Food Waste, 5 Kebiasaan yang Bikin Sampah Makanan Menumpuk di Rumah

Jangan-jangan ada makanan yang menumpuk setahun di kulkas!

Sering denger isu food waste alias sampah makanan? Ini tentang semua jenis makanan yang melalui rantai pasokan hingga jadi produk akhir, berkualitas baik, layak konsumsi atau sudah kadaluwarsa, tapi nggak digunakan dan malah dibuang.

Indonesia masuk negara dengan jumlah food waste yang tinggi barengan Amerika Serikat dan Arab Saudi, lho. Bappenas melaporkan tiap orang Indonesia ternyata sudah ‘membuang makanan’ sebanyak 115 – 184 kg per tahun. Bayangkan betapa banyak jumlahnya kalau semua ditotalin dari tahun 2000 hingga 2019.

Dengan food waste yang tinggi ini tentu negara rugi secara ekonomi dan sosial. Jika dikonversi dalam Rupiah, nilai total makanan terbuang sebanyak itu seharusnya bisa memberi makan 65 hingga 125 juta penduduk Indonesia. Ironisnya, tingkat kelaparan Indonesia masuk rangking 3 se-Asia Tenggara menurut Global Hunger Index 2021.

Food waste juga jadi ancaman bagi lingkungan hidup. Sampah makanan yang menumpuk dan membusuk mampu menghasilkan gas metana. Gas ini bersama gas-gas rumah kaca lainnya seperti gas karbondioksida dan CFC bisa menyerap sinar infra merah dan memanaskan atmosfer bumi. Ujung-ujungnya menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Jika dibandingkan dengan sektor lain, ternyata sektor rumah tangga adalah penyumbang terbesar food waste di Indonesia. Hayoo, kira-kira rumah kamu ikutan nyumbang nggak ya? Jangan-jangan tanpa disadari, ada banyak makanan sisa berakhir di tong sampah. Yuk, kita intip 5 kebiasaan sepele yang bikin food waste di rumah menumpuk.

Baca Juga: 6 Tips Mencegah Terjadinya Food Waste, Bijak Mengolah Makanan

1. Belanja makanan secara impulsif

Food Waste, 5 Kebiasaan yang Bikin Sampah Makanan Menumpuk di RumahUnsplash/Viki Mohamad

“Wah, beli biskuit 1 gratis 2. Diskon 70% dessert box favorit. Beli ah, sayang besok pasti harganya mulai normal”.

Tanpa mikir panjang kamu langsung borong. Nggak inget kalau 2 hari yang lalu barusan beli banyak camilan.

Terlalu banyak stok makanan di rumah, terutama bahan yang mudah busuk, akan menurunkan kualitasnya selama penyimpanan bila lambat dikonsumsi. Hingga akhirnya membusuk, nggak layak makan dan berujung food waste.

Solusinya bikin rencana tertulis sebelum berbelanja ria. Bisa dimulai dari menyusun meal plan selama seminggu atau bahkan sebulan. Jangan lupa, periksa lagi ketersediaan bahan-bahan makanan di rumah. Catat jenis dan jumlah bahan yang ingin dibeli lalu jadikan acuan saat berbelanja. Dengan cara ini selain bisa mengurangi food waste tentu menghemat pengeluaran kamu.

2. Kurang cermat saat memilih bahan 

Food Waste, 5 Kebiasaan yang Bikin Sampah Makanan Menumpuk di RumahUnsplash/Markus Spiske

Harga murah biasanya jadi pertimbangan utama saat berbelanja. Tapi kualitas awal bahan juga jangan diremehin, ya. Bahan makanan kualitas buruk pasti akan lebih singkat umur simpannya.

Kalo memang niat mengolah cepat dalam jumlah terbatas sih nggak masalah. Namun jika kamu ingin menyimpan dalam waktu lama sebaiknya pilih bahan makanan kualitas baik di awal. Kabar baiknya, kualitas eksternal bahan makanan bisa jadi acuan perkiraan kualitas internalnya.

Pas pilih bahan makanan dalam kemasan, misalnya. Cari kemasan yang tidak robek atau ada celah kebocoran, tidak penyok, dan tidak menggembung. Ketika kamu mau beli brokoli pilih yang warnanya hijau tua, batang kaku dan rapat. Wortel bagus biasanya kulitnya berwarna oranye terang, bertekstur halus dan kencang, serta nggak retak-retak di bagian dasar. Kalau ketemu terong yang sudah keriput-keriput mending nggak usah dibeli. Untuk buah-buahan, hindari yang terlalu matang kecuali kamu yakin mau konsumsi cepat.

3. Menyimpan makanan sembarangan

Food Waste, 5 Kebiasaan yang Bikin Sampah Makanan Menumpuk di RumahUnsplash/Catrina Carrigan

Ini kebiasaan sepele sih, tapi lumayan berpengaruh bikin food waste numpuk. Pernah nggak pas lagi capek kamu asal menaruh bahan belanjaan atau makanan yang nggak habis dikonsumsi kedalam lemari penyimpanan atau kulkas? Tanpa peduli letak posisi masing-masing. Kita bisa mulai menempatkan makanan yang umurnya lebih lama di bagian depan dari makanan yang baru akan disimpan. Bahan makanan yang masuk lebih dulu mesti dimanfaatkan lebih cepat. First in first out.

