TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Bagi Kamu yang Ingin Merasa Selalu Cukup dan Bahagia

Susah-susah gampang, namun ini juga demi kebaikan kamu, kok

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Mencapai kebahagiaan adalah urusan yang susah-susah gampang. Pengalaman hidup orang yang berbeda satu sama lain membuat tolok ukur atas kebahagiaan cenderung beragam. Namun untuk meraihnya, seseorang sudah pasti melalui banyak ujian.

Di sisi lain, menjaga rasa bahagia pun cenderung tidak mudah. Pokoknya ada saja hal yang ngebikin kamu merasa terpuruk. Entah karena orang terdekat, atau faktor dari luar. Nah, berikut ini IDN Times membagikan resep cara-cara untuk tetap bahagia, seperti disadur dari kanal Mind Cafe di Medium.com.

1. Kurangi penggunaan media sosial secara signifikan

Ilustrasi (IDN Times/Helmi Shemi)

Sejak penggunaan media sosial jadi bagian dari hidup sehari-hari, meningkat pula kecenderungan menjadi depresi dan gak bahagia. Dalam studi terbaru yang dilakukan gabungan peneliti Kanada dan Australia, ditemukan bahwa gambaran ideal yang berseliweran berpotensi menimbulkan rasa minim puas diri.

"Namun, menurut hasil penelitian kami, kondisi tersebut hanya berlaku untuk gejala depresi dan bukan harga diri. Maka ini menunjukkan efeknya yakni memperburuk kognitif (proses berpikir) dan suasana hati," demikian kutipan dari jurnal terbitan JAMA Pediatrics, Juli 2019.

Menurut Dr. Meg Jay dalam buku The Difining Decade, gak ada yang salah kok kalau orang cuma membagikan hal-hal terbaik di akun media sosialnya. Namun lambat laun, pasti akan ada yang merasa hidupnya gak bahagia dibandingkan apa yang ia saksikan di layar gawai setiap hari.

Rata-rata manusia menghabiskan 2 jam 24 menit setiap hari untuk mengecek media sosial. Waktunya bisa dikurangi, kok. Caranya, dengan melakukan aktivitas lainnya seperti membaca, berolahraga, menekuni hobi lain atau berinteraksi dengan orang terdekat. Itu bisa membantu meningkatkan kebahagiaan dan rasa positif lainnya.

2. Melepas hal-hal pemicu rasa tidak bahagia

Pexels.com/Min An

Anthony J. Yeung, penulis untuk kanal Mind Cafe di Medium.com, punya resep menarik bernama "80/20".

"Inti dari aturan 80/20 adalah ada penyebab sebesar 20% yang menciptakan efek sebanyak 80%. Itulah mengapa setiap beberapa bulan saya melakukan analisis 80/20 dan mengajukan dua pertanyaan: Apa saja 20% hal yang menyebabkan 80% ketidakbahagiaan saya? Dan apa saja 20% hal yang menyebabkan 80% kebahagiaan saya?," tulisnya.

Jika analisis telah selesai, Anthony akan memilih menghindari semua aktivitas, komitmen dan bahkan orang tertentu yang membuatnya tidak bahagia. Baginya, menghapus dua hingga tiga hal yang gak dia suka membuat hidupnya lebih baik dengan signifikan.

"Tentu, bersikap tenang akan sangat membantu dan menerima gangguan yang gak bisa dikendalikan. Tetapi gak perlu menyakiti diri sendiri. Jika bisa dilepas, mengapa gak dilepas saja? Bersikaplah kejam. Ini kan hidup kamu," lanjut Anthony.

Baca Juga: 5 Perjuangan Seseorang saat Pertahankan Hubungan Setelah Diselingkuhi

3. Pergi dari orang-orang yang membawa pengaruh buruk

Pexels.com/cottonbro

Jika kamu dikelilingi orang-orang dengan kebiasaan negatif, gak bahagia dan gak ambisius, kamu bisa tetap di keadaan yang sama gak peduli seberapa keras kamu berusaha. Nah, jika ingin mencapai sebuah ambisi, ada baiknya kamu harus mengubah pertemananmu. Tinggalkan yang dirasa selalu memberi pengaruh buruk.

Terkesan mengada-ada? Ini seratus persen benar. Sejauh penelitian Harvard University selama 75 tahun sudah membuktikannya.

"Pesan paling jelas yang kami dapatkan dari studi 75 tahun ini adalah: relasi pertemanan yang baik membuat kita lebih bahagia dan lebih sehat. Titik," ujar Robert Waldinger, direktur Harvard Study of Adult Development, tanpa tedeng aling-aling kepada Inc.com pada 2017 silam.

Jika ingin meningkatkan kebahagiaan, singkirkan orang-orang yang kamu anggap selalu membawa pengaruh buruk. Gunakan resep "80/20" yang sebelumnya dijabarkan Anthony J. Yeung.

Cari 20% teman atau anggota keluarga yang selama ini menjadi sumber 80% rasa gak bahagia, ragu, marah dan masih banyak lagi. Ajak mereka bicara, dan tetapkan sejauh mana relasi kalian.

4. Singkirkan ambisi untuk pembuktian diri

unsplash.com/ Florian Pérennès

Memang gak ada yang salahnya berambisi meraih tujuan yang besar. Tapi banyak yang mengejar tujuan tersebut untuk membuktikan sesuatu kepada orang lain dan diri sendiri. Mereka ini sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan sehingga perlu membuktikannya. Secara singkat, mereka ingin memvalidasi keberadaaan mereka.

Tapi, ambisi membuktikan diri sendiri itu rentan loh. Kamu bisa semakin jauh dari kebahagiaan. Keinginan jadi sempurna membuat kamu malah mengarah ke depresi, cemas dan rasa lelah.

Standar "kesempurnaan" memang abstrak dan selalu berubah-ubah. Namun, siapa kamu dan segala kemampuanmu bersifat konstan. Alhasil, pencapaian kamu yang sekarang bisa saja kamu anggap belum memenuhi ambisimu.

Anthony J. Yeung membagi sedikit cara agar tetap menjejak bumi. "Untuk menghilangkan kecenderungan pembuktian diri, saya secara teratur bertanya: Jika saya tidak pernah bisa memberi tahu satu orang pun tentang pencapaian saya, apakah saya masih akan mengejarnya?" tulisnya.

Pertanyaan belum berhenti. "Jika perjalanan meningkatkan kualitas diri saya tidak membuat saya menjadi orang yang 'lebih baik', apakah saya masih akan melakukannya?" Singkat memang, tapi mengena.

Baca Juga: 5 Cara Berbagi Kebahagiaan Paling Sederhana, Tapi Besar Maknanya

Berita Terkini Lainnya