Ini Berbagai Kehilanga yang Mungkin Kamu Alami di Usia 30

Seiring bertambahnya usia, bertambah pula tanggung jawab dan kesibukan kita. Semakin banyak yang kita kerjakan, semakin sedikit kesempatan kita untuk bisa berkumpul untuk sekedar ngobrol ngalor ngidul sampai pagi bersama dengan teman-teman tongkrongan kita dulu, teman semasa kuliah misalnya.

Perlahan tanpa kita sadari, kita menjauh dari sahabat dan teman-teman kita. Sampai akhirnya kita sadar, grup chat WA yang dulu ramai dengan jokes-jokes yang mungkin terkadang vulgar dan ceplas-ceplos, sekarang hanya tinggal jadi grup yang isinya hanya "selamat hari raya", "selamat tahun baru", yang mana itu hanya ramai setahun sekali, bukan?

Begitulah hidup. Yang seperti itu bukan hanya kita, mereka pun juga begitu. Teman-teman kita juga pasti begitu. Kita sekarang sudah punya hidup dan kehidupan masing-masing. Sadari dan jalani.

Kehilangan momen berharga di sini maksudnya adalah kehilangan kesempatan untuk bertemu secara rutin dengan orang tua. Bisa juga kehilangan waktu untuk bisa sekedar bersantai sejenak bersama pasanganmu di rumah saat weekend karena pekerjaanmu yang tetap mengharuskanmu masuk di akhir pekan, atau kehilangan waktu bersama anak dan pasangan jika kamu sudah menikah.

Hilangnya waktu berharga ini pastinya akan sangat kita sesali. Dan entah mengapa kita baru merasakannya ketika melihat suatu hari ayah dan ibu kita sudah semakin menua, pasangan di rumah sudah mulai jarang berbicara denganmu. Dan yang biasanya paling menyebalkan adalah melihat atau mendengar anak kita yang tiba-tiba sudah bisa makan sendiri, bersepeda ke sekolah sendiri, dan tiba-tiba mereka mengenalkan pasangannya ke kita sebagai orangtua.

Semoga waktu-waktu yang hilang suatu hari dapat ditebus dengan lunas. Yaitu saat melihat mereka yang kita tinggalkan demi kesibukan dan pekerjaan menyambut kepulangan kita dengan wajah tersenyum dan sebisa mungkin menyempatkan untuk memeluk mereka barang sejenak, ya.

Mungkin saat kita masih muda, masih di usia 20 tahunan kemarin, kita sudah membuat rencana dan resolusi-resolusi untuk beberapa tahun yang akan datang. Kita memastikan setiap target berjalan sesuai dengan rencana dan urutan yang sudah kita persiapkan.

Tak jarang pastinya kita mendengar teman-teman yang saat itu masih muda juga memiliki mimpi yang kurang lebih sama dengan kita. Ingin punya rumah sebelum menikah, ingin membeli mobil impiannya sebelum umur 30, ingin punya usaha sendiri dan resign dari kantor kalian bekerja sekarang dan menjalankan kerajaan bisnis kalian sendiri. Tipikal mimpi-mimpi ambisius anak-anak muda.

Tetapi siapa yang tahu di depan akan ada badai seperti apa, kan? Seiring waktu berjalan, kita semakin sadar bahwa apa yang sudah kita rencanakan kemarin nampaknya akan semakin berat untuk diwujudkan. Akhirnya dengan berat hati, namun terpaksa, kita buang jauh-jauh mimpi-mimpi dan harapan masa muda itu. Sampai akhirnya kita menikah dan memiliki anak, semakin jauhlah bayangan untuk mewujudkan mimpi masa muda itu.

Perasaan kehilangan arah tujuan hidup yang satu ini biasa kita kenal saat ini dengan istilah quarter life crisis, dimana kita merasa hidup kita begini-begini saja dari dulu. Melihat status-status sosial media teman-teman seumuran sudah memiliki rumah dan pasangan saja rasanya kita ingin memaki-maki diri sendiri yang rasanya tidak bisa apa-apa ini.

Tenang, sabar. Setiap orang pasti akan mengalami overthinking semacam ini di usia-usia genting seperti ini. Yang harus kamu lakukan adalah menjauh sementara dari sosial media dan pergi ke tempat sepi atau yang membuat hatimu nyaman. Di sana renungkanlah kembali apa tujuan hidup terbesarmu untuk saat ini, di usia ini. Fokuslah ke tujuan itu, jangan berhenti melakukan yang terbaik yang sudah kamu lakukan sampai dengan saat ini. Perlahan tetapi pasti, belajarlah untuk menerima dan legowo bahwa waktu setiap orang itu berbeda-beda.

Saat usiamu menginjak kepala 30-an, mungkin saat ini orang tuamu sudah berada di usia 50 atau 60 tahunan. Tak jarang diantara mereka yang mulai sakit-sakitan dan mungkin beberapa dari mereka juga ada yang sakitnya sudah parah. Dan kehilangan yang paling menakutkan pun semakin nyata di depan mata. Orangtua yang pastinya kita sangat kasihi mungkin telah tiada. Mungkin bukan orang tua, tetapi bisa jadai keluarga-keluarga kita yang lainnya.

Sabarkan hatimu, menerima kehilangan yang satu ini memang tidak akan pernah mudah. Rasanya takkan ada kalimat-kalimat motivasi yang bisa menenangkan kita jika saat seperti ini telah datang ke kehidupan kita. Bagi kalian yang di usia ini masih memiliki orangtua yang lengkap, bersyukur. Bahagia mereka tetap terus usahakan, ya.

Itulah tadi kehilangan-kehilangan yang mungkin akan kamu alami dan rasakan saat kamu menginjak usia 30-an. Sejatinya kehilangan adalah hal yang takkan mungkin dihindarkan. Apa pun yang akan hilang dari hidupmu, percayalah kelak akan digantikan dengan yang lebih sepadan agar pelan-pelan kamu lupa akan rasa sakitnya setelah kehilangan.