Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi wanita berolahraga (freepik.com/Drazen Zigic)

Flu memang bikin aktivitas harian terasa berat. Badan lemas, kepala berat, belum lagi hidung mampet, gak enak banget rasanya! Tapi, siapa sangka kalau ada beberapa aktivitas fisik yang justru bisa membantu meringankan flu dengan cepat? Mungkin kamu bakal kaget kalau tahu olahraga ringan ternyata bisa mempercepat proses penyembuhan, lho!

Banyak orang berpikir kalau lagi flu itu harus total istirahat. Padahal, tubuh kita tetap butuh bergerak untuk menjaga sirkulasi darah dan membantu sistem imun bekerja lebih baik. Nah, di artikel ini, aku bakal kasih tahu kamu 5 aktivitas fisik yang gak cuma aman dilakukan saat flu, tapi juga efektif bikin badan cepat pulih. Yuk, simak sampai habis!

1. Jalan kaki ringan

Ilustrasi wanita berjalan santai (freepik.com/prostooleh)

Siapa bilang jalan kaki cuma buat orang sehat? Saat flu menyerang, tubuh sebenarnya tetap membutuhkan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki untuk menjaga sistem peredaran darah tetap lancar. Berjalan kaki membantu meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, yang mana sangat penting untuk mendukung sistem imun melawan infeksi virus flu. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine (2011), individu yang rutin berjalan kaki setidaknya 20 menit sehari memiliki risiko infeksi saluran pernapasan atas yang lebih rendah hingga 43%.

Manfaat lainnya adalah peningkatan produksi hormon endorfin, yang membantu mengurangi rasa lelah dan meningkatkan mood. Ini penting karena stres emosional terbukti melemahkan respons imun tubuh. Jadi, walau kamu merasa lesu, berjalan santai di halaman rumah atau di sekitar kompleks bisa menjadi langkah kecil yang berdampak besar untuk pemulihanmu.

2. Peregangan tubuh (stretching)

Ilustrasi pria berolahraga di rumah (freepik.com/freepik)

Ketika flu menyerang, tubuh biasanya terasa kaku karena kita cenderung berbaring terlalu lama. Melakukan peregangan ringan, seperti forward fold, peregangan leher, atau peregangan punggung bagian bawah, dapat membantu melenturkan otot-otot yang tegang. Peregangan ini juga membantu memperlancar aliran darah, termasuk ke area otak dan organ-organ vital, sehingga tubuh lebih efisien dalam mendistribusikan sel imun ke seluruh tubuh.

Selain itu, peregangan tubuh memberikan efek relaksasi pada sistem saraf parasimpatik, yang bertugas menurunkan stres dan meningkatkan regenerasi tubuh. Sebuah studi dari Journal of Bodywork and Movement Therapies (2017) menunjukkan bahwa stretching rutin dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, yang sering terjadi selama flu. Hanya butuh 10-15 menit setiap hari untuk merasakan manfaatnya.

3. Yoga dengan gerakan lembut

Ilustrasi wanita sedang yoga (freepik.com/prostooleh)

Yoga bukan sekadar olahraga, tapi juga terapi untuk tubuh dan pikiran. Saat flu, gerakan yoga lembut seperti child’s pose atau cat-cow pose membantu memperbaiki postur tubuh sekaligus membuka saluran pernapasan. Ini sangat bermanfaat jika kamu mengalami hidung mampet atau sesak napas ringan. Selain itu, posisi seperti legs up the wall membantu mengurangi tekanan pada sistem limfatik, yang bertugas membersihkan racun dan virus dari tubuh.

Yoga juga dikenal meningkatkan aktivitas sel-sel imun tubuh. Sebuah studi di Journal of Clinical Immunology (2018) mengungkapkan bahwa latihan yoga secara konsisten bisa meningkatkan jumlah natural killer cells, sel imun yang berperan langsung dalam menghancurkan virus. Jadi, selain mempercepat penyembuhan, yoga juga membantu menjaga tubuh tetap rileks dan nyaman selama flu.

4. Pernapasan dalam (deep breathing)

Ilustrasi wanita bermeditasi (pexels.com/Yan Krukau)

Latihan pernapasan dalam sering dianggap remeh, padahal ini adalah cara alami yang efektif untuk melawan gejala flu. Teknik ini melibatkan pernapasan diafragma, di mana kamu menghirup udara dalam-dalam hingga perut terasa mengembang, kemudian menghembuskannya perlahan. Latihan ini membantu meningkatkan pasokan oksigen dalam darah, yang diperlukan tubuh untuk melawan infeksi.

Pernapasan dalam juga membantu membersihkan saluran pernapasan dan mengurangi gejala hidung tersumbat. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine (2019), teknik pernapasan diafragma terbukti membantu meningkatkan efisiensi pertukaran oksigen di paru-paru. Selain itu, latihan ini bisa menurunkan hormon stres, yang seringkali menjadi faktor yang memperparah gejala flu.

5. Senam ringan di rumah

Ilustrasi senam di pagi hari (freepik.com/freepik)

Kalau kamu merasa cukup bertenaga, senam ringan bisa menjadi aktivitas yang bermanfaat saat flu. Gerakan sederhana seperti marching in place atau side lunges membantu meningkatkan suhu tubuh secara alami, yang mana mendukung sistem imun untuk bekerja lebih efektif. Peningkatan suhu tubuh ini sering disebut dengan "demam mikro", yang membantu mempercepat proses pembunuhan virus dalam tubuh.

Namun, penting untuk melakukan gerakan yang sesuai dengan kondisi tubuhmu. Jangan sampai terlalu memaksakan diri hingga membuat tubuh kelelahan. Sebuah artikel dari Journal of Sports Science and Medicine (2020) menyebutkan bahwa senam ringan dengan durasi 10-15 menit sudah cukup untuk memberikan manfaat, terutama dalam meningkatkan sirkulasi darah tanpa menambah beban pada tubuh yang sedang sakit.

Flu bukan alasan untuk berhenti bergerak sepenuhnya, ya! Dengan aktivitas fisik yang tepat, kamu bisa membantu tubuh pulih lebih cepat sekaligus menjaga mood tetap positif. Tapi ingat, jangan memaksakan diri. Dengarkan tubuhmu, dan kalau merasa terlalu lelah, istirahatlah sejenak.

Jadi, next time kamu kena flu, jangan buru-buru rebahan seharian, ya. Cobalah beberapa aktivitas di atas dan rasakan manfaatnya! Semoga kamu segera sehat dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Stay fit and healthy, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team