Playlist selama #DiRumahAja: 15 Lagu Indonesia Hits Pelecut Semangat

Seiring dengan imbauan pemerintah kepada masyarakat agar tetap #dirumahaja untuk menghentikan penyebaran wabah COVID-19, musik jadi sarana populer orang untuk melepas kebosanan. Entah sekadar mendengar atau bahkan memainkan alat-alat musik.

Untuk kamu yang gak bisa lepas dari musik, berikut ini IDN Times menyusun daftar putar pendek sebagai pengiring kupingmu. Ada 15 lagu dari berbagai genre musik serta lintas generasi. Semua memiliki satu benang merah, serta berkaitan erat dengan situasi terkini.

"Lebih baik di sini, rumah kita sendiri Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa Semuanya ada di sini"

Kamu pasti udah hapal dengan lagu ini. Salah satu materi dalam album ketiga band rock legendari God Bless yakni Semut Hitam (1988) memiliki lirik yang sederhana. Dengan suara khasnya, om Achmad "Iyek" Albar memintamu untuk tetap di rumah meski keadaan serba sederhana. Apa lagi tempat paling hangat selain rumah, kan?

"Bangunlah sebuah rumah yang yahud Di mana kita kan dapat bersama Tak ada yang dapat menyusup masuk ke dalam"

Lagu yang berasal dari album debut Naif (rilis tahun 1998) mengajakmu berdansa sembali mengingat bahwa rumah adalah tempat untuk saling berbagi suka dan duka, canda dan tawa, saling berbagi lalu menguatkan satu sama lain.

"Dan lalu, rasa itu tak mungkin lagi kini Tersimpan di hati Bawa aku pulang, rindu Bersamamu"

Salah satu nomor andalan grup folk asal Yogyakarta ini seolah menggambarkan suasana hati orang-orang yang tak bisa pulang kampung di masa wabah. Ada rindu yang tertahan, ada rindu yang dibawa tidur. Nah, suara Hotma "Meng" Roni Simamora mungkin bisa membuatmu kuat menahan rindu dengan rumah. Kata pemerintah, jangan pulang dulu!

"Terpurukku di sini, dipeluk bimbang sikapmu Membeku dan sara, tak terkira"

Lewat "Terpurukku Di Sini" (album Ungu , 1994), band pop legendaris asal Yogya ini mengakui bahwa keadaan yang tak pasti membuat kita kadang jatuh terpuruk. Namun, itu manusiawi. Butuh kekuatan dan dukungan untuk tetap bangkit menyongsong hari.

"Berjalanlah walau habis terang Ambil cahaya cinta, kuterangi jalanmu Di antara beribu lainnya, k au tetap b enderang"

Jadi salah lagu penanda metamorfosis Peterpan (Pemuda Terminal Antapani) menjadi NOAH ini memintamu tetap kuat meski dalam situasi tak menentu. Dengan perhatian sebagai nyala api, kamu bakal tetap merasa hangat dan gak merasa sendirian.

"Bila kau rindukan aku, Putri Coba kau pandangi langit malam ini Bila itu tak cukup mengganti Cobalah kau hirup udara pagi"

Masuk dalam album kedua Jikustik yakni Perjalanan Panjang (2004), "Pandangi Langit Malam Ini" mengisahkan kekasih yang terpisah oleh jarak. Nah, ada berapa banyak pasangan harus menahan rindu untuk bertemu sekarang? Pongki Barata mengajakmu untuk bersabar, menguatkan diri dan percaya bahwa semua bisa dilalui.

"Kau bisa merebut senyumku Tapi sungguh tak akan lama Kau bisa merobek hatiku Tapi aku tahu obatnya Manusia-manusia kuat itu kita Jiwa-jiwa yang kuat itu kita"

Berasal dari album ketiga Tulus yakni Monokrom (2016), pria kelahiran Bukittinggi 32 tahun silam ini mengajakmu tetap kuat meski didera cobaan. Saling bergandengan tangan, dan percaya bahwa kita semua bisa melewati masa-masa genting.

"I'm just waiting for a moment to tell you I'm waiting, and I'll make you all mine Well, i'm waiting, waiting, waiting"

Duo suami-isti uwuw ini seolah menjelaskan bahwa menunggu adalah proses alami yang selalu dilalui manusia setiap hari. Ya, menunggu memang menyebalkan. Tapi bersabar aja, dan semua penantian bakal selesai. Semuanya tertuang dalam lagu "Waiting" ( Look What We've Found , 2010).

"Hei, di manakah engkau gerangan? Tiada kabar berita Kucari engkau, ku gelisah"

Mari sedikit menghentak dengan salah satu lagu milik kuartet power pop asal Jakarta ini. Masa social distancing dan PSBB membuat kita selalu khawatir dengan teman atau keluarga yang sedang keluar rumah untuk sebuah keperluan. Wajar kok, yang penting saling mengabari.

"Satukan dan genggam harapan Nyanyikan nada perdamaian Tanah ini masih terbentang Menanti tangan kita"

Bagi kamu yang kupingnya akrab dengan musik heavy metal lokal, kamu pasti tahu dengan Edane. Menjadi lagu andalan di album 9929 (1999), lengkingan gitar Eet Sjahranie ditambah suara tinggi Heri "Ucok" Barata bakal menambah rasa optimismu.

"Kamu harus cepat pulang jangan terlambat sampai di rumah Kamu harus cepat pulang walau sedang nikmati malam ini"

Yep, kita masih berbicara tentang social distancing . Lagu "Kamu Harus Pulang" ( Generasi Biru , 1994) seolah menggambarkan dengan tepat ajakan untuk jangan berlama-lama di luar. Jangan sampai orang tua marah!

"Tenangkan hati Semua ini bukan salahmu Jangan berhenti Yang kau takutkan takkan terjadi"

Berasal dari album Mantra Mantra (2018) yang banjir pujian, Kunto Aji mengajakmu berhenti menakuti ketidak pastian. Tenangkan diri, kurangi gelisah berlebihan. Semua bakal baik-baik saja. Bener kan, mz Kun?

"Though we'll be fine today Have a drink for the ol' time Perfect time to say 'You are my happiness' And you always going to be the one for "

Di single terbaru milik solois yang sedang naik daun, Ardhito Pramono juga mengisyaratkan bahwa kita semua akan baik-baik saja. Selama mengikuti segala imbauan dan waspada, gak perlu khawatir berlebihan.

"Hadapi dengan senyuman Semua yang terjadi biar terjadi Hadapi dengan tenang jiwa Semua 'kan baik-baik saja"

Pada lagu ketujuh dalam album Bintang Lima (2000) ini, Ahmad Dhani - Once Mekel menyanyikan bait demi bait pentingnya tetap merasa tenang. Gak ada alasan untuk menghilangkan senyum, kan?

"Kini semua bukan milikku Musim itu telah berlalu Matahari segera berganti Badai pasti berlalu"

Dengan suara merdunya, mendiang Chrisye pada tahun 1999 (album Badai Versi Berlalu versi remake ) mengajak kita yakin bahwa segala kesulitan pasti segera berlalu. Musik gubahan Erwin Gutawa menambah kesan megah, sekaligus memperkuat pesan kepada semua penduduk Indonesia dan dunia saat ini: badai pasti berlalu.

Playlist selama #DiRumahAja: 15 Lagu Indonesia Hits Pelecut Semangat

1. "Rumah Kita" - God Bless

2. "Rumah yang Yahud" - Naif

Editorial Team

Tonton lebih seru di