TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Istilah dan Tanda Hyper Independence, Rasa Mandiri Berlebihan

Rasa mandiri yang berlebihan bisa berujung negatif

ilustrasi hyper independence (unsplash.com/andystorn)

Istilah hyper independence alias kemandirian yang berlebihan mungkin masih asing terdengar di telinga kita. Kendati demikian, kondisi ini masih banyak terjadi pada banyak orang. Mengutip Calm Sage, hyper independence pada dasarnya adalah ketidakmampuan bergantung pada orang lain. Orang dengan sikap ini akan merasa bahwa ia selalu bisa menyelesaikan semuanya sendiri.

Meskipun sifat mandiri ini umumnya positif, namun jika terjadi secara berlebihan maka akan menimbulkan dampak negatif. Jika hyper independence terjadi terus menerus maka pengidapnya akan merasa cepat lelah dan kewalahan sepanjang waktu. Itu karena dia menghabiskan seluruh tenaga untuk menyelesaikan masalahnya tanpa ada bantuan orang lain.

Biar gak terjebak di situasi ini, yuk simak tanda-tanda orang yang mengalami hyper independence di bawah ini.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Memicu Orang Jadi Kesal Kepadamu, Sadar?

1. Selalu merasa bisa mengatasinya sendiri

ilustrasi hyper independence (unsplash.com/Dan Burton)

Seorang hyper independence memiliki tingkat kemandirian yang tinggi. Ia akan senantiasa merasa bisa mengatasi semua hal sendiri. Tak jarang orang yang mengalami hyper independence ini juga merasa bahwa hidupnya merupakan tanggung jawabnya secara penuh. Jadi sebisa mungkin ia menyelesaikan semuanya sendiri.

Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan gangguan psikis seperti mudah cemas dan perubahan suasana hati. Sebagai manusia biasa seharusnya kita tahu bahwa tiap orang memiliki batasan kemampuan. Jadi tidak masalah jika kamu perlu meminta orang lain untuk membantumu.

2. Memiliki kepribadian yang tertutup

ilustrasi kepribadian tertutup (unsplash.com/alexandruz)

Kebanyakan orang yang mengalami hyper independence adalah mereka yang mempunyai trauma di masa lalu. Rasa sakit di masa lalu akan membuatnya terus dihantui ketakutan akan terjadinya hal-hal yang tidak baik. Akibatnya ia akan memendam emosi itu sekuat tenaga.

Mereka juga kemungkinan akan lebih menyendiri dan menjauh dari orang-orang. Seterpuruk apapun dirinya, hyper independence ini akan merasa sulit berbagi cerita dengan orang lain. Maka tak heran jika ia sering merasa kesepian dan tak punya teman.

3. Enggan minta tolong

ilustrasi meminta tolong (unsplash.com/Hanna Morris)

Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan satu sama lain, meminta tolong merupakan hal yang wajar. Namun hal tersebut justru menjadi sesuatu yang sangat dihindari oleh para hyper independence ini. Mereka sangat sulit untuk meminta tolong pada orang lain.

Menurutnya, permintaan tolong adalah salah satu tanda kelemahan pada diri mereka. Jadi sebisa mungkin ia akan tetap menyelesaikan semuanya sendirian daripada meminta bantuan pada orang lain. Padahal sebenarnya tidak ada salahnya jika kita meminta bantuan kepada orang lain asal masih dalam batas wajar.

4. Sering menyalahkan diri sendiri

ilustrasi menyalahkan diri sendiri (unsplash.com/christnerfurt)

Saat mengalami kegagalan dalam hidup, hyper independence akan menyalahkan dirinya sendiri. Penyalahan terhadap dirinya ini terjadi terus menerus sampai ia merasa kecil hati dan pasrah. Tentunya ini akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidupnya.

Seorang hyper independence akan merasa tidak tenang ketika mengalami kegagalan. Ini disebabkan karena ia merasa bahwa ia telah berusaha melakukan semuanya dengan sebaik mungkin. Jadi ketika kenyataan tak sesuai dengan apa yang ia inginkan, ia akan merasa kesal dan berujung pada menyalahkan dirinya sendiri.

Baca Juga: 5 Sisi Negatif Terlalu Mendominasi Pembicaraan, Bikin Orang Risih!

Verified Writer

uma_ nihhh

suka sama banyak hal, tapi ga suka kamu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya