5 Topik Obrolan yang Hanya Dipahami Sahabat di Usia Dewasa

Kalau kamu lagi kumpul sama sahabat, topik apa yang biasanya kalian obrolin? Agaknya topik apa pun terasa menyenangkan ya selama lawan bicaramu adalah sahabatmu. Sebab, kamu punya frekuensi yang sama dengan mereka.
Ada lho topik-topik tertentu yang terasa lebih bermakna saat kamu membagikannya dengan sahabat ketika kalian berusia dewasa. Topik-topik semacam ini mungkin hanya dapat dipahami oleh sahabatmu. Barangkali, karena topik-topik obrolan semacam itu terasa begitu relevan dan nyaman.
1.Rumitnya dunia kerja

Karier jadi salah satu topik utama di kala dewasa. So, obrolan tentang tekanan di tempat kerja, persaingan antarkolega, atau impian untuk promosi dan naik jabatan mungkin menjadi obrolan yang kerap kamu bagikan dengan sahabatmu. Tidak hanya persoalan saat menjadi pegawai, kamu juga barangkali berkeluh kesah tentang betapa sulitnya mencari pekerjaan.
Sahabat yang juga bergelut dalam dunia profesional akan memahami suka duka yang kamu alami. Mereka dapat memberikan pendapat maupun saran yang relevan padamu. Kamu pun bisa lebih banyak berdiskusi terkait dunia kerja dengan sahabatmu itu.
2.Lika-liku hubungan dan komitmen

Ada yang bilang jatuh cinta di usia dewasa itu lebih rumit. Sebab, jatuh cinta di usia dewasa bukan lagi soal jatuh cinta pada pandangan pertama, melainkan tentang komitmen jangka panjang, penerimaan, tanggung jawab, serta ekspektasi yang realistis.
Topik seputar hubungan percintaan, mulai dari tantangan mencari partner hidup yang tepat hingga tantangan dalam pernikahan menjadi topik yang tak terhindarkan di usia dewasa. Sahabat kamu mungkin juga pernah atau tengah mengalami fase sulit dalam hal tersebut. Maka, mereka bisa memahami kamu yang merasakan kompleksitas sebuah hubungan. Mereka bisa menjadi tempat yang aman untuk berbagi kegalauan.
3.Rencana masa depan

Usia yang bertambah membuat perencanaan masa depan menjadi penting. Kamu mungkin kerap kali berdiskusi dengan sahabatmu perihal rencana masa depan. Rencana tersebut mencakup karier, pendidikan, keuangan, maupun hubungan.
Kedewasaan seakan menuntut kamu untuk merapikan masa depanmu. So, sahabat kamu bisa menjadi teman untuk bertukar informasi terkait rencana masa depan seperti target finansial jangka panjang. Mereka mungkin bisa berbagi tips soal mengelola keuangan dengan baik, memberikan pemahaman akan investasi, dan mendorong kamu untuk mencapai tujuan finansial.
4.Nostalgia masa lalu dari sudut pandang orang dewasa

Siapa di sini yang suka nostalgia bareng sahabat? Ketika bertemu dengan sahabat lama, kenangan masa lalu seakan tak bisa lepas dari sebuah topik bahasan. Bercerita tentang pengalaman masa lalu pun menjadi obrolan yang menyenangkan.
Nah, saat usia dewasa, obrolan nostalgia yang terdengar ringan ini bisa menjadi deep talk karena diwarnai dengan perspektif yang lebih matang. Kamu dan sahabatmu bisa lebih memaknai kejadian masa lalu kalian, merenungkan kejadian tersebut, hingga menertawakan diri sendiri karena menganggap hidup selucu itu. Obrolan nostalgia dengan sahabat di usia dewasa bukan hanya tentang mengingat kenangan, tetapi juga tentang menghargai sebuah perjalanan hidup.
5.Dilema dan keputusan dalam hidup

Keputusan tidak pernah lepas dari kehidupan. Di usia dewasa, kita kerap kali menghadapi beragam dilema serta keputusan hidup yang signifikan. Pengambilan keputusan di usia dewasa berbeda dengan pengambilan keputusan di usia remaja. Jika dulu keputusan kerap kali didasari oleh emosi dan keinginan sesaat, kini pertimbangan logis, konsekuensi, serta nilai-nilai pribadi jadi landasan utama.
Kamu dan sahabatmu barangkali sering berdiskusi terkait dilema dan keputusan hidup. Dalam obrolan ini, sahabat kamu bisa memberikan perspektif yang objektif, menawarkan alternatif solusi, serta mengingatkanmu pada nilai-nilai yang kamu pegang.
Apakah topik-topik tersebut related dengan persahabatan kalian? Sahabat di usia dewasa memang bukan sekadar teman bercerita, tetapi juga dapat menjadi saksi dalam perjalanan hidup kita yang penuh liku. Semoga persahabatan kalian tetap terjaga, ya!