Bioskop Indonesia baru saja kedatangan film dari serial anime legendaris. Ya, apalagi kalau bukan One Piece Film: Red. Film ini berkisah mengenai Uta, anak dari bajak laut Shanks, yang jago menyanyi.
Walaupun di Jepang laris manis dan berhasil raup penghasilan yang tinggi, penulis rasa masih masih ada beberapa kekurangan dalam film ini. Meskipun begitu, tentu saja ada juga kelebihannya.
Apa saja kelebihan dan kekurangan film ini? Berikut tujuh di antaranya.
Soal kualitas cerita One Piece, sepertinya tak perlu dipertanyakan lagi. Salah satu alasan mengapa penggemar setia menonton serial karya Toei Animation ini tentu saja berkat kisah yang sangat menarik.
Dalam One Piece Film: Red, kisah yang dihadirkan berpusat pada Uta, seorang gadis yang merupakan anak dari bajak laut rambut merah, Shanks. Suara merdu milik Uta bukan sembarang suara, melainkan juga sebagai kekuatan magis.
Karakter dengan warna rambut merah dan putih ini berkeinginan untuk menebarkan kedamaian dan kebahagiaan melalui suaranya. Namun, sesuatu yang di luar dugaan terjadi dan menyebabkan kehancuran.
Jika kamu berpikir film ini hanya dapat ditonton oleh penggemar One Piece, maka kamu salah besar. Prolog mengenai Uta, Shanks, dan sejarah bajak laut, membuat penonton mudah memahami film yang disutradarai oleh Gorō Taniguchi ini.
Kisah yang dihadirkan juga tak membingungkan sehingga memungkinkan bukan penggemar One Piece untuk menontonnya. Apalagi mengingat One Piece merupakan tontonan masa kecil banyak kalangan, sehingga bukan hal mustahil bagi siapapun untuk menonton film ini.
Bukan One Piece namanya jika tidak menyajikan pertarungan epic nan menegangkan. Tapi tak hanya itu, dalam One Piece Film: Red, adegan pertarungan disajikan dengan grafis yang begitu apik.
Teknologi animasi dari aksi yang dihadirkan terlihat cepat dan memanjakan mata. Ditambah lagi, kekuatan magis Uta yang berasal dari nyanyian membuat berbagai adegan pertarungan di dalamnya terlihat unik.
Nyanyian Uta merupakan salah satu hal yang membedakan One Piece Film: Red dengan film layar lebar anime aksi lainnya. Sepanjang film, penonton akan disuguhkan dengan deretan lagu yang ear catching dan enak didengar.
Sehingga suasana ruangan theater bioskop terasa seperti konser yang meriah. Apalagi lagu-lagu yang dihadirkan dibawakan oleh Ado, penyanyi muda asal Jepang dengan suara merdu dan elegan.
Suara nyanyian Uta diisi oleh Ado. Tipe suara Ado sendiri cenderung berat dan seperti suara wanita dewasa.
Sayangnya, suara nyanyian Uta saat kecil juga diisi oleh Ado sehingga penulis rasa ini kurang sesuai. Suara Uta saat kecil akan lebih sesuai jika diisi oleh seiyu dengan suara yang imut dan pantas memerankan anak-anak.
Walau adegan pertarungan di dalamnya dihadirkan dengan kualitas animasi yang begitu apik, penulis rasa masih ada beberapa adegan dengan kualitas animasi yang kurang nyaman dinikmati. Seperti salah satunya adegan saat Uta menari.
Animasi yang dihadirkan untuk gerakan tarian Uta dibuat dengan bantuan komputer dan terasa tidak selembut gerakan pada adegan lainnya. Hal ini sedikit membuat tarian kurang luwes dan terlalu kaku.
Walaulun menyajikan cerita yang seru, cerita dalam One Piece Film: Red tidak menghadirkan plot twist yang dapat membuat penontonnya tercengang. Justru secara keseluruhan, cerita dalam film ini cenderung mudah ditebak.
Beberapa adegan juga terkesan terlalu klise dan punya konsep yang tak jarang dimunculkan dalam anime lainnya. Seperti salah satunya adegan di mana Shanks dan kelompok bajak lautnya datang untuk menyelamatkan Uta.
Di mana ada kelebihan, di situ pasti ada kekurangan. Tidak ada karya yang sempurna, begitupun dengan One Piece Film: Red. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, secara garis besar film ini begitu seru dan layak ditonton. Kalau menurutmu bagaimana? Bagikan pendapatmu mengenai film ini di kolom komentar, ya!