5 Cara Berhenti Mengomentari Hidup Orang Lain, Jangan Merasa Sempurna

#IDNTimesLife Cara dan kondisi berbeda bukan buat dicela

Berawal dari kesukaan mengomentari kehidupan orang lain, hubunganmu dengannya malah bisa rusak. Kamu memang gak menggunjingkan seseorang di belakangnya. Komentar itu bahkan disampaikan langsung di depan orangnya atau melalui media sosial.

Namun, akibatnya tetap sama buruknya terlebih apabila seseorang merasa terganggu dengan komentarmu. Lebih-lebih sulit untukmu mengendalikan diri setelah 1 atau 2 komentarmu didengarkannya dengan baik dan sabar. Seakan-akan itu lampu hijau buat kamu terus berkomentar.

Maka makin lama komentarmu makin ke bagian-bagian yang lebih pribadi dalam hidupnya. Dirimu tak sekadar menanyakan sesuatu, tetapi telah menghakimi kehidupannya sebagai benar atau salah dan baik atau buruk. Belajarlah untuk mengurangi kegemaranmu mengomentari kehidupan orang lain dengan cara sebagai berikut.

1. Sadari bahwa hidupnya bukan hidupmu

5 Cara Berhenti Mengomentari Hidup Orang Lain, Jangan Merasa Sempurnailustrasi dua mahasiswa (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Hidup orang lain menjadi menarik buat dikomentari karena perbedaannya dengan hidupmu. Kalau kehidupan kalian sama persis atau mirip, tentu tidak ada sesuatu yang bisa disorot. Bahkan menyorotinya sama dengan membicarakan kehidupan sendiri.

Maka penting untukmu menumbuhkan sikap terbuka sekaligus menghargai kehidupan orang lain yang berbeda. Wajar bila cara hidup kalian berlainan dan jangan membuang-buang pikiran untuk hal tersebut. Semua orang akan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari pilihannya. 

Jangan ada pemikiran sedikit pun bahwa kamu perlu mengarahkan kehidupan seseorang atau khawatir dia gak tahu apa yang terbaik baginya. Taruh kepercayaan pada orang lain sehubungan dengan hidupnya. Toh, seperti apa pun hidupnya tidak memengaruhi hidupmu secara negatif dan langsung. 

2. Bayangkan betapa kesalnya jika hidupmu terus dikomentari

5 Cara Berhenti Mengomentari Hidup Orang Lain, Jangan Merasa Sempurnailustrasi membicarakan teman (pexels.com/Felicity Tai)

Setiap saat, kamu perlu bertanya pada diri sendiri. Apakah kamu bakal senang seandainya orang lain terus mengomentari hidupmu? Dirimu pasti hanya nyaman dengan komentar yang positif dan kurang menyukai berbagai tanggapan negatif.

Makin banyak komentar negatif dari seseorang atau sekelompok teman, tentu kamu menjadi tertekan. Kamu kehilangan kebebasan atas hidup bahkan respons buruk yang terus-menerus merusak kepercayaan diri. Kamu bakal sering merasa ragu atas keputusan-keputusan yang telah diambil.

Itu adalah titik balik ketika kehidupanmu telah berada di bawah kendali orang lain yang selalu mengomentari. Bila membayangkan dirimu berada dalam situasi di atas saja telah membuatmu gak suka, kenapa melakukannya pada orang lain? Kamu cuma boleh berusaha menyumbang kebahagiaan pada kehidupan orang lain, bukan bikin mereka stres.

3. Menjauh dari kelompok yang suka mengomentari hidup teman

5 Cara Berhenti Mengomentari Hidup Orang Lain, Jangan Merasa Sempurnailustrasi sekelompok teman (pexels.com/Following NYC)

Kegemaran mengomentari hidup orang lain hanya akan terasa seru apabila dirimu punya teman yang juga suka melakukannya. Dengan begitu, kalian dapat bersahut-sahutan ketika mengomentari kehidupan seseorang. Tambah lama komentar kalian tambah menyebalkan untuk didengarkan atau dibaca.

Menjauhlah dari kelompok teman yang sering mengomentari hidup orang. Lebih seringlah tampil sendiri untuk menurunkan keberanianmu asal bicara terkait kehidupan siapa pun. Situasi berkelompok bersama kawan-kawan yang kebiasaannya kurang baik lebih mendorong keberanianmu untuk berbuat hal yang sama.

Kalau kamu kuat, dirimu boleh gak sampai menjauhi mereka. Cukup kamu berdiam diri ketika mereka mulai mengomentari kehidupan orang lain dan mengelak saat mereka menanyakan pendapatmu. Namun jika ini sulit dilakukan, mending mengurangi interaksi dengan mereka. Bergabunglah kembali saat mereka tak sibuk mengomentari hidup siapa pun.

4. Jangan merasa hidupmu lebih baik

5 Cara Berhenti Mengomentari Hidup Orang Lain, Jangan Merasa Sempurnailustrasi berbisik (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang merasa hidupnya lebih baik daripada siapa pun bakal menjadi komentator bagi kehidupan orang lain. Semua hal dari hidup sesama seperti dikritisi. Kamu pasti sering berkata seharusnya seseorang berbuat begini begitu.

Atau, dirimu selalu berandai-andai melakukan sesuatu bila berada di posisi orang lain. Kurangi rasa terlampau bangga pada kehidupan sendiri demi tak tertarik lagi buat mengomentari kehidupan teman, saudara, bahkan orang-orang yang tidak betul-betul dikenal. Hidup setiap orang terdiri dari kurang dan lebih.

Gak sepatutnya manusia yang diri serta kehidupannya gak sempurna justru sibuk menanggapi kehidupan sesamanya tanpa adanya permintaan dari yang bersangkutan. Setiap orang boleh jadi memiliki keinginan berkomentar terhadap kehidupan orang lain. Akan tetapi, simpanlah komentar-komentar negatif tersebut dalam hati dengan mengingat bahwa kehidupanmu juga belum tentu lebih baik dalam segalanya.

Baca Juga: 3 Alasan Kenapa Urusan dengan Mantan Harus Diselesaikan sebelum Nikah

5. Gak usah berdalih berkomentar karena peduli

5 Cara Berhenti Mengomentari Hidup Orang Lain, Jangan Merasa Sempurnailustrasi dua perempuan (pexels.com/SHVETS production)

Komentar memang bisa sebagai tanda kepedulian pada orang lain. Namun, peduli tentunya tak menyakiti hati dong? Oleh sebab itu, wajib untukmu memperhatikan betul komentarmu kalau benar-benar merasa peduli.

Jangan asal melontarkan tanggapan yang bikin kesal seseorang. Kamu perlu lebih memikirkan perasaannya dan bukan sekadar apa yang menurutmu lebih tepat. Sebab jika kepedulian diekspresikan dengan cara-cara yang sembarangan bahkan egois, orang lain akan sangat terganggu. 

Jika dirimu benar-benar peduli padanya, maka perasaannya perlu diutamakan. Komentar yang positif boleh langsung diutarakan. Namun, jangan memberi respons buruk tanpa permintaan darinya untukmu memberikan kritik yang jujur. Pun sejujur-jujurnya kritik, pilihan katanya mesti diperhatikan sehingga tak membuat penerimanya down.

Tanpa kemampuan mengendalikan diri, segala hal di dunia ini bakal kamu komentari. Selain potensi dirimu akan menyakiti orang lain melalui komentar itu, pikiranmu juga selalu terpecah-pecah. Kalau ada kehidupan yang paling penting untuk kamu komentari, itu adalah hidupmu sendiri agar tahu bagian-bagian yang masih perlu diperbaiki.

Baca Juga: 5 Cara untuk Menemukan Kebahagiaan Dalam Bekerja

Marliana Kuswanti Photo Community Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya