Jika bosan dengan film bergenre itu-itu saja, mungkin kamu bisa coba menonton film bertema autisme. Tak hanya menarik, film ini juga mahir menyentuh perasaan dengan alur cerita yang disajikan.
Selain menikmati jalan ceritanya, kamu juga bisa lebih mengerti dan paham dunia autisme. Bagaimana ia bertahan hidup, jatuh cinta hingga berjuang menjadi seorang ilmuwan yang terpandang.
Film-film ini bisa jadi rekomendasi untuk kamu.
Jika ingin melihat bagaimana dunia autis, mungkin film ini adalah film yang cocok. Bercerita tentang Owen Suskind dan keluarga yang berusaha keras untuk mengatasi berbagai tantangan hidup.
Film dokumenter ini menggunakan animasi untuk mengomunikasikan apa yang dipikirkan seorang anak yang autis. Film animasi Disney menjadi bahasa untuk mengekspresikan berbagai perasaan.
Dengan penyajian yang menarik, film ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan dan masuk nominasi ajang perfilman bergengsi. Seperti Sundance Film Festival, San Francisco International Film Festival, National Board of Review dan banyak lagi.
Menjadi seorang ibu dari anak yang mengidap autis bukanlah hal yang mudah. Ibu selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, tak terkecuali dengan Lola kepada Tristan.
Ia ingin membawa Tristan ke Argentina dari Spanyol untuk membantu Tristan terhubung secara emosional. Ia pergi ke ke Patagonia untuk bertemu Beto, seorang penjaga satwa liar yang memiliki hubungan sangat istimewa dengan orca atau paus pembunuh liar.
Tristan menunjukkan empati dan stimulus yang kepada orca tersebut. Kejadian ini tak hanya mengubah Tristan tapi juga Lola dan Beto.
Sam mengidap retardasi mental yang membuatnya memiliki IQ anak tujuh tahun walaupun sudah berumur. Keadaannya semakin rumit ketika ia harus menjadi single parent karena anak perempuannya ditinggal oleh sang ibu.
Untung saja ia memiliki tetangga baik bernama Annie yang siap membantu mengurus anaknya. Ia diberitahu apa yang harus dilakukan untuk membesarkan Lucy, anak perempuannya.
Walaupun Lucy tumbuh dengan baik, sekolah meragukan kemampuan Sam untuk mengasuh anak. Bahkan perkara ini harus dibawa ke pengadilan untuk pengambilan keputusan.
Tak ingin berpisah dengan anaknya, Sam berupaya menyewa pengacara untuk perkaranya tersebut.
Rizwan Khan adalah penyandang autisme yang tinggal bersama saudaranya Zakir dan ibunya. Namun suatu hari Zakir cemburu dengan perhatian ibunya terhadap Rizwan dan memutuskan untuk pergi ke Amerika.
Namun saat dewasa dan ibunya meninggal, Zakir meminta Rizwan untuk tinggal bersamanya di Amerika. Rizwan pun pindah dan tertarik dengan Mandira, ibu anak satu. Mereka pun menikah dan hidup bahagia.
Tapi perjalanan Rizwan menjadi pelik ketika ia dituduh teroris atas peristiwa 9/11. Sejak saat itu, ia bertekad untuk bertemu presiden dan membersihkan namanya.
Biasa bermain film aksi, ini adalah film pertama Jet Li dalam genre drama. Dalam film ini, ia menjadi ayah dari anak pengidap autis. Ia mengajarkan apa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup sebagai persiapan jika ia meninggal kelak.
Jet Li mengambil peran tersebut bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan ia juga memiliki keponakan yang mengidap autis. Mulai saat itulah, ia mulai peduli dengan anak-anak autis.
Oskar adalah anak yang mengalami gangguan pada perkembangan dirinya. Saat ia kehilangan ayahnya dalam peristiwa 9/11 di World Trade Center, ia menjadi sangat tertutup. Bahkan hubungan dengan ibunya juga renggang.
Setahun setelah kehilangan ayahnya, ia menemukan sebuah kunci yang ditinggalkan oleh ayahnya. Ia pun bertualang melihat dunia yang lebih besar dan menemukan penemuan-penemuan baru di dalam hidupnya.
Jake yang baru berusia 18 tahun harus segera mendapatkan pekerjaan agar mendapatkan hak asuh atas adiknya, Coke. Hal ini dikarenakan, kakak beradik ini sudah tak memiliki orangtua alias yatim piatu.
Tak mudah mendapatkan pekerjaan, Jake melakukan kecurangan dengan mengambil resume seorang terapis. Iapun mendapatkan pekerjaan merawat Glory, seorang penyandang autisme.
Sayangnya Jake ketahuan, ia kehilangan pekerjaan dan hak asuh adiknya.
Kisah percintaan sudah bukan hal baru di dunia perfilman tapi berbeda jika si tokoh utama adalah penyandang autis. Keep the Change tak hanya bercerita tentang penyandang autis tapi juga diperankan oleh pemeran yang mengidap autis.
Hal ini menjadi pandangan baru di dunia perfilman. Tak heran jika film ini meraih penghargaan di Tribeca dan Karlovy Vary International.
Nathan tak hanya harus berjuang atas hidupnya tapi juga adiknya Laura. Nathan adalah penyandang autis sedangkan adiknya kecanduan opiat.
Keduanya berusaha menemukan kerajaan fiktif dengan potensi mengubah hidup mereka selamanya.
Autis bukanlah penghalang bagi seseorang untuk menjadi apa yang diinginkan. Seperti halnya Temple Gradin, seorang wanita pengidap autis namun memiliki prestasi di bidang ilmu pengetahuan.
Ia berhasil mendapatkan gelar Master of Science in Animal Science. Saat itu, ia mengamati kebiasaan sapi ternak sebelum dijagal. Dia lantas menciptakan alat yang bisa menenangkan sapi ternak tersebut.
Penemuannya ditulis dalam sebuah majalah langganan para peternak dan kemudian ia diminta presentasi metode yang dilakukan.
Dengan melihat film bertema autis, kita akan lebih mengerti apa kesulitan yang dialami olehnya. Namun jangan diremehkan, pengidap autis juga bisa berprestasi dan menjadi ilmuwan.