5 Alasan Mengapa Kita Cenderung Kembali ke Kebiasaan Lama

Ada yang terjadi pada sistem bawah sadar kita

Pernahkah kamu merasa sudah berusaha keras untuk mengubah kebiasaan lama, tapi malah kembali tergoda untuk melakukannya? Hal ini wajar terjadi, lho. Otak kita memiliki kecenderungan untuk kembali ke pola lama yang terasa aman dan nyaman.

Nah, kali ini kita akan membahas lima alasan mengapa kita cenderung kembali ke kebiasaan lama, berdasarkan penelitian dan saran dari para ahli. Memahami alasan-alasan ini dapat membantu kita lebih berhati-hati dan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk melawan godaan kembali ke kebiasaan lama. Yuk, simak!

Baca Juga: 7 Kebiasaan Sebelum Siang Hari yang Meningkatkan Produktivitas

1. Otak “lizard” dan “mammal” kita

5 Alasan Mengapa Kita Cenderung Kembali ke Kebiasaan Lamailustrasi berpikir (pexels.com/Julia M Cameron)

Menurut Triune Brain model, developed by Paul MacLean (1990), otak kita memiliki bagian yang disebut dengan “lizard brain” dan “mammal brain”. Bagian ini bertanggung jawab atas fungsi vital dan keamanan, serta cenderung mengarahkan kita kembali ke kebiasaan lama di mana kita merasa aman. Otak reptil mengontrol fungsi vital seperti pernapasan, pencernaan, dan detak jantung, sedangkan otak mamalia lebih peduli tentang keselamatan, terus mengawasi bahaya dan membimbing kita kembali ke kebiasaan lama, tempat hidup terasa aman.

Ketika terancam, otak mamalia menciptakan emosi yang tidak kita sukai, seperti kecemasan, ketakutan, atau kemarahan, untuk mengarahkan kita menjauh dari bahaya atau membawa kita kembali ke rutinitas lama. Otak mamalia belajar melalui pengulangan, menciptakan jaringan otak yang kuat untuk tindakan yang sering kita ulangi, yang pada akhirnya mengotomatiskan perilaku kita dengan menciptakan kebiasaan.

2. Kebiasaan lama merupakan automatic line

5 Alasan Mengapa Kita Cenderung Kembali ke Kebiasaan Lamailustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kebiasaan yang telah kita ulangi berkali-kali menjadi otomatis dan bagian dari sistem bawah sadar kita. Ini menciptakan jaringan neural yang kuat yang memudahkan kita untuk kembali ke kebiasaan tersebut. Kebiasaan baik menghasilkan dan merupakan cerminan dari perubahan dalam otak.

Dengan setiap pengulangan, pola perilaku menjadi lebih otomatis dan menjadi bagian dari sistem bawah sadar kita. Ini adalah proses yang sangat kuat dan sering kali tidak kita sadari, membuat kita kembali ke kebiasaan lama tanpa banyak pemikiran.

3. Stres dan kelelahan

5 Alasan Mengapa Kita Cenderung Kembali ke Kebiasaan Lamailustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketika kita merasa stres atau lelah, kita cenderung kembali ke kebiasaan lama karena ini adalah cara otak kita untuk menghemat energi dan mencari kenyamanan. Stres dan kelelahan mengurangi kemampuan kita untuk menggunakan prefrontal cortex, yang bertanggung jawab atas pemikiran rasional dan penyelesaian masalah.

Dalam keadaan seperti ini, otak kita secara otomatis mencari jalur yang paling dikenal dan paling sedikit membutuhkan usaha, yang sering kali adalah kebiasaan lama kita. Ini adalah mekanisme pertahanan yang dirancang untuk menjaga kita tetap aman dan menghemat energi.

4. Perubahan kebiasaan membutuhkan energi dan perhatian yang lebih

5 Alasan Mengapa Kita Cenderung Kembali ke Kebiasaan Lamailustrasi bercermin (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Untuk mengubah kebiasaan, kita perlu menggunakan bagian otak yang disebut prefrontal cortex, yang bertanggung jawab atas pemikiran rasional dan penyelesaian masalah. Ini membutuhkan energi dan perhatian yang sering kali sulit untuk dipertahankan. Prefrontal cortex adalah bagian terdepan dari neocortex, yang merupakan bagian terbesar dari otak dan lebih berkembang daripada hewan lain, sehingga disebut otak manusia.

Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang bisa kita selesaikan sekaligus. Jika kita bayangkan hidup sebagai perjalanan kereta, tidak ada stasiun akhir di mana kita bisa mengatakan bahwa kita telah ‘sampai’ dan perubahan sudah lengkap. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk memastikan bahwa kita tetap pada jalur yang benar dan mempertahankan ketenangan yang telah kita usahakan untuk dicapai.

5. Lingkungan dan trigger

5 Alasan Mengapa Kita Cenderung Kembali ke Kebiasaan Lamailustrasi bekerja (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Lingkungan kita dan pemicu tertentu dapat memicu kebiasaan lama. Misalnya, berkunjung ke rumah orang tua atau bertemu teman lama bisa memicu respons kebiasaan yang telah lama kita lakukan. Perilaku kebiasaan dapat dipicu oleh sejumlah hal, seperti lingkungan kita, jika kita merasa stres, dan seberapa baik kita beristirahat.

Trigger sering kali tidak kita sadari dan dapat dengan cepat mengaktifkan pola perilaku lama yang telah tertanam dalam sistem bawah sadar kita. Mengetahui pemicu ini dapat membantu kita mengantisipasi dan mengelola reaksi kita terhadapnya, sehingga kita dapat mempertahankan perubahan yang kita inginkan.

Memahami alasan-alasan ini dapat membantu kita untuk lebih berhati-hati dan mempersiapkan strategi yang lebih baik dalam menghadapi godaan untuk kembali ke kebiasaan lama. Dengan kesadaran dan upaya yang tepat, kita bisa mempertahankan perubahan positif yang telah kita buat. Semoga bermanfaat!

Sumber rujukan:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/yes-you-can/202103/why-we-fall-back-old-habits-when-we-re-tired-or-stressed

https://www.psychologytoday.com/us/blog/science-choice/201602/why-old-habits-die-hard

https://www.headspace.com/articles/old-habits-old-friends

https://www.psychologytoday.com/us/blog/think-act-be/201511/why-is-it-so-easy-slip-back-bad-habits

https://casuallycreativewithle.com/4-reasons-you-keep-going-back-to-old-habits/

Baca Juga: Tanpa Kamu Sadari, Ini 5 Kebiasaan yang Bikin Kamu Tidak Bahagia

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya