Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Kalimat Ini Sering Dikira Support, Padahal Sebenarnya Toxic

Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Saat dihadapkan oleh seseorang yang tengah alami masa sulit, naluri kita pun tentu ingin berikan dukungan positif untuk mereka. Namun, tanpa sadar, terkadang kalimat dukungan itu bisa menyakiti mereka. 

Nah, inilah yang disebut toxic positivity. Dukungan yang tampak positif , namun sebenarnya mengabaikan perasaan seseorang. 

Agar dukunganmu tak berubah menjadi toxic positivity, penting untuk berhati-hati dalam memilah kata. Di antaranya lima kalimat ini, jangan sampai kamu ucapkan saat memberi dukungan! 

1. "Kamu harus tetap berpikir positif!"

Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Sekilas terdengar seperti nasihat yang baik, namun justru kalimat ini bisa memberi tekanan bagi seseorang yang sedang mengalami kesulitan. Sebab, tidak semua masalah bisa selesai dengan hanya berpikir positif. Dan ada kalanya seseorang itu perlu merasakan emosi negatif dari dalam diri mereka. 

Menekan emosi dengan pikiran positif hanya akan memperburuk keadaan dan alhasil seseorang jadi stres berkepanjangan. Justru dengan merasakan emosi negatif tersebut kita jadi bisa lebih memahami dan mengatasinya dengan lebih sehat. 

Terlalu menekankan pemikiran positif malah bikin seseorang terus merasa bersalah karena gak bisa selalu bahagia. Mereka juga jadi mulai berpikir bahwa punya semacam perasaan negatif itu sebuah kesalahan atau kelemahan. 

Emosi negatif itu bagian alami dari kehidupan, kok. Itu hal yang wajar dan yang perlu dilakukan adalah dengan menerima prosesnya, bukan dihindari. 

2. "Gak perlu sedih, masih banyak orang yang lebih menderita dari kamu."

Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/RDNE Stock project)

Tindakan membandingkan kesedihan seseorang dengan penderitaan orang lain juga bukan bagian dari dukungan yang sehat. Sejatinya setiap orang punya bebannya masing-masing. Mengatakan hal seperti ini justru bakal buat mereka merasa bahwa perasaan mereka tak valid. 

Kamu gak bisa membandingkan rasa sakit setiap individu dengan yang lain. Sebab setiap dari mereka itu punya cara sendiri dalam menghadapi masalah. 

Toxic positivity seperti ini bakal menghambat seseorang dalam memproses emosinya. Bukannya merasa lebih baik, mereka justru bisa menekan perasaannya dan berusaha untuk tampil baik-baik saja. Dan parahnya bakal memperburuk keadaan mental mereka. 

3. "Udah, lupain aja, move on!"

Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Move on memang perlu untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Namun, menyuruh seseorang untuk segera move on dari suatu kejadian juga bukan saran yang tepat meski terdengar positif. 

Alih-alih mengatakan ini, cobalah untuk menawarkan dukungan dengan mendengarkan mereka. Tanyakan juga apa yang bisa dilakukan untuk membantunya. 

Setiap orang itu punya masanya sendiri dalam proses pemulihan. Memaksa mereka malah justru bisa jadi invalidasi emosi. Seseorang sebaiknya diberi kesempatan untuk memproses emosinya dengan cara yang mereka butuhkan. 

4. "Jangan nangis, kamu harus kuat."

Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Kampus Production)
Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Kampus Production)

Siapa bilang nangis itu tanda kelemahan? Malahan melalui tangisan bisa jadi cara sehat untuk melepaskan emosi. Ketika seseorang dipaksa untuk jadi kuat hanya akan membuat mereka menekan perasaannya. 

Hal ini tentunya akan berdampak pada akumulasi emosi negatif dan akhirnya berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Sebaiknya berikan ruang bagi seseorang untuk ekspresikan emosi dengan tangisan. Dengan cara yang sehat ini dapat membantu mereka dalam proses penyembuhan diri. 

5. "Gausah panik, kamu bakal segera melewatinya."

Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi memberi dukungan pada seseorang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Saat seseorang jadi stres dan cemas karena suatu permasalahan hidup, mereka butuh ruang untuk memproses perasaannya. Bukan sekedar diyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. 

Mengabaikan dan meremehkan kepanikan seseorang bakal memperburuk keadaan mental mereka. Faktanya, orang yang alami kecemasan butuh lebih dari sekedar kata-kata positif. Mereka lebih butuh dukungan emosional dan solusi konkret jika memungkinkan. 

Ketika panik, otak cenderung sulit berpikir jernih. Jadi, mendengar kalimat seperti ini malahan bikin mereka makin frustasi. 

Dukungan baik yang ingin kamu tunjukkan pada seseorang terkadang malah semakin menancapkan luka di hatinya. Jadi setelah baca ini jadi paham kan, harus gimana saat berikan dukungan bagi orang lain nantinya?

Bagikan artikel ini agar lebih banyak orang sadar akan toxic positivity

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us