Para penonton sedang menyaksikan film pendek "Tellurian Drama" karya Riar Rizaldi (DKI Jakarta) yang diputar dalam Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2024 yang berlangsung di Benteng Fort Rotterdam Makassar. (Dok. Istimewa)
Lantas bagaimana dengan respons warga Makassar kepada FKSM 2024? Berdasarkan informasi yang dihimpun IDN Times, jumlah pengunjung selama sepekan mencapai 37 ribu orang. Tentu saja ini angka yang mencengangkan untuk ukuran sebuah pameran kesenian dengan format interaktif. Kampanye di media sosial juga memberi dampak signifikan.
Namun, antusiasme istimewa tersebut memang memberi ujian. Panitia sempat kesulitan menangani crowd terutama yang hendak memasuki ruangan tempat instalasi dipamerkan. Tak heran, ini berdampak ke beberapa karya yang tak berfungsi maksimal selama beberapa hari jelang penutupan.
Antrian masuk dan pembatasan jumlah orang dalam ruangan baru diterapkan pada dua hari jelang penutupan. Tapi bisa dimengerti, lantaran membludaknya pengunjung sama sekali di luar dugaan panitia penyelenggara. Meski menghadapi antrian mengular, respons positif tetap datang dari pengunjung.
Salah satunya yakni Andi Erwin, seorang pengajar yang datang pada hari terakhir pameran. Baginya, acara tersebut menjadi kegiatan seni terunik sekaligus terbaik di Makassar sepanjang tahun ini. Ia sepakat bahwa FKSM 2024 menjadi momentum positif yang semangatnya harus selalu dijaga.
"Selain itu, disajikannya 24 karya ini membuat terobosan untuk memperkenalkan kebudayaan dari seluruh pelosok Indonesia. Pameran seperti ini perlu menjadi agenda tahunan di Makassar mengingat tingginya animo masyarakat," jelasnya kepada IDN Times.
"Adapun karya yang membahas tentang budaya Sulsel pun sangat menarik dan bahkan bisa dibilang unik. Tidak banyak yang tahu tentang budaya tersebut (di masa sekarang, red.). Oleh karena itu, pameran seperti ini hendaknya dilestarikan dan dijadikan motivasi untuk menggali budaya dari seluruh pelosok Sulsel yang minim ekspos," tandas Andi Erwin.
Masifnya respons pada FKSM 2024 membuktikan bahwa warga Makassar sebenarnya memiliki minat tinggi pada acara pameran seni. Meski cara setiap orang menikmatinya jelas berbeda-beda, bukankah datang dan berkenalan dengan seni untuk kali pertama adalah hal yang harus diapresiasi?