Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pementasan Fermentasi Radiasi yang berlangsung di Rumata' ArtSpace pada hari Jumat 21 Februari 2025. (Dok. Fermentasi Radiasi)

Intinya sih...

  • Pameran seni dan teater Fermentasi Radiasi di Rumata ArtSpace Makassar mengangkat kisah warga Kabupaten Bantaeng yang tergerus aktivitas Kawasan Industri Bantaeng.
  • Hasil investigasi Bollo.id menyebut aktivitas industri nikel menghasilkan hujan debu, kepulan asap, suara bising, dan dampak kesehatan tinggi.
  • Fermentasi Radiasi melibatkan tujuh penampil lintas disiplin dan generasi untuk menjabarkan nasib masyarakat terdampak industri nikel kepada penduduk kota.

Makassar, IDN Times - Pameran seni dan teater bertajuk Fermentasi Radiasi digelar di Rumata ArtSpace Makassar pada Jumat (21/2/2025) hingga Sabtu kemarin (22/2/2025). Karya yang memadukan jurnalisme investigasi dan seni tersebut mengangkat kisah warga Kabupaten Bantaeng yang ruang hidupnya tergerus oleh aktivitas Kawasan Industri Bantaeng (KIBA).

Wilayah Bantaeng, yang sebelumnya dikenal sebagai penghasil rumput laut dan batu bata merah, berubah drastis setelah kehadiran enam pabrik pengolahan nikel Huadi Group. Hasil investigasi Bollo.id menyebut bahwa aktivitas industri ini hasilkan hujan debu setebal 2-3 cm, kepulan asap, dan suara bising dari aktivitas smelter.

"Tak hanya rumah, pohon, dan rumput yang berubah warna menjadi coklat, bahkan kami memotret ikan hasil tangkapan yang berubah warna menjadi coklat. Atap rumah warga menjadi karatan dan roboh. Kami juga sempat membuktikan yang disampaikan warga dengan berkeliling dan membuka kacamata, tapi mata kami perih," ujar Didit Hariyadi selaku Pemimpin Redaksi Bollo.id dalam keterangan tertulisnya.

1. Fermentasi Radiasi menyoroti dampak aktivitas industri nikel di Bantaeng pada kehidupan warga

Pementasan Fermentasi Radiasi yang berlangsung di Rumata' ArtSpace pada hari Jumat 21 Februari 2025. (Dok. Fermentasi Radiasi)

Dampak kesehatan akibat aktivitas industri nikel juga menjadi sorotan utama Fermentasi Radiasi. Dalam uji sampel debu di Borong Loe, salah satu desa terdampak, ditemukan kadar SO2 dan NO2 yang tinggi. Zat-zat ini dapat memicu iritasi pada saluran pernapasan dan mata, serta dalam jangka panjang dapat memicu kanker, bronkitis, hingga kematian.

"Di kawasan industri nikel, debu pekat tidak hanya di luar ruangan, tapi bisa dirasakan hingga ke kamar tidur. Warga pun harus melindungi diri dengan kelambu," ungkap Alfa Arifia Setiawan, periset dari organisasi masyarakat sipil independen Trend Asia.

Tak cuma di dalam dan luar rumah, efek dari aktivitas industri disebut juga dirasakan oleh semua orang mulai dari laki-laki, perempuan, lansia hingga anak-anak. Dampak sosialnya turut jadi sorotan dalam pameran. Alfa menjelaskan bahwa masalah ketimpangan dialami oleh seluruh kawasan industri nikel di Indonesia.

"Meski daerah di Sulawesi dan Maluku yang menjadi lokasi pengolahan nikel terlihat memiliki pendapatan ekonomi yang tinggi, nyatanya angka kemiskinan di wilayah industri nikel justru meningkat. Warga di sekitarnya kehilangan mata pencaharian" jelas Alfa.

2. Coba membawakan perspektif alternatif untuk memahami isu sosial dan lingkungan yang kompleks

Pementasan Fermentasi Radiasi yang berlangsung di Rumata' ArtSpace pada hari Jumat 21 Februari 2025. (Dok. Fermentasi Radiasi)

Melalui instalasi seni dan pementasan teater, Fermentasi Radiasi menggambarkan dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan oleh industri pengolahan nikel di wilayah tersebut. Hasil kolaborasi antara Bollo.id, Antologi Manusia, dan Trend Asia, karya ini menawarkan perspektif alternatif untuk memahami isu sosial-lingkungan melalui seni teater dan instalasi.

Fermentasi Radiasi melibatkan tujuh penampil lintas disiplin dan generasi. Mereka yakni Adin Amiruddin yang dikenal dengan moniker Fictive Order, Jasmin Ansar, Akhdan Abizar, Dilus, Ais, Audia Irfan, dan Fikram Azhari. Turut pula Ayu Puspa F. dan Aziziah Diah Aprilya sebagai periset kuratorial.

Mereka berupaya menjabarkan nasib masyarakat terdampak industri nikel kepada penduduk kota. Industri nikel dalam transisi energi sering dikaitkan dengan kendaraan listrik yang dianggap ramah lingkungan. Tapi justru meninggalkan dampak negatif di daerah seperti Bantaeng.

Indonesia menjadi produsen nikel terbesar di dunia pada 2022 dengan pasokan 48 persen kebutuhan global. Tapi, industri ini menyebabkan deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, meningkatnya risiko bencana. Turut pula berbagai masalah sosial seperti kepadatan penduduk dan mahalnya biaya hidup.

3. Penduduk kota diharap bisa memahami perbedaan nasib mereka dengan yang terdampak aktivitas tambang

Pementasan Fermentasi Radiasi yang berlangsung di Rumata' ArtSpace pada hari Jumat 21 Februari 2025. (Dok. Fermentasi Radiasi)

Pementasan teater Fermentasi Radiasi dirancang untuk membangkitkan empati dan membuka ruang dialog yang lebih luas. Melalui seni, isu-isu kompleks seperti ketimpangan sosial dan kerusakan lingkungan diharap dapat lebih mudah dipahami oleh penduduk perkotaan.

"Saat membaca naskah liputan Bollo.id, kami terketuk untuk menghadirkan cerita warga
Bantaeng ke masyarakat urban dalam bentuk teater dan instalasi seni, sebab
masyarakat urban merupakan konsumen mobil listrik," ujar penulis Ibe S. Palogai, sutradara Fermentasi Radiasi dari komunitas Antologi Manusia.

"Kami ingin menunjukkan ketimpangan yang terjadi antara masyarakat urban dan daerah kawasan smelter nikel bahwa dibalik kendaraan listrik yang mewah untuk mengurangi polusi di kota, ternyata ada asap tebal yang setiap hari mengepung aktivitas warga," pungkas Ibe.

Editorial Team