Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang perempuan di kamar yang berantakan (freepik.com/freepik)
ilustrasi seorang perempuan di kamar yang berantakan (freepik.com/freepik)

Beres-beres kamar atau decluttering sering kali jadi pekerjaan yang terasa berat. Niatnya hanya mau beberes sebentar, tapi malah jadi drama karena susah banget melepas barang-barang lama. Padahal, kamar yang penuh dengan barang tidak terpakai bisa bikin sumpek dan bikin kamu tidak betah di rumah. Nah, kunci decluttering ini sebenarnya ada pada mindset. Kalau pikiran sudah siap, proses decluttering pun bisa terasa lebih ringan.

Alih-alih mikir "sayang banget kalau dibuang", coba ubah cara pandang kamu terhadap barang-barang yang sudah tidak lagi terpakai. Dengan menggeser pola pikir, kamu bisa lebih mudah melepas sesuatu tanpa rasa bersalah. Yuk, simak enam mindset shift yang bisa bikin decluttering kamar jadi lebih mudah dilakukan!

1. Barang bukan kenangan

ilustrasi decluttering (freepik.com/zinkevych)

Sering kali kita menganggap benda adalah kenangan, padahal sebenarnya tidak. Kenangan tetap ada di hati dan pikiran, bukan di tumpukan barang. Misalnya, tiket konser lama atau hadiah kecil dari mantan, barang-barang itu hanya simbol dari momen yang sudah lewat. Dengan menyadari bahwa kenangan tidak akan hilang meski bendanya dilepas, kamu bisa lebih ikhlas membuang barang-barang yang menumpuk di kamar.

Mindset ini membantu kamu memahami bahwa melepas barang bukan berarti melupakan masa lalu. Justru, kamu memberi ruang untuk menciptakan kenangan baru tanpa dibebani oleh barang-barang lama. Kenangan tidak membutuhkan bukti fisik untuk tetap ada, jadi tidak perlu merasa bersalah kalau akhirnya kamu memutuskan untuk merelakan.

2. Barang tidak punya perasaan

ilustrasi decluttering (freepik.com/freepik)

Banyak orang merasa bersalah membuang barang, seolah-olah barang itu bisa "tersinggung". Padahal, benda hanyalah benda. Baju lama yang sudah tidak terpakai atau boneka yang sudah rusak tidak punya perasaan. Kalau kamu terus-terusan menyimpan barang dengan alasan kasihan, kamar kamu lama-lama akan penuh tanpa alasan yang jelas.

Dengan mengingat bahwa barang tidak bisa marah atau sedih, kamu bisa lebih tegas saat decluttering. Alih-alih berpikir kasihan kalau dibuang, coba fokus pada bagaimana kamar akan lebih lega dan rapi setelah barang itu dilepaskan. Perasaan kamu yang jauh lebih penting daripada benda mati yang cuma bikin sesak ruangan.

3. Melepas itu bukan kehilangan

ilustrasi decluttering (freepik.com/freepik)

Banyak orang mengaitkan decluttering dengan kehilangan, padahal sebenarnya decluttering itu melepaskan. Saat kamu membuang atau memberi barang ke orang lain, bukan berarti kamu kehilangan sesuatu yang penting. Justru, kamu sedang menciptakan ruang baru untuk hal-hal yang lebih dibutuhkan hidupmu saat ini.

Mindset ini membuat proses decluttering terasa lebih positif. Kamu bisa melihatnya sebagai proses penyegaran, bukan kehilangan. Bayangkan kamar yang lebih lega, udara lebih segar, dan energi lebih ringan. Semua itu datang dari keberanian untuk melepas, bukan dari rasa takut kehilangan.

4. Ruang kosong itu bernilai

ilustrasi decluttering (freepik.com/gpointstudio)

Banyak orang berpikir bahwa kamar yang penuh dengan barang terlihat lebih kaya atau bermanfaat. Padahal, ruang kosong justru punya nilai tersendiri. Ruang kosong memberi kamu keleluasaan untuk bergerak, berpikir, dan beristirahat dengan nyaman. Kalau kamar terlalu penuh, kualitas hidup juga bisa ikut terganggu.

Dengan mindset bahwa ruang kosong adalah aset, kamu akan lebih rela membuang barang yang sudah tidak berguna. Ruang kosong bisa diisi dengan hal-hal baru yang benar-benar bermanfaat, atau cukup dibiarkan untuk menciptakan ketenangan. Jadi, jangan takut kalau kamar jadi terlihat terlalu "lapang". Itu tandanya kamu berhasil decluttering dengan baik.

5. Barang yang tidak dipakai adalah beban

ilustrasi decluttering (freepik.com/freepik)

Coba pikirkan barang-barang yang sudah lebih dari setahun tidak pernah kamu sentuh. Apakah mereka benar-benar berguna? Barang yang tidak dipakai sebenarnya hanya jadi beban, baik secara fisik maupun mental. Setiap kali kamu melihatnya, ada rasa bersalah karena tidak dimanfaatkan.

Mindset ini membantu kamu lebih selektif dalam menyimpan barang. Kalau suatu benda tidak lagi mendukung aktivitas atau kebahagiaanmu, itu artinya ia hanya jadi beban. Dengan melepasnya, kamu sebenarnya sedang mengurangi beban yang tidak perlu, sekaligus memberi kesempatan untuk hidup lebih ringan.

6. Lebih baik dimanfaatkan orang lain

ilustrasi decluttering (pexels.com/RDNE Stock project)

Daripada membiarkan barang menumpuk di kamar tanpa terpakai, bukankah lebih baik kalau orang lain bisa memanfaatkannya? Misalnya, baju yang sudah tidak kamu pakai bisa jadi berguna bagi orang lain. Dengan mindset ini, kamu tidak merasa kehilangan, melainkan justru berbagi.

Selain bikin kamar lebih lega, melepas barang dengan cara memberi atau menjual preloved bisa memberi kepuasan tersendiri. Kamu merasa barang itu punya kehidupan baru, bukan sekadar berakhir di tempat sampah. Jadi, decluttering bukan cuma untuk diri sendiri saja, tapi juga bisa jadi cara berbagi dengan orang lain.

Itulah 6 mindset shift saat decluttering supaya lebih mudah melepaskan barang-barang yang pernah dimiliki. Dengan mindset yang tepat, proses decluttering bisa terasa lebih mudah dan bahkan menyenangkan. Jadi, mulai sekarang coba geser pola pikirmu, dan rasakan bedanya saat decluttering jadi bagian dari gaya hidup yang lebih sehat dan ringan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team