Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja (pexels.com/Amina Filkins)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Amina Filkins)

Intinya sih...

  • Dengarkan curhat dengan empati, bukan langsung memberi solusi atau nasihat.

  • Tawarkan bantuan konkret seperti menemani, mencarikan informasi, atau memasak bersama.

  • Jangan meremehkan perjuangannya, akui usahanya dan ajak melakukan aktivitas yang mengurangi stres.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi bagian dari “generasi sandwich” bukanlah hal mudah. Mereka terjepit antara tanggung jawab membiayai orang tua dan mungkin anggota keluarga lainnya, sambil tetap berjuang memenuhi kebutuhan pribadi. Memang sulit, tapi mau gak mau mereka merasa harus menjadi tulang punggung keluarga. Di tengah tekanan itu, peran seorang teman bisa sangat berarti bagi mereka.

Kamu mungkin gak bisa menghapus bebannya sepenuhnya, tapi bisa menjadi tempat aman yang membuatnya merasa tidak sendirian. Berikut lima tips yang bisa kamu lakukan untuk menjadi support system yang benar-benar membantu bagi teman yang sedang berjuang sebagai generasi sandwich.

1. Dengarkan dengan empati, bukan sekadar menanggapi

ilustrasi mengobrol (pexels.com/ Tim Douglas)

Kadang yang dibutuhkan temanmu bukan solusi, tapi telinga yang mau mendengar tanpa menghakimi. Saat dia curhat tentang tekanan finansial atau lelah menanggung beban keluarga, cobalah untuk tidak langsung memberi nasihat atau membandingkan. Dengarkan dulu sampai tuntas, karena dengan didengar saja, dia bisa merasa lebih ringan.

Empati berarti berusaha memahami dari sudut pandangnya, bukan dari sudut pandangmu sendiri. Hindari kalimat seperti “kamu harusnya bersyukur” atau “aku juga gitu kok.” Kalimat seperti ini justru bisa membuatnya merasa tidak divalidasi. Cukup tunjukkan perhatian lewat bahasa tubuh dan ucapan sederhana seperti, “Aku ngerti kok, pasti capek banget ya.”

2. Tawarkan bantuan yang konkret, bukan hanya kata-kata semangat

ilustrasi bekerja (pexels.com/Julia M Cameron)

Memberi semangat itu baik, tapi kadang tidak cukup bagi orang yang sedang berada di tengah tekanan. Jika kamu benar-benar ingin membantu, berikan bentuk dukungan yang nyata. Misalnya, bantu menemani saat ia harus mengurus sesuatu yang melelahkan, bantu mencarikan informasi peluang kerja sampingan, atau sekadar menemaninya belanja kebutuhan rumah agar ia tidak merasa sendiri.

Namun, pastikan bantuanmu tidak membuatnya merasa diremehkan. Jangan memaksakan diri untuk membantu secara finansial kalau kamu gak mampu, karena itu bisa membuat hubungan jadi canggung. Bantuan kecil tapi tulus, seperti memasak bareng atau menemaninya istirahat sejenak, kadang justru jauh lebih bermakna daripada uang atau kata-kata penyemangat.

3. Jangan meremehkan perjuangannya

ilustrasi sahabat (pexels.com/RDNE Stock project)

Banyak orang gak sadar bahwa generasi sandwich sering merasa bersalah karena belum bisa memenuhi semua harapan keluarga. Mereka juga kerap merasa gagal saat tidak bisa menabung untuk diri sendiri. Karena itu, kalimat seperti “ah, orang lain juga begitu kok” bisa sangat menyakitkan. Hindari sikap yang meremehkan beratnya situasi mereka.

Sebaliknya, akui usahanya dan hargai perjuangannya. Kamu bisa bilang, “Kamu keren banget, bisa tetap kuat di tengah semua ini.” Kalimat sederhana seperti itu bisa menjadi pengingat bahwa dia tidak berjuang sia-sia. Validasi semacam ini mampu memberi tenaga baru bagi mereka untuk terus bertahan.

4. Ajak dia melakukan hal yang bisa mengurangi stres

ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)

Tekanan yang dialami generasi sandwich bukan hanya soal keuangan, tapi juga mental. Jadilah teman yang mau mengajaknya mengambil jeda dari rutinitas melelahkan. Kamu bisa ajak dia jalan santai, nonton film ringan, atau sekadar nongkrong di tempat yang tenang tanpa bahas masalah serius. Aktivitas sederhana seperti itu bisa membuat pikirannya lebih segar.

Namun, pastikan kamu peka terhadap kondisinya. Jika dia sedang lelah atau gak punya waktu karena tanggung jawab rumah, jangan memaksa. Tawarkan alternatif yang lebih fleksibel, seperti video call singkat atau mengirimkan makanan kesukaannya. Tujuannya bukan memaksa bersenang-senang, tapi menunjukkan bahwa dia masih punya ruang untuk bernapas.

5. Ingatkan untuk tetap menjaga diri sendiri

ilustrasi curhat (pexels.com/Julia Larson)

Sering kali, generasi sandwich terlalu sibuk mengurus orang lain sampai lupa merawat dirinya sendiri. Di sinilah peranmu penting untuk mengingatkan agar ia tidak melupakan kesehatan fisik dan mentalnya. Kamu bisa mendorongnya untuk makan teratur, istirahat cukup, atau sesekali mengambil waktu me time tanpa rasa bersalah.

Sampaikan dengan cara lembut biar gak terkesan menggurui. Misalnya, “Kamu udah ngelakuin banyak hal buat orang lain, sekarang giliran kamu istirahat ya.” Kalimat penuh kasih seperti ini membuatnya sadar bahwa menjaga diri juga bagian dari tanggung jawab. Dukungan yang menenangkan jauh lebih efektif dibanding nasihat yang terasa menghakimi.

Menjadi support system bagi teman yang hidup sebagai generasi sandwich bukan tentang menjadi pahlawan, tapi tentang hadir dengan tulus. Kamu gak harus selalu tahu jawabannya, cukup tunjukkan bahwa ia tidak berjuang sendirian. Kadang, kehadiran dan perhatian kecil darimu bisa menjadi alasan seseorang untuk bertahan satu hari lagi. Dan itu, sudah merupakan bentuk dukungan yang luar biasa besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team