Susah Dimengerti, 5 Film yang Alur Ceritanya Membingungkan Penonton

Disutradarai oleh Terrence Malick, The Tree of Life (2011) adalah salah satu film yang secara visual indah namun alur ceritanya sulit dimengerti. Film ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang asal-usul kehidupan dan hubungan manusia dengan alam semesta. Namun, karena alur yang sangat non-linear dan penggunaan banyak montase serta narasi filosofis yang abstrak, banyak penonton merasa tersesat di tengah-tengah film ini.

Meskipun film ini mendapatkan pujian dari kritikus sebagai karya seni sinematik, bagi banyak orang, The Tree of Life terasa membosankan karena tidak memiliki cerita yang kohesif dan jelas. Penonton yang mengharapkan cerita yang linear dan lebih mudah dipahami mungkin akan merasa frustasi mengikuti perjalanan karakter yang dibalut dengan simbolisme yang berat.

David Lynch dikenal dengan karya-karyanya yang sering kali memiliki alur cerita yang aneh dan penuh teka-teki. Namun, Inland Empire adalah salah satu filmnya yang paling membingungkan dan sulit dipahami. Film ini bercerita tentang seorang aktris yang hidupnya menjadi mimpi buruk setelah menerima peran dalam sebuah film terkutuk.

Tidak hanya plot yang berputar-putar tanpa arah, film ini juga dipenuhi dengan banyak adegan yang tampaknya tidak berkaitan satu sama lain. Dialog yang samar dan alur yang mengandalkan simbolisme surealis membuat penonton kebingungan sepanjang film. Film ini bahkan dinilai terlalu lambat oleh banyak orang, sehingga menjadi pengalaman yang membosankan dan menyulitkan bagi mereka yang bukan penggemar setia Lynch.

Synecdoche, New York yang disutradarai oleh Charlie Kaufman, merupakan film yang sangat ambisius dalam menyampaikan pesan tentang kehidupan, kematian, dan seni. Film ini bercerita tentang seorang sutradara teater yang ingin membuat karya agung yang menggambarkan seluruh kehidupannya di atas panggung.

Banyak penonton merasa film ini terlalu rumit dan abstrak untuk dinikmati. Dengan durasi yang cukup panjang dan cerita yang berputar dalam lingkaran tanpa arah yang jelas, film ini dapat membuat penonton kelelahan. Meskipun ada penonton yang menganggapnya sebagai mahakarya, banyak juga yang menganggap film ini sebagai salah satu film yang paling membingungkan dan membosankan.

Dibintangi oleh Hugh Jackman dan Rachel Weisz, The Fountain mencoba menggabungkan tiga cerita yang berbeda dalam satu narasi besar yang berhubungan dengan cinta, kehidupan, dan kematian. Sementara secara visual film ini memukau, alur ceritanya yang abstrak dan simbolisme berat membuat film ini sulit untuk diikuti.

Dengan perpaduan antara masa kini, masa depan, dan masa lalu, film ini sering kali membuat penonton kebingungan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kecepatan alur yang lambat serta filosofi yang terlalu mendalam menjadikannya membosankan bagi mereka yang mencari hiburan yang lebih ringan dan mudah dimengerti.

Dari sutradara Nicolas Winding Refn, Only God Forgives adalah film dengan suasana yang gelap dan penuh kekerasan, namun alur ceritanya yang lambat dan minim dialog membuat banyak penonton kehilangan minat. Dibintangi oleh Ryan Gosling, film ini bercerita tentang seorang pria yang mencari balas dendam atas kematian saudaranya di Bangkok.

Sementara film ini menawarkan sinematografi yang indah dan suasana yang misterius, ceritanya yang lambat serta karakter yang sulit dipahami membuatnya sulit dinikmati. Banyak yang merasa bahwa film ini terlalu berlarut-larut tanpa arah yang jelas, menjadikannya membosankan untuk ditonton, meskipun dipenuhi dengan kekerasan yang intens.

Meskipun film-film di atas mungkin dianggap sebagai karya seni sinematik oleh para kritikus, tidak dapat dipungkiri bahwa bagi sebagian besar penonton, alur cerita yang terlalu abstrak, lambat, dan membingungkan bisa membuat pengalaman menonton menjadi kurang menyenangkan.