5 Fakta Declinism, Ketika Masa Lalu Terasa Lebih Indah

Pernahkah kamu merasa bahwa dunia semakin hari semakin buruk? Bahwa masa lalu jauh lebih baik daripada masa kini? Jika ya, kamu mungkin sedang mengalami declinism. Declinism adalah keyakinan bahwa suatu masyarakat atau institusi sedang mengalami kemunduran.
Declinism bukanlah konsep baru. Keyakinan ini telah ada selama berabad-abad dan telah menjadi tema dalam banyak karya sastra. Declinism dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bias kognitif, ketidakpastian dan perubahan, dan perbandingan sosial.
Berikut adalah lima fakta menarik tentang declinism yang mungkin belum kamu ketahui. Yuk, simak!
1. Declinism memiliki sejarah panjang
Declinism, atau kepercayaan bahwa suatu masyarakat mengalami kemunduran, memiliki akar sejarah yang panjang. Edward Gibbon, dalam karyanya yang monumental, The History of the Decline and Fall of the Roman Empire, mengeksplorasi runtuhnya Kekaisaran Romawi, yang ia atributkan pada penurunan moral dan kebajikan sipil. Gibbon berpendapat bahwa warga Romawi menjadi terlalu bergantung pada tentara bayaran asing untuk pertahanan mereka, sebuah tanda dari kemerosotan internal yang lebih besar.
Karya Gibbon, yang diterbitkan antara 1776 dan 1788, telah mempengaruhi pemikiran tentang declinism selama berabad-abad. Dia menggambarkan bagaimana kemewahan dan kepuasan diri dapat mengikis fondasi sosial dan politik suatu peradaban, sebuah tema yang tetap relevan hingga hari ini.