ilustrasi teman toxic (pexels.com/Budgeron Bach)
Dalam hubungan yang sehat, keseimbangan biasanya berjalan secara alami. Ada kalanya satu pihak harus lebih banyak berkorban, dan itu normal selama ada rasa syukur serta pengertian. Namun, orang toksik sering kali sibuk menghitung siapa yang melakukan lebih banyak, lalu menjadikan itu sebagai alasan untuk menuntut balasan.
Pola menghitung utang-piutang ini membuat hubungan kehilangan rasa tulus. Bukannya membangun kebersamaan, hubungan berubah menjadi ajang transaksi. Lambat laun, sulit untuk merasakan kasih sayang yang benar-benar tanpa syarat jika setiap tindakan selalu dianggap sebagai sesuatu yang harus dibayar kembali.
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda toksik secara konsisten, itu pertanda besar bahwa ada masalah yang tidak boleh diabaikan. Nah, beranikah kamu mengambil langkah untuk menjaga diri dari orang toksik, bahkan jika itu berarti harus melepaskan hubungan yang sudah lama dipertahankan?
Sumber:
https://www.yourtango.com/love/behaviors-toxic-people-display-reveal-true-colors
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0065260108603731
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9527357/