Jangan sampai pas bersih-bersih baru ketemu di satu sudut kulkas sebuah kontainer plastik berisi klepon cake berjamur. Setelah sekian lama tertutup wadah tiramisu, tahu, ikan, sisa lauk pauk matang yang masuknya lebih belakangan. Selain itu sinar matahari pun bisa memengaruhi kualitas bahan makanan. Sebaiknya tempatkan minyak sayur, margarin, bumbu-bumbu bubuk, susu bubuk maupun cair, dan bahan-bahan yang berlemak lainnya kedalam wadah kedap cahaya atau jauh dari jangkauan matahari. Hal ini dapat mencegah ketengikan cepat atau penggumpalan (untuk bahan bubuk) sebelum optimal  penggunaannya.

4. Menganggap kalau semua makanan yang disimpan di kulkas auto awet

Food Waste, 5 Kebiasaan yang Bikin Sampah Makanan Menumpuk di RumahUnsplash/Ello

Suhu dingin kulkas bisa memperlambat aktivitas kehidupan mikroorganisme pembusuk. Tapi bukan mematikan mereka sama sekali. Jadi tetap saja makanan yang disimpan lambat laun bisa membusuk dan menjadi food waste.

Makanan akan lebih cepat busuk kalo kita asal menyimpannya. Masing-masing bagian dalam kulkas memiliki suhu berbeda. Tentu saja bahan satu dengan yang lain pun punya kebutuhan suhu penyimpanan berbeda. Rak kulkas bagian dalam lebih dingin dibandingkan rak pintu kulkas. Rak bagian atas lebih dingin dan kelembabannya lebih rendah dibanding rak paling bawah.

Simpan bahan yang tidak memerlukan suhu terlalu dingin di bagian pintu, seperti saus tomat botolan, mayonnaise, kecap. Sayuran bisa ditaruh di rak paling bawah supaya nggak cepat layu. Sementara keju dan olahan susu lainnya di rak dalam paling atas. Supaya bertahan lama, bahan hewani mentah seperti daging sapi, ayam, ikan paling tepat disimpan dalam freezer. Nggak semua sayur dan buah bisa tambah awet kalo disimpan di kulkas. Jangan sekali-kali menyimpan kentang, bawang putih, pisang, biji kopi, dan bawang bombay didalam lemari pendingin ini, ya.

Untuk sisa lauk pauk yang nggak habis dikonsumsi, tempatkan di wadah tertutup dan transparan. Ketika disimpan dalam wadah terbuka, tekstur makanan akan ‘mengering’ karena pengaruh kelembaban kulkas yang rendah serta mudah terkontaminasi aroma makanan lain. Dari segi keamanan mikrobiologis mungkin nggak masalah tapi kualitas sensoris bisa turun. Sementara wadah transparan memudahkan kita mengenali cepat isi makanan dan segera mengonsumsinya selagi belum busuk.

5. Tidak mau repot-repot menangani makanan sisa

Food Waste, 5 Kebiasaan yang Bikin Sampah Makanan Menumpuk di RumahUnsplash/Elaine Casap

Mungkin kamu sering memasak atau membeli makanan melebihi jumlah yang bisa dikonsumsi dalam sehari. Tapi sisa makanan selalu dibuang dengan alasan nggak mau repot dan khawatir kulkas penuh. Mari ubah kebiasaan ini, wahai Sultan.

Kamu bisa membagikan makanan itu ke tetangga sekitar atau mereka yang kurang mampu. Bila ingin tetap menyimpan makanan sisa dan nggak ingin mengonsumsinya dalam 2 – 3 hari kedepan, bekukan saja dalam wadah bersih tertutup lalu simpan di freezer. Jangan lupa diberi tanda nama dan tanggal mulai penyimpanan, ya. Biar nggak kelupaan.

Beberapa makanan sisa dapat diolah menjadi camilan baru yang ciamik. Contohnya suwiran ayam opor yang dikeringkan untuk isian lemper, daging saus bolognaise jadi isian risoles atau roti goreng, buah kematangan disulap jadi smoothies atau cake, mie rebus tawar sisa dibikin bola-bola mie atau sosis balut mie.

Nah, itulah 5 kebiasaan sepele yang tanpa disadari dapat menghasilkan food waste banyak dari rumah. Kita bisa mengubah sedikit demi sedikit kebiasaan ini. Mulai menghargai nilai makanan yang tersaji tiap hari. Memikirkan bagaimana suatu bahan makanan diproduksi dalam proses yang tidak sederhana, membutuhkan kerja keras dari banyak orang dan biaya yang nggak murah. Langkah-langkah kecil mengurangi food waste dari rumah kita siapa tahu dapat berkontribusi positif dalam penyelesaian masalah sosial, ekonomi, maupun lingkungan hidup. 

Baca Juga: [OPINI] Sampah Laut: Saat Buang Sampah Sembarangan Jadi Kebiasaan

Nandini Listya Photo Community Writer Nandini Listya

Tukang kue rumahan yg sedang belajar mengolah kata. Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat. Email : nandinilistya14@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya