6 Tips Bijaksana di Usia Muda, Hindarkanmu dari Keputusan Keliru

#IDNTimesLife Kalau bisa lebih awal tak usah menunggu tua

Intinya Sih...

  • Menjadi bijaksana bukan hanya untuk membantu orang lain, tapi juga melindungi diri sendiri dari bahaya tindakan ceroboh.
  • Mendengarkan orang lain lebih banyak memberikan manfaat daripada terlalu banyak bicara, termasuk dalam menjaga pikiran tetap jernih.
  • Berada di pertengahan, berpikir jangka pendek dan panjang, serta berhati-hati dalam kata-kata adalah ciri-ciri orang bijaksana yang dapat dilatih sejak muda.

Apa untungnya menjadi orang yang bijaksana? Kurang tepat kalau kamu berpikir kebijaksanaanmu hanya akan berguna untuk membantu menyelesaikan persoalan orang lain. Bahkan bikin pusing dirimu sendiri karena menjadi selalu direpotkan oleh mereka.

Sebelum segala sesuatu yang baik dalam dirimu mendatangkan kebaikan pula dalam kehidupan orang lain pasti terlebih dahulu menjadi keuntungan besar buatmu. Manfaat utama menjadi pribadi yang bijaksana adalah melindungi diri sendiri dari bahaya tindakan ceroboh. Kebijaksanaan akan membentengi dirimu dari keburukan-keburukan yang masih dapat dicegah dengan kehati-hatian.

Maka dari itu, makin cepat kamu mempunyai sifat bijaksana bakal makin baik. Jangan menunggu datangnya masa tua karena tak sedikit pula orang tua yang gak kunjung bijaksana dalam menyikapi berbagai hal. Namun, bagaimana cara untuk menjadi anak muda yang bijaksana? Berikut enam tips yang perlu terus dilatih. 

1. Mau mendengarkan orang lain, tapi tak serta-merta terpengaruh

6 Tips Bijaksana di Usia Muda, Hindarkanmu dari Keputusan Keliruilustrasi percakapan (pexels.com/SHVETS production)

Sebagian besar hidupmu perlu diisi dengan kesediaan untuk mendengarkan orang lain. Bukan lantas kamu tak pernah bicara, tetapi sebaiknya perbandingan antara bicara dengan mendengarkan ialah 1:2. Seperti halnya manusia dianugerahi satu mulut dan dua telinga.

Mendengarkan orang lain tidak hanya membuat mereka senang dan merasa dihargai. Ada banyak hikmah yang dapat kamu ambil dari setiap perkataan mereka. Hal-hal yang baik bisa dicontoh, sedang yang buruk dihindari. Bahkan mendengarkan memungkinkanmu memperoleh informasi-informasi penting.

Dengan begitu, lebih mudah untukmu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tepat dalam bertindak. Sebaliknya kalau kamu terlalu banyak bicara dan tidak pernah sabar mendengarkan orang lain, dunia ini seakan-akan hanya berisi perspektifmu. Padahal, dirimu belum tentu benar atau tahu segalanya. Itu membuatmu rawan terjatuh dalam kesalahan. Selain bikin orang-orang di sekitarmu kesal sebab merasa tidak pernah digubris.

2. Mengurangi sifat mudah marah

6 Tips Bijaksana di Usia Muda, Hindarkanmu dari Keputusan Keliruilustrasi tersenyum (pexels.com/Sofia Shultz)

Hanya karena selama ini kamu terbiasa marah-marah, tidak berarti seumur hidup bakal terus begitu. Kecuali, dirimu memang nyaman dalam sifat emosian tersebut dan tidak mau berusaha memperbaiki diri. Jika sejak muda saja kamu menomorsatukan kemarahan, kelak dirimu tambah tua tambah gak pernah merasa tenang.

Kamu tidak mampu bersikap menyenangkan dalam hubunganmu dengan siapa saja. Mumpung masih muda, sadari bahwa sifat mudah marah ini negatif. Jangan kalah oleh kemarahan yang terasa membakar dada setiap dirimu berhadapan dengan hal-hal yang tak sesuai keinginan.

Kemarahan tidak pernah dapat menyelesaikan masalah apa pun. Justru emosi yang gampang meledak pasti membuat suatu perkara tambah besar dan rumit. Belajarlah bersabar dan lebih santai dalam menghadapi hal-hal yang paling gak menyenangkan sekalipun. Untuk menjadi orang yang bijaksana, pikiran harus jernih. Tapi kesukaan marah bikin pikiranmu selalu keruh.

3. Gak merasa lebih hebat dari orang lain, tapi juga tidak minder

6 Tips Bijaksana di Usia Muda, Hindarkanmu dari Keputusan Keliruilustrasi pria muda (pexels.com/New Sun Ha)

Berada di pertengahan merupakan salah satu ciri dari orang bijaksana. Termasuk dalam memandang diri sendiri di antara orang-orang lainnya. Kalau kamu insecure setiap melihat atau disandingkan dengan orang lain, artinya kebijaksanaan dalam dirimu belum ada.

Demikian pula apabila kamu merasa terlampau percaya diri sampai congkak karena merasa orang lain gak ada yang sehebat dirimu. Ini adalah tanda dari pandangan yang keliru terhadap diri sendiri maupun orang lain. Selalu merasa kamu tidak ada apa-apanya dari orang lain dalam hal apa pun berarti kurangnya pengenalan kemampuan diri.

Kamu juga sedang melecehkan diri sendiri yang seharusnya dihargai serta dicintai. Sebaliknya, merasa lebih hebat ketimbang semua orang bermakna kamu cuma terbuai angan-angan tentang diri. Kamu menutup mata dari kehebatan orang-orang di sekitarmu. Agar dirimu lebih bijaksana, selidiki serta akui baik kelebihan dan kekuranganmu maupun plus dan minus orang lain.

4. Latihan berpikir jangka pendek dan panjang

6 Tips Bijaksana di Usia Muda, Hindarkanmu dari Keputusan Keliruilustrasi pria muda (pexels.com/zohaib khan)

Orang yang bijaksana suka berpikir. Pikirannya juga tidak hanya berat ke jangka pendek atau panjang, melainkan mencakup keduanya. Keseimbangan ini penting karena sesuatu yang tampaknya baik dalam jangka pendek belum tentu bagus pula untuk beberapa tahun mendatang.

Sebaliknya, pikiran yang hanya fokus jauh ke masa depan menyusahkanmu buat mengambil tindakan-tindakan nyata saat ini. Dirimu seakan-akan hidup dalam angan-angan. Hindari selalu mengandalkan kata yang penting sekarang karena ini dapat menjebakmu dalam berbagai keputusan gegabah.

Contohnya, saat ini uangmu menipis. Lalu kamu berpikir yang penting sekarang juga harus punya uang lebih banyak. Maka berutang dengan bunga tinggi pun nekat dilakukan asalkan pinjaman cepat cair. Atau bahkan kamu melakukan kejahatan seperti korupsi dan penipuan.

Tapi bila dirimu mampu berpikir jangka panjang di samping jangka pendek, solusi atas masalah keuangan menjadi lebih bijaksana. Uang yang tinggal sedikit dihemat sedemikian rupa sambil kamu mencari pekerjaan sampingan. Kalaupun harus mencari pinjaman, dirimu mencari yang tanpa bunga. Gak ada risiko kamu kesusahan mengembalikan uang pinjaman berikut bunganya.

5. Memilih kata-kata sebelum bicara atau menulis pesan

6 Tips Bijaksana di Usia Muda, Hindarkanmu dari Keputusan Keliruilustrasi berbicara (pexels.com/Vera Mikhailova)

Orang bijaksana juga selalu berhati-hati. Termasuk dalam mengatakan atau menulis apa pun. Kamu harus sadar bahwa kata-kata yang tidak tepat dapat memicu berbagai kesalahpahaman. Bahkan pertikaian besar karena membuat orang lain tersinggung.

Jangan mengandalkan permintaan maaf seolah-olah setiap kesalahan bisa dengan mudah dimaafkan oleh orang lain. Daripada hobimu cuma minta maaf, lebih baik berlatih hati-hati dalam berkata-kata. Kamu tidak bisa menghakimi orang lain sebagai kurang pemaaf jika dirimu saja terlalu sering melukai hati mereka dengan ucapan.

Tidak apa-apa merespons sesuatu sedikit lebih lambat asalkan pilihan katamu juga lebih tepat. Kamu terhindar dari salah omong dan orang lain lebih menghargaimu. Bahkan fitur hapus chat atau status di media sosial gak bisa membuat isi ketikanmu seakan-akan tak pernah ada. Kalau kamu masih ragu-ragu untuk menyatakan sesuatu atau lagi marah sekali, diam dulu sampai tenang daripada mengatakan hal-hal yang nantinya disesali.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Zodiak Virgo yang Membuatnya Sukses di Usia Muda

6. Menambah ilmu

6 Tips Bijaksana di Usia Muda, Hindarkanmu dari Keputusan Keliruilustrasi membaca (pexels.com/Iván Cauich)

Kebijaksanaan lahir dari ilmu. Ilmu di sini tidak terbatas pada segala yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi. Namun juga pemahaman akan pesan-pesan kehidupan. Maka jangan pernah merasa tugas belajarmu telah selesai selepas melewati masa studi tertentu.

Orang bijak menempa dirinya sepanjang waktu. Ia belajar, melatih diri, berintrospeksi, serta saksama dalam memperhatikan berbagai kejadian di sekitarnya. Makin banyak ilmunya makin tenang dan tepat sikapnya.

Maka jangan kamu malah sibuk mentertawakan orang yang berilmu. Belajarlah darinya, buku-buku, dan semua peristiwa agar ilmu benar-benar tertanam dalam dirimu. Orang bijaksana kerap dijadikan olok-olok oleh orang yang miskin ilmu.

Akan tetapi, orang bijaksana tidak pernah mengejek kebodohan orang lain. Sebab pemahamannya telah jauh melampaui mereka sehingga ia merasa wajar bila tak semua orang bisa memahaminya. Justru dia yang harus mengerti orang lain.

Melatih kebijaksanaan diri dapat dilakukan oleh siapa saja dan di usia berapa pun. Kebijaksanaan bahkan penting ada dalam diri anak muda sepertimu agar kehidupanmu terjaga dengan baik. Dari situ kamu baru bisa menebarkan manfaat untuk lebih banyak orang.

Baca Juga: 3 Alasan Mental Pejuang Harus Ada dalam Diri Setiap Orang

Marliana Kuswanti Photo Community Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya