TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Macam Logical Fallacy yang Patut Kamu Hindari agar Tidak Bodoh

Kesalahan berlogika menandakan kebodohan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Vera Arsic)

Pada saat kamu mengeluarkan pendapatmu, apakah pernah dituduh kurang berpendidikan atau kamu bukan siapa-siapa dan tidak paham apa-apa? Atau pernah mendengar orang lain mengambil kesimpulan tanpa bukti yang cukup kuat? Maka, itulah contoh dari logical fallacy.

Istilah Logical Fallacy - sering dimaknai cacat logika - merupakan kesalahan berpikir yang menghasilkan argumen keliru dan salah dipahami sebagai kebenaran. Contoh seperti Ad Hominem yang sering dijumpai di masyarakat dalam percakapan sehari-hari tanpa disadari.

Oleh karena itu, mari mengenali jenis logical fallacy lain agar kita terhindar darinya dan memperbaiki pola pikir yang wajib kamu ketahui.

Baca Juga: 10 Foto Lucu yang Sulit Dijelaskan dengan Logika, Apa yang Terjadi?

1. Ad Ignorantiam

ilustrasi berpikir (pexels.com/Athena)

Cacat logika yang pertama ini berasal dari ketidaktahuan akan sesuatu dan mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut tidak ada maupun sebaliknya. Biasanya digunakan oleh sesuatu yang bersifat tidak dapat dibuktikan secara nyata. Kedua pernyataan yang berlawanan dapat menjadi sebuah kebenaran.

Contoh :

1. Kamu tidak punya bukti bahwa kerasukan itu benar karena setan, maka kerasukan bukan karena setan.

2. Kamu tidak punya bukti bahwa kerasukan itu bukan karena setan, maka kerasukan karena ulah setan.

Kedua argumen tersebut dapat digunakan bagi mereka yang percaya setan dan tidak sebagai penyebab kerasukan.

2. Cherry picking

ilustrasi memetik ceri (pexels.com/Michael Burrows)

Pada saat mengajukan sebuah opini, dibutuhkan bukti-bukti berupa fakta pendukung sebagai penunjang kebenarannya. Berbagai fakta yang diberikan hanya berupa potongan-potongan tanpa adanya keseluruhan informasi terkait fakta tersebut. Bukti tersebut dipilih yang kira-kira cocok untuk mendukung opini tersebut.

Contoh: Seorang jurnalis berita mengabarkan bahwa daerahnya tidak terjadi banjir karena kebijakan daerah tersebut. Kenyataannya, saat ini bukan sedang musim hujan dan para warga telah melakukan gotong royong membersihkan parit.

3. Hitam dan putih

ilustrasi hitam putih (pexels.com/David Bartus)

Sesuai dengan namanya, cacat logika satu ini hanya memandang dunia sebagai hitam dan putih tanpa kemungkinan lain. Seringkali ini muncul pada orang yang berpikiran pendek dan tidak mampu mengolah informasi secara kritis.

Contoh :

1. Kamu mencintai dirimu sendiri, berarti kamu tidak mencintaiku.

2. Kamu mencintaiku karena kita kebetulan bertemu atau temanku yang mengatur semua ini.

Orang seperti ini kurang dapat melihat dunia yang warna-warni, secara logika hanya ada dua pilihan dihadapannya yang bertentangan.

4. Red Herring

ilustrasi mengalih perhatian (pexels.com/RDNE Stock project)

Red Herring menjadi salah satu cacat logika yang sering terjadi tanpa orang sadari. Cacat logika ini melekatkan suatu topik lain yang tidak berhubungan, sehingga menjadikan topik utama terlupakan.

Contoh :

A : Berbisnis merupakan peluang karir bagus di masa depan

B : Banyak dari pebisnis itu ternyata menggunakan cara menipu untuk meraih untung, kamu berarti ingin jadi penipu

A : Bukan berarti aku mau bisnis menipu juga...

Topik awal tentang karis bisnis bergeser menjadi topik penipuan.

Baca Juga: 5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empati

Writer

Adam Ghifari

Menulis untuk manfaat diri dan orang lain

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya