Tidak sedikit orang yang menyebut dirinya perfeksionis, atau setidaknya memiliki sifat yang ingin segala hal berjalan sempurna. Perfeksionis kerap diidentikkan dengan standar tinggi, ketelitian, dan dedikasi yang luar biasa. Namun, di balik kelebihan tersebut, sifat ini juga memiliki sisi yang dapat menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik.
Menjadi perfeksionis bukan hanya soal hasil akhir, tetapi juga tentang cara berpikir dan merespons situasi. Ada kalanya sifat ini membantu mencapai prestasi gemilang, namun di sisi lain juga dapat memicu stres berlebih. Untuk memahami sifat ini lebih dalam, berikut empat pro dan kontra menjadi seorang perfeksionis yang perlu diketahui.