Salah satu momen helatan Makassar International Writers Festival tahun 2023. (Dok. MIWF-Rumata' ArtSpace)
Kegiatan MIWF tahun ini sangat menarik karena mencakup berbagai topik, tidak hanya diskusi literasi. Ada pemutaran dan diskusi film, ulasan sejarah, isu sosial dan politik, aktivisme kesetaraan gender, peran perempuan dan lingkungan, pameran fotografi, proses kreatif bermusik, serta lokakarya untuk semua umur. Beberapa lokakarya termasuk "Membaca Foto" tentang literasi visual dan "Seni dan Pemulihan" yang membahas seni sebagai cara pemulihan bagi penyintas. Berbagai komunitas juga berpartisipasi, seperti Lontarata Book Club dengan topik bookstagram dan Buloa Ekosistem yang fokus pada pertanian urban di Makassar, serta program spesial DAPUR yang merupakan pertunjukan monolog dari cerita pendek Lily Yulianti Farid.
MIWF mengundang penulis dan pembicara dari berbagai latar belakang, termasuk Minato Kanae, Taomo Zhou, Agustinus Wibowo, Yandy Laurens, Ratih Kumala, Raisa Kamila, Hannah Al Rashid, Evi Mariani, Iqbal Aji Daryono, Mahfud Ikhwan, Reda Gaudiamo, dan Abinaya Ghina Jamela. Pembicara lokal dari Indonesia Timur seperti Khozy Rizal, Ashari Ramadana, Michelin Salatta, Esther Haluk, Lian Gogali, Aziziah Diah Aprilya, Faisal Oddang, Gody Usnaat, Wilda Yanti Salam, dan tujuh penulis program Emerging Writers juga akan berbagi gagasan dan proses kreatif mereka. Selain itu, MIWF berkomitmen menghadirkan festival yang nirsampah dan rendah karbon, dengan pengalaman kuliner unik tanpa plastik sekali pakai dan pengolahan sampah yang ramah lingkungan.