2. Memiliki dana darurat untuk kebutuhan mendesak

ilustrasi dana (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Setelah tabungan, Bunda Ika menganjurkan Gen Z memiliki dana darurat. Apa bedanya tabungan dan dana darurat? Menurut Bunda Ika, tabungan digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa depan. Sedangkan, dana darurat digunakan untuk dana saat terjadi hal-hal yang bersifat urgent (darurat), yang tidak bisa ditunda.

Misalnya saja handphone rusak, kendaraan pribadi yang harus diganti sparepartnya, atau ada keluarga atau kerabat yang meninggal. "Saat ada kebutuhan darurat, kamu tidak akan kelimpungan. Cukup mengambil dari dana darurat yang telah dipersiapkan sebelumnya," terang Bunda Ika.

Kamu bisa menyisihkan pendapatn 10 hingga 20 persen untuk dana darurat ya. Lalu, bagaimana saat kita sakit atau harus rawat inap di rumah sakit, apakah mengambil dari dana darurat? Jawabannya ada di poin keempat ya guys.

3. Mengikuti workshop pengembangan skill

Ilustrasi situasi workshop. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Bagi Gen Z yang baru terjun ke dunia kerja atau bisnis, sebaiknya secara rutin mengikuti workshop atau pelatihan. Hal ini berguna untuk mengembangkan skill atau kemampuan yang nantinya bisa untuk meningkatkan karier atau bisnis yang dilakukan. "Mumpung masih muda, pastinya kemampuan otak menerima berbagai pengetahuan masih sangat bagus. Keahlian yang didapat bisa berguna agar Gen Z tidak kalah dalam persaingan yang sangat ketat saat ini, baik di dunia kerja maupun usaha," ungkap Bunda Ika.

Semakin banyak memiliki skill atau semakin tinggi skill yang dimiliki tentunya akan bisa mendatangkan penghasilan yang lebih tinggi. Skill atau keahlian tambahan yang didapat saat mengikuti workshop juga bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Berapa yang harus disisihkan dari penghasilan? Bunda Ika menyebutkan, untuk workshop menyesuaikan dengan sisa penghasilan dan juga biaya workshop yang akan diikuti. Kamu juga bisa mengikuti sesi workshop yang diadakan oleh pemerintah, yang mana biasanya tanpa biaya alias gratis.

4. Memiliki proteksi untuk menjaga resolusimu yang lain tetap terlaksana

ilustrasi asuransi (unsplash.com/Scott Graham)

Menjawab pertanyaan pada poin kedua, Gen Z wajib memiliki proteksi atau yang sering disebut dengan asuransi. Jika kamu telah mampu untuk menyisihkan penghasilan untuk tabungan dan dana darurat, kamu wajib menambahkan asuransi untuk memproteksi tabungan dan dana darurat. Proteksi yang dimaksud seperti apa ya?

Menurut Bunda Ika, dengan memiliki asuransi, saat terjadi suatu resiko yang menimpa Gen Z, segala biaya akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Misalnya, saat kamu harus opname di rumah sakti, kamu tidak perlu mengambil dana darurat dan tabunganmu untuk membayar biaya rumah sakit. "Tabungan dan dana darurat yang telah kamu kumpulkan akan aman dan masih bisa digunakan untuk hal-hal penting lainnya," jelas Bunda Ika.

Bunda Ika mengungkapkan, kesadaran Gen Z untuk memiliki asuransi saat ini masih belum begitu tinggi atau bisa dibilang rendah. Mereka masih lebih mementingkan mengeluarkan uang untuk nongkrong dan membeli kopi di kedai-kedai kopi kekinian. "Padahal biaya premi asuransi bulanan tidak lebih mahal dari biaya beli kopi tersebut," canda ibu rumah tangga yang telah berkarier di bisnis asuransi selama 15 tahun.

Ia menambahkan, Gen Z juga mesti tahu, kalau biaya premi asuransi saat usia masih muda jauh lebih murah dibandingkan usia yang sudah tua. Gen Z bisa menyisihkan penghasilan untuk asuransi sekitar 20 hingga 30 persen. Proteksi atau asuransi ini akan membuat resolusi atau rencana-rencana lain bisa tetap berjalan walau sedang terkena resiko atau sedang sakit.

Selagi kamu masih muda, pergunakanlah penghasilan yang didapat dengan sebaik-baiknya. Karena, saat berkeluarga, kebutuhan hidup akan jauh lebih banyak. Pastikan kamu sebagai Gen Z memasukkan empat daftar di atas dalam list resolusi di tahun 2024.

Baca Juga: 5 Cara Manifestasi yang Bantu Kamu Capai Resolusi dan Mimpi Besar