5 Fakta Declinism, Ketika Masa Lalu Terasa Lebih Indah

Mengapa kita selalu merasa masa lalu lebih baik?

Pernahkah kamu merasa bahwa dunia semakin hari semakin buruk? Bahwa masa lalu jauh lebih baik daripada masa kini? Jika ya, kamu mungkin sedang mengalami declinism. Declinism adalah keyakinan bahwa suatu masyarakat atau institusi sedang mengalami kemunduran.

Declinism bukanlah konsep baru. Keyakinan ini telah ada selama berabad-abad dan telah menjadi tema dalam banyak karya sastra. Declinism dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bias kognitif, ketidakpastian dan perubahan, dan perbandingan sosial.

Berikut adalah lima fakta menarik tentang declinism yang mungkin belum kamu ketahui. Yuk, simak!

Baca Juga: 8 Cara Berhenti Mengingat Kenangan Negatif di Masa Lalu, Move On!

1. Declinism memiliki sejarah panjang

5 Fakta Declinism, Ketika Masa Lalu Terasa Lebih Indahilustrasi remaja (pexels.com/Andy Barbour)

Declinism, atau kepercayaan bahwa suatu masyarakat mengalami kemunduran, memiliki akar sejarah yang panjang. Edward Gibbon, dalam karyanya yang monumental, The History of the Decline and Fall of the Roman Empire, mengeksplorasi runtuhnya Kekaisaran Romawi, yang ia atributkan pada penurunan moral dan kebajikan sipil. Gibbon berpendapat bahwa warga Romawi menjadi terlalu bergantung pada tentara bayaran asing untuk pertahanan mereka, sebuah tanda dari kemerosotan internal yang lebih besar.

Karya Gibbon, yang diterbitkan antara 1776 dan 1788, telah mempengaruhi pemikiran tentang declinism selama berabad-abad. Dia menggambarkan bagaimana kemewahan dan kepuasan diri dapat mengikis fondasi sosial dan politik suatu peradaban, sebuah tema yang tetap relevan hingga hari ini.

2. Declinism disebabkan oleh berbagai faktor

5 Fakta Declinism, Ketika Masa Lalu Terasa Lebih Indahilustrasi remaja (pexels.com/Yan Krukau)

Bias kognitif sering kali berperan dalam persepsi declinism. Retrospeksi, misalnya, adalah kecenderungan untuk melihat masa lalu secara lebih positif daripada masa kini atau masa depan. Ini dapat menyebabkan pandangan yang terdistorsi tentang sejarah dan mengarah pada keyakinan bahwa segala sesuatu ‘dulu lebih baik’.

Bias konfirmasi juga memperkuat declinism, dengan orang-orang mencari informasi yang mendukung pandangan mereka tentang kemunduran dan mengabaikan bukti yang bertentangan. Ini menciptakan lingkaran setan di mana keyakinan negatif tentang masa kini diperkuat oleh seleksi informasi yang bias.

3. Declinism memiliki dampak negatif

5 Fakta Declinism, Ketika Masa Lalu Terasa Lebih Indahilustrasi remaja (pexels.com/Ivan Samkov)

Declinism dapat memiliki konsekuensi serius bagi masyarakat. Ketika orang percaya bahwa masyarakat mereka sedang menurun, ini dapat menyebabkan pesimisme yang meluas dan kehilangan kepercayaan pada masa depan. Ini, pada gilirannya, dapat mengurangi motivasi untuk berinvestasi dalam pembangunan jangka panjang atau untuk berusaha memperbaiki kondisi saat ini.

Selain itu, declinism dapat menyebabkan apatis dan keputusasaan, dengan orang-orang merasa tidak berdaya untuk mengubah arah masyarakat mereka. Ini dapat menghambat inovasi dan kemajuan, karena kurangnya keyakinan dalam potensi untuk perubahan positif.

4. Declinism telah menjadi tema dalam sastra

5 Fakta Declinism, Ketika Masa Lalu Terasa Lebih Indahilustrasi membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Oswald Spengler, dalam bukunya The Decline of the West, menawarkan pandangan yang suram tentang masa depan peradaban Barat. Diterbitkan setelah Perang Dunia I, buku ini mencerminkan kecemasan zaman itu dan menyarankan bahwa semua peradaban mengalami siklus naik dan turun yang tak terelakkan.

Spengler berpendapat bahwa peradaban, seperti Mesir, Klasik, Cina, dan Mesoamerika, mengalami fase pertumbuhan dan kemunduran selama periode sekitar seribu tahun. Pandangannya bahwa Barat sedang dalam fase penurunan telah memicu diskusi dan debat yang berkelanjutan tentang keberlanjutan dan masa depan masyarakat modern.

5. Declinism terhubung dengan bias kognitif

5 Fakta Declinism, Ketika Masa Lalu Terasa Lebih Indahilustrasi tertawa (pexels.com/RDNE Stock project)

Declinism sering kali merupakan respons emosional terhadap tantangan masa kini. Ini menawarkan kenyamanan psikologis dengan menyediakan penjelasan sederhana untuk masalah kompleks, meskipun penjelasan tersebut mungkin tidak sepenuhnya akurat atau adil.

Salah satu aspek dari declinism adalah kenangan yang menonjol, di mana orang cenderung mengingat masa muda mereka dengan lebih hangat. Ini dapat menyebabkan persepsi bahwa ‘zaman dulu’ lebih baik, meskipun kenyataannya mungkin lebih kompleks. Kenangan ini sering kali paling kuat untuk peristiwa yang terjadi antara usia 10 hingga 30 tahun, yang dapat mempengaruhi pandangan seseorang tentang masa lalu dan masa depan.

Declinism adalah fenomena kompleks yang dapat memiliki dampak negatif pada individu, masyarakat, dan bangsa. Namun, dengan memahami declinism dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadapnya, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 5 Game Warnet yang Masih Eksis Sampai Sekarang, Bikin Nostalgia!

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya