5 Tips Mempraktikkan Healthy Detachment di Kehidupan Sosial
Sering merasa capek secara emosional karena terlalu ikut campur dalam masalah orang lain? Kadang, tanpa sadar, kita jadi orang yang selalu ingin membantu, mengambil tanggung jawab atas kebahagiaan orang lain, bahkan sampai lupa menjaga energi dan batasan diri sendiri.
Padahal, terlalu terikat secara emosional bisa bikin mentalmu cepat lelah. Healthy detachment atau kemampuan menjaga jarak emosional yang sehat, bukan berarti kamu jadi cuek atau gak peduli, tapi lebih ke menciptakan jarak yang sehat agar tetap bisa peduli tanpa kehilangan diri sendiri. Nah, biar gak gampang terbawa drama, yuk coba terapkan lima tips berikut ini!
1. Sadar bahwa kamu bukan penyelamat bagi semua orang
Saat orang terdekat mengalami masalah, wajar kalau kamu ingin membantu. Tapi ingat, setiap orang punya perjalanan dan pembelajaran hidup masing-masing yang harus mereka lalui sendiri.
Tugasmu bukan menyelesaikan masalah mereka, tapi cukup jadi support system yang memberi dukungan tanpa harus ikut terbebani. Dengan begitu, kamu bisa tetap peduli tanpa merasa terlalu terbebani secara emosional.
2. Tetapkan boundaries yang jelas dalam setiap hubungan
Batasan yang sehat adalah kunci agar kamu gak merasa terkuras secara emosional. Tentukan dengan jelas seberapa banyak waktu, energi, dan perhatian yang ingin kamu berikan dalam setiap hubungan.
Misalnya, tidak membalas chat kerja setelah jam kantor, gak ikut campur dalam drama pertemanan, atau menolak permintaan yang di luar kapasitasmu. Jangan takut untuk mengomunikasikan batasan ini dengan cara yang asertif tapi tetap sopan.
3. Latih mindfulness agar tidak mudah terbawa emosi
Saat ngobrol dengan orang lain, tetaplah hadir secara penuh, tapi jangan sampai larut dalam emosi mereka. Mindfulness bisa membantumu tetap sadar akan perasaan sendiri dan mencegahmu menyerap energi negatif dari orang lain.
Coba lakukan teknik sederhana seperti pernapasan dalam atau body scanning saat merasa overwhelmed. Ini bakal bikin kamu lebih tenang dan tetap bisa merespons situasi dengan kepala dingin.
4. Fokus pada hal yang bisa kamu kendalikan
Gak semua hal di dunia ini bisa kamu atur, termasuk pendapat orang lain, drama di lingkungan kerja, atau konflik dalam lingkaran pertemanan.
Daripada sibuk mencoba mengubah sesuatu yang di luar kendalimu, lebih baik fokus pada respons dan sikapmu sendiri. Tanyakan pada diri sendiri: "Apakah ini sesuatu yang bisa saya kontrol?" Kalau jawabannya tidak, belajarlah untuk menerima dan lepaskan.
5. Jadikan self-care sebagai prioritas utama
Menjaga jarak emosional dari masalah orang lain perlu diimbangi dengan self-care yang konsisten. Luangkan waktu buat recharge energi, entah itu dengan melakukan hobi, olahraga, meditasi, atau sekadar menikmati me time tanpa gangguan.
Ingat, menjaga diri sendiri bukan berarti egois. Justru dengan merasa lebih baik, kamu bisa hadir untuk orang lain tanpa merasa terkuras secara emosional.
Mempraktikkan healthy detachment itu proses, bukan sesuatu yang bisa langsung berubah dalam semalam. Kadang kamu bakal merasa bersalah atau ingin kembali ke pola lama, dan itu wajar. Yang penting, tetap ingat bahwa mencintai diri sendiri juga bagian dari mencintai orang lain. Yuk, mulai terapkan healthy detachment dan rasakan perubahan positif dalam hidupmu!
Sumber referensi:
- https://www.theguesthouseocala.com/understanding-and-overcoming-detachment-in-society/
- https://www.nia.nih.gov/health/loneliness-and-social-isolation/loneliness-and-social-isolation-tips-staying-connected
- https://www.charliehealth.com/post/how-to-detach-from-someone
- https://growtherapy.com/blog/healthy-ways-to-emotionally-detach/
- https://rightasrain.uwmedicine.org/mind/stress/social-distancing-self-care
