Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berkeringat (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Keringat saat gugup adalah bagian dari respons tubuh terhadap stres, yang melibatkan peningkatan hormon adrenalin dan aktivasi sistem saraf simpatik.
  • Kelenjar apokrin sensitif terhadap emosi memproduksi keringat gugup di area seperti telapak tangan, kaki, dan ketiak.
  • Keringat gugup berasal dari kelenjar apokrin, sementara keringat olahraga diproduksi oleh kelenjar ekrin yang tersebar di seluruh tubuh.

Pernahkah kamu merasa telapak tangan mulai berkeringat atau keringat dingin mengalir di dahi saat merasa gugup? Keringat yang muncul saat kita gugup adalah salah satu reaksi tubuh yang sering kali membuat kita tidak nyaman, bahkan di ruangan ber-AC sekalipun. Fenomena ini tentu bukan tanpa alasan dan hampir semua orang pernah mengalaminya.

Berkeringat saat gugup adalah respons alami tubuh terhadap situasi tertentu, melibatkan banyak sistem yang saling terhubung. Apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita yang menyebabkan fenomena ini? Yuk, mari kita simak penjelasan medisnya.

1. Respons tubuh terhadap stres

ilustrasi seseorang yang sedang stres (pexels.com/Alex Green)

Ketika tubuh berkeringat saat gugup, itu adalah bagian dari respons tubuh terhadap stres yang dikenal sebagai fight or flight response. Hormon seperti adrenalin akan meningkatkan detak jantung, mempercepat napas, dan memicu kelenjar keringat. Ini adalah bagian dari mekanisme alami tubuh untuk menghadapi situasi yang dianggap menegangkan atau berpotensi berbahaya.

Keringat ini sering kali muncul di area seperti telapak tangan, kaki, dan ketiak. Hal ini karena area tersebut memiliki konsentrasi tinggi dari kelenjar apokrin yang sensitif terhadap emosi. Meskipun tidak nyaman, ini adalah mekanisme biologis tubuh untuk memastikan kita tetap waspada dan siap menghadapi situasi yang penuh tekanan.

2. Sistem safaf otonom dan keringat

ilustrasi berkeringat (freepik.com/bublikhaus)

Sistem saraf otonom (autonomic nervous system) memainkan peran penting dalam mengatur banyak fungsi tubuh yang terjadi secara otomatis. Ketika seseorang merasa gugup, sistem saraf simpatif akan aktif dan memicu respon fight or flight. Salah satu respons tubuh terhadap aktivasi saraf simpatis adalah peningkatan produksi keringat.

Proses ini adalah bagian dari komunikasi tubuh dengan otak untuk mengatur respons terhadap stres. Keringat menjadi salah satu cara tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana sistem saraf otonom memainkan peran penting dalam mengatur reaksi tubuh secara otomatis dan adaptif terhadap berbagai kondisi.

3. Perbedaan antara keringat gugup dan keringat olahraga

ilustrasi berkeringat (pexels.com/RDNE Stock project)

Keringat gugup dan keringat olahraga berasal dari proses biologis yang berbeda meskipun melibatkan kelenjar keringat. Keringat gugup biasanya diproduksi oleh kelenjar apokrin, yang terletak di area seperti ketiak, wajah, dan telapak tangan. Keringat dari kelenjar apokrin bisa menjadi sumber makanan bagi bakteri di kulit, yang kemudian dapat menyebabkan bau tidak sedap.

Sementara itu, keringat yang dihasilkan saat berolahraga terutama diproduksi oleh kelenjar ekrin, yang tersebar di seluruh tubuh. Kelenjar ekrin mengeluarkan keringat yang lebih banyak mengandung air dan garam, yang berfungsi untuk mendinginkan tubuh saat suhu tubuh meningkat. Keringat dari kelenjar ekrin lebih cair dan lebih mudah menguap dibandingkan dengan keringat dari kelenjar apokrin.

4. Cara mengelola keringat gugup

ilustrasi relaksasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan antiperspiran. Produk ini mengandung bahan aktif yang membantu menyumbat pori-pori kelenjar keringat, mengurangi produksi keringat secara signifikan. Pilihlah antiperspiran yang kuat, khususnya yang dirancang untuk digunakan pada malam hari, karena bahan aktifnya bekerja lebih efektif saat tubuh beristirahat.

Selain pendekatan fisik, ada juga teknik psikologis yang dapat membantu mengendalikan keringat gugup. Latihan pernapasan dan teknik relaksasi, seperti meditasi dan yoga, dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi respons stres tubuh. Fokus pada pernapasan dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi produksi adrenalin sehingga mampu mengurangi intensitas keringat yang dihasilkan. 

Berkeringat saat gugup adalah fenomena alami tubuh yang dirancang untuk membantu kita menghadapi situasi penuh tekanan. Langkah-langkah seperti menggunakan antiperspiran, menjaga kebersihan diri, serta menerapkan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi keringat berlebihan. Jadi, itu dia penjelasan medis terkait alasa kita berkeringat saat gugup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team