Kisah Nenek 84 Tahun di Muna yang Masih Semangat Mencoblos

#GenZMemilih Usia bukan halangan untuk menyalurkan hak pilih

Rabu, 14 Februari 2024, menjadi hari spesial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab itu merupakan hari pemungutan suara serentak Pemilu 2024.

Di Kota Raha, Kabubaten Muna, Sulawesi Tenggara, suasana Pemilu kemarin hampir mengalahkan suasana lebaran. Banyak pemilih muda-mudi balik dari perantauan untuk memberikan hak suaranya di TPS kota asal mereka.

Namun, tidak hanya muda-mudi yang semangat memberikan hak pilihnya untuk Pemilu kali ini. Terlihat seorang nenek yang berusia 84 tahun juga masih semangat menuju ke TPS. Menarik perhatian dengan usianya yang sudah senja, ini kisah nenek Darmiah, nenek berusia 84 tahun yang masih semangat mencoblos.

Baca Juga: Pengalaman Pertama Nyoblos di TPS, Khawatir hingga Takut Salah

1. Usia tidak menjadi halangan nenek Darmiah untuk mencoblos

Kisah Nenek 84 Tahun di Muna yang Masih Semangat Mencoblospotret nenek Darmiah pada Pemilu 2024 di Kota Muna, Sulawesi Tenggara (dok. pribadi/Shasya Khairana)

Hajjah Darmiah lahir pada tanggal 18 Februari 1939, di Kota Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Telah melalui lika-liku kehidupan selama 84 tahun, dia juga telah melewati beberapa kali Pemilu di dalam hidupnya. 

Bercerita tentang antusiasmenya di pagi hari sebelum ke TPS, ia mengaku tidak bisa tidur semalaman karena masalah kesehatan. Namun, hal ini tidak menjadi halangan baginya untuk mencoblos langsung ke TPS. Ia berangkat di jam 09.10 WITA ditemani anak dan cucunya. 

Setibanya di TPS, nenek mengaku bahwa sedikit oleng dan hendak mencari tempat duduk untuk beristirahat. Bakal menginjak usia 85 tahun di bulan Februari ini, ia termasuk lansia yang masih kuat untuk beraktivitas, bahkan untuk pergi mencoblos sekalipun.

2. Selalu antusias menggunakan hak pemilih di setiap Pemilu

Kisah Nenek 84 Tahun di Muna yang Masih Semangat Mencoblospotret nenek Darmiah pada Pemilu 2024 di Kota Muna, Sulawesi Tenggara (dok. pribadi/Shasya Khairana)

Bukan hanya kali ini nenek Darmiah semangat dalam memberikan hak suaranya untuk Pemilu. Di tahun-tahun sebelumnya, dia juga memiliki antusias yang sama. Tidak hanya dirinya, ia juga menghimbau anak-anak dan cucu-cucunya sekeluarga untuk ikut menyumbangkan suara untuk memilih Capres dan Cawapres beserta caleg di daerah.

"Selama ini saya tidak pernah golput, rugi kalau tidak menggunakan suara, karena suara yang kita miliki sangat berharga untuk kedepannya," kata nenek Darmiah.

Darmiah menjelaskan bahwa Pemilu yang ia jalani selama ini terbilang aman dan lancar. Pembahasan bersama nenek Darmiah semakin menarik ketika dia menjelaskan bahwa dirinya juga memantau perkembangan menuju Pemilu 2024 melalui berita dan sosial media. Menonton berita menjadi kegiatan wajib yang ia lakukan setiap hari, baik melalui televisi atau memantau lewat ponsel yang ia miliki. Berita tentang Pemilu juga tak luput dari pantauannya.

Berbicara soal Capres dan Cawapres seperti apa yang diinginkannya, ia tidak memilih sembarangan, apalagi berdasarkan hasutan orang lain. Ia lebih memilih untuk mencari tahu sendiri tentang karakter Capres dan Cawapres beserta program-programnya.

"Saya mengikuti setiap debat Capres dan Cawapres, saya membandingkan kriteria dan bobot setiap calon. Lihat program apa saja yang ditawarkan, mana yang bagus saya rasa, itu yang saya pilih," ungkapnya lagi.

3. Pengalaman mencoblos nenek Darmiah di TPS setempat

Kisah Nenek 84 Tahun di Muna yang Masih Semangat Mencoblospotret TPS 27 pada Pemilu 2024 di Kota Muna, Sulawesi Tenggara (dok. pribadi/Shasya Khairana)

Bertempat di sekolah MTsN 1 Muna, di Jalan Tengiri Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu di Kota Raha, TPS 27 menjadi tempat di mana nenek Darmiah menggunakan hak pilihnya. Berdasarkan keterangannya, TPS ini sangat dekat dengan rumah beliau. 

Saat pencoblosan, nenek Darmiah hanya membawa KTP sebagai syarat untuk mencoblos. Namun, hal ini tidak menjadi masalah besar, karena namanya telah terdaftar sebagai pemilih tetap di TPS tersebut, dan mempunyai KTP merupakan syarat utama dalam melakukan pencoblosan.

"Saya hanya membawa KTP, tidak membawa surat panggilan," kata nenek Darmiah saat itu.

Tanpa menunggu lama setelah menyetor KTP, nenek sudah bisa melakukan pencoblosan. Di usianya yang sudah rentah, tentu ada kendala yang dialami nenek dibanding dengan anak muda yang masih kuat dan sehat. Ia mengeluh tentang surat suara yang cukup besar dan lebar untuk dibuka. Dia pun cukup kesusahan untuk melakukan pencoblosan sendiri sehingga dibantu oleh petugas Pemilu di TPS tersebut.

"Surat suaranya cukup besar, takutnya nanti robek. Untung ada petugas yang bantu," ungkapnya.

Semangat nenek Darmiah ikut mencoblos di 14 Februari 2024 jadi inspirasi bagi saya sebagai anak muda. Semoga ceritanya bisa menginspirasi anak muda lainnya, bahwa betapa pentingnya menggunakan hak pilih sebagai warga negara yang baik walau di usia renta.

Baca Juga: 95 ODGJ Ikut Nyoblos di RSJ Ratumbuysang Sulawesi Utara

Shasya Khairana Photo Community Writer Shasya Khairana

S

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya