8 Kebaikan yang Gak Mudah Dilakukan, Malah Betah Mendengarkan Gosip

- Mengalahkan dorongan bersikap egois dan jahat
- Sikap sok tahu dan iri atas kebahagiaan orang lain
- Bersedekah, memberikan tempat duduk, dan memberi jalan pada orang lain
Untuk kamu dapat berbuat baik pada siapa pun harus terlebih dahulu mengalahkan dorongan bersikap egois apalagi jahat pada orang lain. Tidak setiap saat ini mudah bagimu. Pengaruh lingkungan terkadang menyulitkanmu buat tetap berpegang pada kebaikan.
Tanpa sadar dirimu bisa dengan mudahnya melakukan keburukan. Bahkan seandainya ada orang yang menegur dan menasihatimu tentang tindakan lain yang lebih tepat untuk diambil, kamu dapat menolak mendengarkannya. Perasaan benar sendiri sangat kuat.
Maka setiap perbuatan baik meski tampak sepele harus diapresiasi oleh diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Agar tindakan itu mendapatkan penguatan dan ke depan bakal kembali dilakukan sampai menjadi kebiasaan. Di antara begitu banyak contoh sikap terpuji, delapan kebaikan ini termasuk yang gak gampang untuk dipraktikkan.
1. Jujur kamu tahu atau tidak tentang sesuatu

Baik sikap sok tahu maupun pura-pura gak tahu sama buruknya. Sikap sok tahu dapat menjerumuskan orang lain dalam kesalahan. Kamu memberi penjelasan atau petunjuk yang gak bisa dipertanggungjawabkan. Orang lain yang memercayaimu pun begitu saja mengikuti arahanmu.
Alangkah baiknya dirimu mengakui ketidaktahuan akan sesuatu daripada berlagak mengerti segalanya. Akan tetapi, kalau kamu tahu mengenai apa yang dibutuhkan orang lain juga jangan lantas bilang gak mengerti. Berbagi pengetahuan sangat baik dan bakal bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya. Jangan takut terlihat bodoh lantaran kamu bilang tak tahu. Namun, jangan juga pelit informasi dan ilmu.
2. Ikut bahagia atas kebahagiaan orang lain

Tidak semua orang punya kemampuan berempati yang tinggi. Maka ada orang yang kesulitan merasakan kesedihan sesamanya. Akan tetapi, ikut gembira atas kebahagiaan orang lain kadang malah lebih sukar dilakukan. Ada rasa iri yang dengan cepat menghalangimu untuk berbahagia bersamanya.
Makin dekat hubunganmu dengan seseorang, terkadang rasa persaingan justru makin kuat. Nuranimu masih bekerja dengan baik untuk tidak bersenang-senang di atas penderitaannya. Namun, ketika ia bahagia sekali atas suatu anugerah dalam hidupnya boleh jadi justru terasa menyesakkan dadamu. Ini sudah tanda kamu tak bisa sepenuhnya ikut senang atas kebahagiaannya.
3. Diam apalagi meninggalkan orang-orang yang lagi bergunjing

Kamu mungkin bisa bilang gak suka dengan pergunjingan. Namun, kenyataannya belum tentu dirimu dapat diam saja apalagi meninggalkan sekelompok orang yang bergunjing. Kamu terbawa suasana dan malah menikmati pergunjingan tersebut. Meski bukan dirimu yang memulai pergunjingan, kamu pun ikut menyahut.
Sahutanmu membuat penggosip tambah bersemangat. Atau, dirimu gak berkomentar tetapi suka memperoleh berbagai informasi yang entah benar atau salah. Boro-boro kamu mengingatkan mereka supaya tidak bergosip. Dirimu justru tak mau ketinggalan berita dengan terus berada di antara mereka dan mengambil peran pasif sebagai pendengar.
4. Tidak merasa menjadi pahlawan dalam kehidupan orang lain

Tentu kamu pernah menolong orang dalam berbagai hal. Kian besar bentuk pertolongannya tentu juga kian tidak mudah untukmu. Mungkin kamu sampai harus mengorbankan beberapa hal demi membantu orang lain yang membutuhkan. Namun, jangan di kemudian hari dirimu bersikap seakan-akan telah menyelamatkan hidupnya.
Bila kamu tak mengulurkan tangan, boleh jadi dia gak tertolong. Sikap seperti ini menunjukkan kesombongan yang luar biasa. Semestinya pertolongan yang diberikan tidak perlu membuatmu merasa sehebat itu. Andai pun kamu gak membantu, pasti ada orang lain yang tergerak untuk menolongnya.
Sebab pertolongan sejatinya dari Tuhan. Ia yang menggerakkan hati hamba-Nya guna berbuat baik pada sesama. Di mana pun, apa pun masalah, cara menolongnya, serta siapa yang akhirnya mengulurkan tangan tidak semata-mata karena kemampuan dan kemauan manusia. Berikan bantuan dengan tulus.
5. Tetap bersedekah meski penghasilan rendah

Bersedekah ketika penghasilan tinggi saja belum tentu gampang. Akan terus ada perasaan gaji masih kecil dibandingkan kebutuhan yang terus bertambah. Maka tetap berbagi di tengah keterbatasan ekonomi merupakan tindakan yang amat terpuji dan istimewa.
Kamu tidak menjadikan rendahnya pendapatan sebagai pembenaran untuk gak bersedekah. Kamu mau melatih diri untuk membiasakan bederma sejak penghasilan masih kecil bahkan mungkin tidak menentu. Harapannya, setelah rezeki lebih lancar, dirimu juga tambah ringan melakukannya. Bukan malah kamu kian pelit saat gaji meningkat lantaran terbiasa ketika susah hanya mementingkan diri sendiri.
6. Kasih tempat duduk ke golongan prioritas

Sekadar berdiri dan memberikan tempat dudukmu di kendaraan umum pada penumpang prioritas juga menjadi kebaikan yang besar. Orang yang lebih membutuhkannya seperti lansia, ibu hamil, anak-anak, dan difabel akan sangat terbantu. Namun, masih banyak orang yang mengabaikan hal ini.
Ada penumpang non-prioritas yang berpura-pura tidur, memalingkan wajah, bahkan sampai bertengkar jika diminta memberikan kursinya. Alasannya biasanya mereka sama-sama membayar. Oleh sebab itu, mereka juga punya hak setara atas tempat duduk. Tinggal siapa yang terlebih dahulu memperolehnya.
7. Tetap rendah hati meski sering dipuji

Pujian dapat mengubah seseorang. Sebagian orang merasa lebih termotivasi dengan adanya pujian. Sebagian lagi malah menjadi tinggi hati karena merasa dirinya sudah hebat sekali. Semoga kamu tidak termasuk orang-orang yang berubah sifat menjadi negatif setelah mendapatkan banyak pujian.
Tetap rendah hati walau dikagumi orang-orang gak mudah karena adanya perasaan diri begitu hebat. Bukannya seiring waktu tambah rendah hati, justru kamu dapat kesal kalau ada orang yang gak ikut memberikan pujian. Dirimu berpikir keterlaluan sekali dia tak tahu siapa kamu. Banyaknya pujian membuatmu merasa punya modal untuk menyombongkan diri.
8. Kasih jalan ke orang lain di tengah kepadatan lalu lintas

Semua pengguna jalan ingin segera sampai ke tujuan masing-masing. Ini bikin banyak orang suka mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi saat jalan cukup lengang. Ketika lalu lintas sedang padat, mereka gak mau memberi jalan pada orang lain. Seperti ambulans yang membawa pasien, orang yang hendak menyeberang jalan, atau kendaraan yang mesti putar balik.
Perilaku demikian tentu membuat lalu lintas makin tidak lancar. Dengan kamu memberikan jalan bagi orang lain, kondisi lalu lintas menjadi lebih teratur. Semua orang pada akhirnya bisa melintas tanpa perlu terjadi adu mulut. Juga gak ada perang klakson yang meningkatkan stres. Sedikit bersabar baik buat semua orang.
Sebenarnya setiap perbuatan baik berarti sangat besar bagi orang yang menerimanya. Sebaliknya kalau kamu mengabaikan delapan hal di atas, orang lain juga bisa dirugikan. Teruslah melatih diri untuk berbuat baik sampai menjadi kebiasaan yang otomatis dilakukan di berbagai situasi.