TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Menggunakan Dikotomi Kendali untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Sudahkah kamu mengontrol apa yang bisa kamu kendalikan?

ilustrasi berpikir (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Apakah kamu pernah merasa bahwa hidup kamu tidak berjalan sesuai dengan keinginan? Apakah kamu sering merasa putus asa, stres, atau tidak bahagia dengan apa yang kamu alami? Jika ya, mungkin kamu perlu mengenal konsep yang disebut dikotomi kendali.

Dikotomi kendali adalah cara pandang seseorang terhadap pengaruh yang mereka miliki atas kejadian dalam hidup mereka. Ada dua jenis dikotomi kendali, yaitu internal dan eksternal.

Seseorang yang memiliki dikotomi kendali internal percaya bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Mereka merasa bahwa hasil yang mereka dapatkan tergantung pada usaha, kemampuan, dan pilihan yang mereka lakukan. Sementara itu, seseorang yang memiliki dikotomi kendali eksternal percaya bahwa hidup mereka ditakdirkan oleh hal-hal di luar diri mereka. Mereka merasa bahwa hasil yang mereka dapatkan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti nasib, kebetulan, atau orang lain.

Mengapa hal ini penting untuk kamu ketahui? Karena cara pandang kamu terhadap dikotomi kendali akan mempengaruhi bagaimana kamu menilai diri kamu sendiri, menghadapi tantangan, dan mengejar tujuan kamu. Penelitian menunjukkan bahwa memiliki dikotomi kendali internal dapat memberikan banyak manfaat bagi kualitas hidup kamu, seperti kesehatan mental dan fisik yang lebih baik, kepuasan hidup yang lebih tinggi, dan kinerja kerja yang lebih optimal.

Namun, bukan berarti kamu harus mengesampingkan faktor-faktor eksternal yang juga berperan dalam hidup kamu. Yang perlu kamu lakukan adalah menemukan keseimbangan antara mengakui apa yang bisa kamu kontrol dan apa yang tidak. Ingin tahu bagaimana caranya? Simak lima cara berikut ini untuk mengubah hidup kamu dengan menggunakan dikotomi kendali.

Baca Juga: 7 Tips Menumbuhkan Sikap Stoik, Ciptakan Ketenangan Batin

1. Bedakan apa yang bisa kamu kontrol dan apa yang tidak

ilustrasi berpikir (pexels.com/Marcelo Chagas)

Langkah awal yang harus kamu lakukan adalah menyadari apa saja hal-hal yang ada dalam lingkaran kendali kamu dan apa saja hal-hal yang berada di luar lingkaran tersebut. Hal-hal yang bisa kamu kontrol biasanya berkaitan dengan diri kamu sendiri, seperti pikiran, perasaan, sikap, tindakan, dan reaksi kamu terhadap situasi. Sedangkan hal-hal yang tidak bisa kamu kontrol biasanya berkaitan dengan lingkungan di sekitar kamu, seperti perilaku orang lain, keadaan alam, kebijakan pemerintah, atau kejadian tak terduga.

Coba buatlah daftar hal-hal yang bisa dan tidak bisa kamu kontrol dalam hidup kamu. Kemudian, fokuslah pada hal-hal yang ada dalam lingkaran kendali kamu dan berusahalah untuk mengubah atau memperbaiki apa yang bisa kamu ubah atau perbaiki.

Jangan sia-siakan waktu dan energi kamu untuk mengkhawatirkan atau mengeluh tentang hal-hal yang ada di luar lingkaran kendali kamu. Sebaliknya, terimalah dengan bijak dan carilah cara untuk beradaptasi dengan situasi tersebut.

2. Ubah pola pikir kamu terhadap kegagalan

ilustrasi berpikir (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Salah satu keuntungan dari memiliki dikotomi kendali internal adalah bahwa kamu akan lebih mudah belajar dari kesalahan dan kegagalan. Kamu akan melihat kegagalan sebagai peluang untuk meningkatkan diri, bukan sebagai bukti ketidakmampuan atau ketidakberuntungan kamu. Kamu juga akan lebih menerima tanggung jawab atas hasil yang kamu dapatkan, baik itu positif maupun negatif.

Untuk mengubah pola pikir kamu terhadap kegagalan, coba jangan mengambilnya secara pribadi atau menyimpulkan sesuatu yang bersifat global atau permanen dari satu kejadian saja. Misalnya, jika kamu gagal dalam ujian, jangan berpikir bahwa kamu bodoh atau tidak akan pernah berhasil dalam bidang tersebut.

Sebaliknya, carilah penyebab spesifik dan sementara dari kegagalan tersebut, seperti kurang belajar, kurang tidur, atau kurang konsentrasi. Kemudian, tentukan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan mencegahnya terulang di masa depan.

3. Tetapkan tujuan yang realistis dan ukur kemajuan kamu

ilustrasi berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Memiliki dikotomi kendali internal juga berarti bahwa kamu akan lebih termotivasi untuk menetapkan dan mencapai tujuan-tujuan yang penting bagi kamu. Kamu akan percaya bahwa dengan usaha dan strategi yang tepat, kamu bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kamu harus menetapkan tujuan-tujuan yang terlalu tinggi atau tidak masuk akal.

Untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menggunakan dikotomi kendali, coba tetapkan tujuan-tujuan yang SMART, yaitu spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Misalnya, jika tujuan kamu adalah menurunkan berat badan, jangan hanya mengatakan bahwa kamu ingin menjadi langsing.

Tetapkan berapa kilogram yang ingin kamu turunkan, dalam waktu berapa, dengan cara apa, dan mengapa hal itu penting bagi kamu. Kemudian, ukur kemajuan kamu secara berkala dan rayakan pencapaian-pencapaian kecil yang kamu dapatkan.

4. Cari dukungan dari orang lain

ilustrasi teman (unsplash.com/Roberto Nickson)

Meskipun memiliki dikotomi kendali internal membuat kamu lebih mandiri dan percaya diri, hal ini tidak berarti bahwa kamu harus mengisolasi diri dari orang lain. Kamu tetap membutuhkan dukungan sosial dari keluarga, teman, atau orang-orang yang memiliki tujuan atau masalah yang sama dengan kamu. Dukungan sosial dapat membantu kamu mengatasi stres, meningkatkan kesehatan mental dan fisik, dan memberi kamu sumber inspirasi dan motivasi.

Untuk mencari dukungan dari orang lain, coba lebih terbuka dan jujur tentang apa yang kamu rasakan, butuhkan, atau inginkan. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau saran jika kamu merasa kesulitan atau bingung.

Sebaliknya, berikan juga bantuan atau saran jika ada orang lain yang membutuhkannya. Jadilah pendengar yang baik dan tunjukkan empati kepada orang lain. Bangunlah hubungan yang saling menghormati dan mendukung dengan orang-orang di sekitar kamu.

Baca Juga: 5 Kiat Atasi Overthinking ala Henry Manampiring dan Adjie Santoso

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya