ilustrasi kalender bulan Februari (unsplash.com/Waldemar)
Februari merupakan bulan kedua dari kalender Gregorian sekaligus menjadi bulan terpendek dalam setahun, dengan jumlah hari hanya mencapai 28 hingga 29 hari pada tahun kabisat. Hal demikian membuat bulan Februari menjadi bulan yang berbeda sendiri jika dibandingkan bulan-bulan lain di kalender Gregorian.
Jika ditelusuri sejarahnya, fakta tersebut ternyata tidak lepas dari takhayul Romawi, loh. Diketahui, nenek moyang dari kalender Gregorian, kalender Romawi pertama, memiliki perbedaan struktur yang mencolok dari kalender gregorian yang kita kenal sekarang ini. Alih-alih memiliki 12 bulan, diketahui pada mulanya kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan, dengan 6 bulan 30 hari dan 4 bulan 31 hari, sehingga totalnya 304 hari.
Kemudian, agar selaras dengan siklus bulan, Raja Romawi Numa Pompilius menambahkan bulan Januari dan Februari. Selanjutnya, untuk menghindari kesialan, karena pada saat itu bangsa Romawi menganggap angka genap merupakan angka sial, dia mengurangi satu hari dari masing-masing bulan yang beranggotakan 30 hari tersebut sehingga menjadi 29. Namun, setelah melakukan perhitungan, ia pun sadar jikalau salah satu bulan dari 12 bulan tersebut harus memiliki jumlah hari yang genap agar total hari dalam satu tahun dapat menjadi ganjil. Akhirnya, Numa pun memutuskan untuk menjadikan Februari, bulan yang menjadi tuan rumah ritual Romawi untuk menghormati orang mati, sebagai bulan sial yang terdiri dari 28 hari.