4 Sikap Buruk yang Berpotensi Merusak Suasana Lebaran

Jangan sampai kamu ingin mendominasi situasi

Suasana lebaran seharusnya penuh dengan keakraban. Apalagi setelah lama tidak bertemu dengan keluarga maupun orang-orang terdekat. Bisa dikatakan, lebaran menjadi ajang menjalin silaturahmi yang sempat terputus. Sudah kewajiban bagi kita menjaga suasana lebaran agar tetap harmonis dan menyenangkan. Namun, suasana lebaran juga berkaitan dengan sikap yang terdapat dalam diri masing-masing individu.

Ternyata ada beberapa sikap buruk yang berpotensi merusak suasana lebaran. Ajang menjalin silaturahmi dan memperat solidaritas justru berakhir dengan konflik. Tidak jarang menimbulkan perpecahan dalam jangka waktu lama. Merasa memiliki empat sikap buruk di bawah ini, mari sadar untuk memperbaiki diri. Lebaran bukan ajang memancing konflik dan perselisihan.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Pertanyaan Sensitif di Hari Raya, Jangan Sewot!

1. Gaya bicara cenderung ceplas-ceplos

4 Sikap Buruk yang Berpotensi Merusak Suasana Lebaranilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Lebaran seharusnya menjadi momentum penuh keakraban. Antar individu bisa mempererat tali persaudaraan. Tapi yang menjadi masalah, beberapa sikap membuat suasana lebaran cenderung tidak harmonis. Bahkan ada saja yang merasa tersakiti dan terkucilkan. Sudah tentu kita harus meminimalisir sikap buruk tersebut agar tidak merusak suasana yang seharusnya berkesan.

Salah satu diantara sikap yang berpotensi merusak lebaran adalah gaya bicara cenderung ceplas-ceplos. Bahkan mengomentari kondisi orang lain tanpa memikirkan dampaknya. Ucapan yang terlihat singkat dan sederhana ternyata bisa menyakiti hati dalam jangka panjang. Suasana lebaran yang seharusnya penuh keakraban justru berubah menjadi perpecahan.

2. Tidak toleran terhadap opini orang lain

4 Sikap Buruk yang Berpotensi Merusak Suasana Lebaranilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/Edmond Dantes)

Lebaran memang menjadi momentum penuh makna. Seharusnya kita bisa mempertahankan suasana yang harmonis dan penuh rasa hormat. Tapi beberapa sikap buruk yang mendominasi diri ternyata mengganggu suasana lebaran. Bahkan berpotensi menimbulkan perselisihan antar individu.

Sudah seharusnya kita menyadari sifat buruk yang bisa muncul dalam diri. Diantaranya tidak toleran terhadap opini orang lain. Seseorang hanya fokus pada nilai dan prioritas pribadi. Ketika bertemu individu yang memiliki mindset berbeda, cenderung dikucilkan dan dianggap tidak sejalan. Bahkan menunjukkan sikap tidak suka tersebut secara terang-terangan.

3. Sikap ingin mendominasi situasi

4 Sikap Buruk yang Berpotensi Merusak Suasana Lebaranilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Salah satu tradisi lebaran yang tidak boleh dilupakan adalah berkumpul bersama keluarga besar. Atau menyempatkan waktu mengunjungi orang-orang terdekat. Bisa dibilang, momentum ini untuk menjalin kembali silaturahmi yang sempat renggang. Tapi masalahnya, beberapa sikap buruk yang ada di dalam diri justru merusak momentum lebaran sehingga penuh permusuhan.

Terkadang kita memiliki sikap ingin mendominasi situasi. Contohnya menonjolkan diri agar menjadi pusat perhatian dan dikagumi banyak orang. Bahkan, tanpa sadar menjatuhkan orang secara terang-terangan hanya untuk menunjukkan dirinya terlihat baik. Sikap seperti ini yang membuat suasana lebaran jauh dari kata damai. Akibatnya, memicu persaingan yang berujung perselisihan antar kelompok.

4. Bergosip dan mengucilkan salah satu pihak

4 Sikap Buruk yang Berpotensi Merusak Suasana Lebaranilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/RODNAE Productions)

Bergosip memang menjadi kebiasaan yang kerap dijumpai di lingkungan sekitar. Bisa dikatakan, ini upaya mencari-cari keburukan orang lain. Bahkan cenderung mengurusi permasalahan yang bukan ranahnya. Tanpa sadar, momen lebaran didominasi oleh kebiasaan bergosip dan mengucilkan seseorang yang dianggap tidak selevel.

Sadar memiliki kebiasaan satu ini, tentu harus bersedia berbenah. Bergosip dan mengucilkan salah satu pihak termasuk sikap buruk yang berpotensi merusak suasana lebaran. Bahkan menimbulkan jurang perbedaan antara mereka yang memiliki status sosial berbeda.

Lebaran seharusnya menjadi momentum menyenangkan. Tapi ini tidak akan terjadi saat memiliki sikap buruk yang mendominasi diri. Contohnya seperti gaya bicara yang cenderung ceplas-ceplos dan menyakiti banyak pihak. Atau membawa kebiasaan bergosip dalam perkumpulan keluarga dan orang-orang terdekat. Rangkaian sikap buruk tersebut membuat momentum lebaran terasa tidak bermakna.

Baca Juga: [QUIZ] Berdasarkan Menu Lebaran Favoritmu, Ini Member NCT Dream Ini akan Menemanimu Mudik

Mutia Zahra Photo Community Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya