ilustrasi memegang timer (unsplash.com/Veri Ivanova)
Saat seseorang memimpikan perubahan, gairah untuk melakukan banyak hal dalam waktu singkat akan muncul demi tercapainya perubahan yang diinginkan. Namun, hal ini justru akan melelahkan. Kamu menginginkan menulis buku dan membuat rencana untuk bisa menyelesaikan satu naskah dalam satu bulan. Kamu akan kewalahan karena berusaha membuat perubahan besar hanya dalam satu bulan sedangkan kamu tidak pernah menulis sebelumnya.
Untuk membangun kebiasaan baru, kamu perlu memulai dengan menerapkan perubahan yang dibuat semudah mungkin. Membuat kebiasaan pintu masuk yang hanya memerlukan waktu dua menit akan terasa mudah. Jika sasaranmu adalah membaca satu buku, maka kebiasaan pintu masuknya adalah membaca satu halaman.
Menguasai kebiasaan memulai sesuatu akan membawamu pada proses fokus lebih dalam dan menghubungkanmu pada rutinitas lebih besar yang pada akhirnya akan mencapai sasaran. Membaca satu halaman hanya membutuhkan waktu dua menit. Dengan melakukan ritual awal semacam ini, lebih besar kemungkinan kamu akan memutuskan untuk meneruskan membaca lebih banyak halaman.
Jika kamu memulai kebiasaan dengan perasaan terpaksa, maka coba berhenti setelah dua menit. Jangan lakukan lebih dari itu. Ulangi kebiasaan ini setiap harinya. Kamu akan mulai terbiasa untuk membaca, dan secara alami memutuskan untuk menambah waktu membaca dari dua menit menjadi lima menit, kemudian 10 menit, 30 menit, hingga akhirnya kamu menjadi terbiasa membaca 1-2 jam setiap harinya dan berhasil menyelesaikan satu buku tersebut.
Membangun kebiasaan tidak harus dimulai dengan melakukan hal-hal besar. Kebiasaan remeh-temeh, namun diterapkan secara konsisten, akan memiliki peluang lebih besar untuk membentuk perubahan. Tentu hasilnya tidak akan langsung terlihat, namun dampaknya sangat bermanfaat untuk kehidupan.