TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tips Berhenti Menunda Mengerjakan Tugas, Stop Prokrastinasi!

ilustrasi malas (pexels.com/ Karolina Grabowska)

Menunda-nunda pekerjaan atau prokrastinasi adalah kebiasaan yang hampir semua orang pernah lakukan. Terutama saat tugas terasa berat atau membosankan, kita cenderung mengalihkan perhatian ke hal-hal yang lebih menyenangkan. Meskipun terdengar sepele, kebiasaan ini dapat berdampak buruk, terutama jika kamu memiliki deadline yang ketat.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menyebabkan stres berkepanjangan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami cara-cara efektif mengatasi prokrastinasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh tips ampuh yang dapat membantu kamu mengatasi kebiasaan menunda-nunda dan menjadi lebih produktif.

Baca Juga: 5 Tantangan Berusaha Disiplin Menulis, Waktunya Ada Tapi Ide Hilang

1. Pahami penyebabnya

Langkah pertama adalah memahami apa yang membuat kamu menunda pekerjaan. Apakah kamu merasa tugas tersebut terlalu sulit? Atau mungkin kamu kurang tertarik? Dengan mengetahui penyebabnya, kamu bisa mencari solusi yang tepat. Setiap orang memiliki alasan berbeda mengapa mereka menunda-nunda.

Dengan menggali lebih dalam, kamu bisa menemukan akar masalahnya. Misalnya, kamu mungkin takut gagal sehingga lebih memilih untuk tidak memulai sama sekali. Dengan menyadari penyebab ini, kamu bisa mencari cara untuk menghadapinya, seperti membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola.

2. Buat rencana dan tetapkan prioritas

Setelah mengetahui penyebab prokrastinasi, langkah selanjutnya adalah membuat rencana kerja yang jelas. Kamu juga harus menetapkan prioritas. Mulailah dengan membuat daftar tugas, lalu urutkan berdasarkan tingkat kepentingan dan urgensinya. Fokuslah pada tugas yang paling penting dan mendesak terlebih dahulu.

Rencana terstruktur membantu kamu tetap fokus dan merasakan pencapaian setiap kali tugas selesai. Dengan demikian, kamu akan merasa lebih termotivasi untuk melanjutkan ke tugas berikutnya. Rencana yang baik juga memungkinkan kamu untuk mengantisipasi hambatan dan mencari solusi lebih awal.

3. Gunakan teknik pomodoro

Teknik Pomodoro adalah metode efektif untuk meningkatkan fokus dan produktivitas. Caranya sederhana: kamu bekerja selama 25 menit tanpa gangguan, lalu istirahat selama 5 menit. Setelah empat sesi kerja, kamu bisa mengambil istirahat lebih panjang, sekitar 15-30 menit.

Metode ini membantu otak tetap fokus dengan memberikan jeda waktu cukup untuk istirahat. Dengan teknik ini, kamu bisa memecah pekerjaan besar menjadi sesi-sesi kecil yang terasa lebih mudah dikelola. Hasilnya, kamu tidak akan merasa terlalu terbebani oleh tugas besar dan bisa tetap produktif sepanjang hari.

4. Hindari gangguan

Salah satu alasan utama kita sering menunda pekerjaan adalah gangguan dari lingkungan sekitar. Untuk mengatasi hal ini, cobalah menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Matikan notifikasi ponsel, hindari media sosial, dan beri tahu orang-orang di sekitar kamu bahwa kamu sedang tidak ingin diganggu.

Dengan cara ini, kamu bisa menciptakan kondisi ideal untuk bekerja produktif. Lingkungan yang bebas dari gangguan memungkinkan kamu sepenuhnya fokus pada tugas yang ada. Selain itu, menetapkan batas waktu untuk penggunaan teknologi juga dapat membantu mengurangi godaan untuk mengalihkan perhatian ke hal-hal tidak penting.

5. Berikan reward untuk diri sendiri

Memberikan reward kepada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas bisa menjadi motivasi tambahan. Reward ini tidak perlu besar; hal-hal sederhana seperti menikmati secangkir kopi favorit atau menonton episode serial TV kesukaan setelah menyelesaikan tugas bisa menjadi penyemangat. Dengan cara ini, kamu akan lebih termotivasi karena ada reward yang menanti di akhir.

Menetapkan reward juga bisa membantu menciptakan siklus positif dalam produktivitas. Setiap kali kamu menyelesaikan tugas dan mendapatkan reward, otak akan mengasosiasikan kerja keras dengan hal-hal positif. Seiring waktu, ini akan membantu kamu membentuk kebiasaan produktif yang berkelanjutan.

6. Ingat tujuan dan manfaatnya

Ketika kamu merasa malas atau tidak termotivasi, cobalah mengingat kembali tujuan dan manfaat dari tugas tersebut. Apakah tugas ini akan membantu kamu mencapai cita-cita jangka panjang? Atau mungkin penting untuk karier kamu? Dengan mengingat tujuan dan manfaatnya, kamu akan lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas.

Menghubungkan tugas dengan tujuan yang lebih besar memberikan konteks dan makna pada pekerjaan yang sedang kamu lakukan. Ini juga bisa menjadi pengingat bahwa setiap langkah yang kamu ambil adalah bagian dari perjalanan menuju pencapaian yang lebih besar. Dengan demikian, kamu akan merasa lebih bertanggung jawab dan termotivasi untuk tidak menunda-nunda.

7. Jangan perfeksionis

Salah satu penyebab prokrastinasi adalah keinginan untuk menyelesaikan tugas dengan sempurna. Meskipun perfeksionisme bisa menjadi hal yang baik, jika berlebihan, hal ini bisa menghambat produktivitas. Ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna, dan terkadang yang paling penting adalah menyelesaikan tugas tepat waktu, bukan sempurna.

Perfeksionisme sering membuat kamu terlalu lama dalam tahap perencanaan atau revisi. Pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dengan cepat justru tertunda. Ketakutan akan kesalahan juga bisa membuat kamu enggan memulai tugas. Cobalah fokus pada penyelesaian, bukan kesempurnaan. Iterasi berikutnya selalu bisa diperbaiki.

Mengatasi kebiasaan menunda-nunda memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan memahami penyebab prokrastinasi dan menerapkan tips-tips di atas, kamu bisa mengubah kebiasaan buruk ini dan menjadi lebih produktif. Ingatlah bahwa langkah kecil yang konsisten akan membawa perubahan besar dalam jangka panjang.

Baca Juga: 5 Tips Mendidik Anak agar Disiplin di Rumah, Harus Tegas!

Verified Writer

Rendy Firmansyah

Seorang penulis yang ingin membagikan tips-tips dunia percintaan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya