Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan Barefoot Gen (dok. Madhouse/Barefoot Gen)
cuplikan Barefoot Gen (dok. Madhouse/Barefoot Gen)

Intinya sih...

  • Grave of the Fireflies memberikan suara bagi korban Hiroshima dan Nagasaki serta menunjukkan kengerian perang.
  • Barefoot Gen menceritakan kengerian Perang Dunia II melalui sudut pandang seorang anak.
  • Tokyo Magnitude 8.0 menyajikan narasi yang optimis tentang nilai-nilai kemanusiaan di tengah tragedi gempa bumi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Grave of the Fireflies mahakarya Ghibli dan Isao Takahata yang menggugah sekaligus kontroversial. Film ini telah memberikan suara dan wajah bagi para korban tragedi Hiroshima dan Nagasaki serta menunjukkan kengerian perang kepada seluruh generasi.

Dampak mendalam dari film ini masih terasa hingga kini di kalangan penggemar anime. Kisahnya yang tragis meninggalkan kesan yang kuat pada setiap penontonnya. Bagi kamu yang tergugah oleh pesan dan kekuatan emosional Grave of the Fireflies, berikut adalah beberapa anime serupa yang juga layak untuk ditonton.

1. Barefoot Gen (1983)

cuplikan Barefoot Gen (dok. Madhouse/Barefoot Gen)

Kisah Barefoot Gen sepedih dan sekeras asal-usulnya. Anime ini menceritakan perjuangan seorang anak bernama Gen untuk bertahan hidup setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima. Diadaptasi dari manga autobiografi berjudul Ore Wa Mita, anime ini menggambarkan kengerian Perang Dunia II dan dampaknya yang menghancurkan melalui sudut pandang seorang anak.

Dengan akurasi historis yang memilukan, anime ini mengikuti Gen dan keluarganya yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah masyarakat yang porak-poranda. Di mana makanan dijatah dan tentara berkeliaran di jalanan. Firasat buruk ayah Gen tentang sesuatu yang akan terjadi di Hiroshima menjadi awal dari tragedi yang tak terbayangkan. Kekejaman yang terjadi selama dan setelah pengeboman digambarkan dengan begitu nyata dan memilukan. Meskipun Grave of the Fireflies adalah mahakarya yang tak terbantahkan, Barefoot Gen memiliki dampak yang luar biasa dalam menggambarkan perjuangan para korban selamat (dan mereka yang tidak) dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh film atau anime lainnya.

2. Tokyo Magnitude 8.0 (2009)

cuplikan Tokyo Magnitude 8.0 (dok. Bones, Kinema Citrus/Tokyo Magnitude 8.0)

Tokyo Magnitude 8.0 membawa kita ke jantung tragedi di mana dua saudara yang sedang mengunjungi pameran robotika di Tokyo terjebak di tengah kehancuran akibat gempa bumi dahsyat. Mereka berjuang untuk kembali ke keluarga mereka dan dalam perjalanan mereka bertemu Mari seorang kurir sepeda motor yang bersedia membantu mereka.

Dengan narasi yang menyentuh dan penggambaran yang kuat tentang nilai-nilai kemanusiaan. Anime ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak menutup mata terhadap tragedi dan penderitaan orang lain. Meskipun memiliki beberapa kesamaan dengan mahakarya Takahata, Grave of the Fireflies, film Tokyo Magnitude 8.0 menyajikan narasi yang lebih optimis dan penuh harapan.

3. Now and Then, Here and There (1999)

cuplikan Now and Then, Here and There (dok. AIC/Now and Then, Here and There)

Now and Then, Here and There menggambarkan dunia yang porak-poranda akibat keegoisan manusia. Dua anak yang berusaha melarikan diri dari penganiayaan dan bayang-bayang perang yang tak pernah pudar dari masyarakat manusia. Anime isekai ini mengisahkan perjalanan Shu yang terlempar ke masa depan Bumi yang hancur akibat perang nuklir.

Shu berusaha melindungi Lala-Ru yang misterius dari para pengejarnya, namun ia justru terjebak dalam konflik antar faksi yang tak berujung. Anime ini menyampaikan pesan moral yang kuat: perang hanya membawa kematian dan kebencian. Meskipun premisnya berbeda dari Grave of the Fireflies, keduanya memiliki kesamaan yang mendalam. Keduanya menggambarkan kengerian perang dengan nada melankolis serta perjuangan batin Shu yang perlahan hancur saat ia mencari makna di dunia yang telah kehilangan harapan.

4. Higurashi: When They Cry (2006)

Rika Furude karakter Higurashi: When They Cry (dok. Studio Deen/Higurashi: When They Cry)

Serangkaian kasus orang hilang yang misterius menjadi pemicu dalam anime yang sarat tragedi ini. Keiichi Maebara seorang pemuda yang baik hati berusaha mengungkap rahasia kelam di balik perayaan tahunan di desa barunya. Hidupnya berubah drastis sejak ia dan keluarganya pindah ke desa terpencil di pegunungan. Meskipun memiliki teman-teman baru dan terlibat dalam kegiatan sekolah, Keiichi menyadari ada sesuatu yang mengerikan terjadi setiap tahun di desa tersebut.

Selama festival Wataganashi, satu orang meninggal dunia dan satu orang lainnya menghilang tanpa jejak. Keiichi merasa harus bertindak, namun semua kejadian di sekitarnya terasa begitu normal sehingga menimbulkan kejanggalan yang mencekam. Teman-temannya jelas menyembunyikan sesuatu dan Keiichi bertekad untuk menguak misteri yang melibatkan dewa setempat dan tragedi tahunan yang dianggap biasa oleh penduduk desa.

Anime ini menggali bagaimana manusia menghadapi kematian dan ketidakadilan dunia. Meskipun memiliki nuansa yang lebih gelap dan berbeda genre dari Grave of the Fireflies, keduanya memiliki kemiripan dalam penggunaan simbolisme dan kekuatan narasi untuk menggambarkan sisi kelam manusia. Kita menyaksikan semangat Keiichi yang perlahan terkikis saat ia berhadapan dengan kenyataan yang kejam dan tidak manusiawi.

5. Clannad (2007)

Tomoya Okazaki karakter Clannad (dok. Kyoto Animation/Clannad)

Diproduksi oleh Kyoto Animation dan diadaptasi dari novel ringan serta game visual novel, Clannad menyajikan kisah tentang kesedihan dan kerapuhan manusia dengan cara yang unik dan menyentuh. Pertemuan takdir antara Tomoya dan Nagisa mengubah hidup mereka selamanya. Tomoya yang terjebak dalam kegelapan akhirnya menemukan cahaya, sementara Nagisa mendapatkan dukungan yang ia butuhkan untuk menjadi dirinya sendiri.

Meskipun memiliki suasana yang lebih ringan dan berfokus pada romansa, Clannad memiliki beberapa kesamaan menarik dengan Grave of the Fireflies. Keduanya menggambarkan bagaimana individu yang berbeda menghadapi rasa sakit dan kehilangan. Ayah Tomoya tenggelam dalam keputusasaan, sementara Tomoya sendiri berjuang untuk melanjutkan hidup dan menemukan kekuatan dalam hal-hal kecil. Nagisa, di sisi lain harus berjuang melawan penyakit yang membuatnya rapuh dan kehilangan kepercayaan diri. Setiap karakter memiliki kisah pahit manisnya sendiri yang dijalin dengan indah melalui animasi dan soundtrack yang menggugah emosi.

Anime-anime di atas seperti halnya Grave of the Fireflies tidak hanya menyuguhkan cerita yang menyentuh tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan sisi gelap dan kompleks dari kehidupan. Melalui animasi yang indah dan narasi yang kuat, anime-anime ini mampu membangkitkan emosi dan meninggalkan kesan mendalam bagi penontonnya.

Jika kamu mencari anime yang mampu menggugah perasaan dan merangsang pemikiran, jangan lewatkan 5 rekomendasi di atas. Setiap anime menawarkan pengalaman menonton yang unik dan berharga. Mengingatkan kita akan kerapuhan hidup, pentingnya menghargai setiap momen, dan kekuatan cinta serta persahabatan dalam menghadapi kesulitan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team