alasan “ini hidupku, terserah aku dong”, itu udah beda lagi. Kamu bisa jadi orang yang keras kepala dan sulit berkembang.

Padahal, masukan dari orang lain bisa jadi perspektif baru yang bermanfaat buatmu. Tidak semua pendapat orang lain harus dituruti, tapi juga gak semuanya salah. Kalau kamu selalu menutup telinga, bisa-bisa kamu kehilangan banyak insight berharga. Jadi, tetap hargai diri sendiri, tapi jangan lupa hargai orang lain juga.

4. Membatasi hubungan sampai jadi terlalu individualis

ilustrasi menyendiri (Pexels.com/Oleksand P)

Self-love sering dikaitkan dengan menjaga batasan (boundaries), dan itu sehat. Tapi kalau kamu sampai menjauh dari semua orang dengan alasan “aku butuh space” padahal sebenarnya kamu cuma gak mau repot, itu bisa bikin kamu terjebak dalam individualisme.

Lama-lama, orang di sekitarmu bisa merasa ditolak atau dijauhi. Akibatnya, hubungan sosialmu bisa menurun drastis. Padahal, manusia pada dasarnya makhluk sosial yang butuh interaksi. Jadi, penting buat bisa memilah kapan butuh me time dan kapan harus tetap hadir buat orang lain. Jangan sampai self-love bikin kamu kehilangan koneksi dengan orang-orang penting dalam hidupmu.

Self-love itu penting, tapi kalau kebablasan bisa jadi selfish yang merugikan dirimu sendiri dan orang lain. Intinya, sayangi diri sendiri, tapi tetap seimbang dengan menghargai orang sekitar. Karena pada akhirnya, kebahagiaan itu gak cuma datang dari diri sendiri, tapi juga dari hubungan sehat yang kita bangun dengan orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team