Slow living bukan sekadar tren, melainkan sesungguhnya kebutuhan semua orang. Sebab kebalikannya atau fast living mudah membuat orang kelelahan dan mengalami stres berat. Hidup yang lebih lambat kerap dikaitkan dengan perdesaan.
Sedang gaya hidup serba cepat identik dengan kehidupan di perkotaan. Namun, bisakah kamu mengadopsi gaya hidup slow living meski tinggal di kawasan kota? Memang lingkungan dapat berpengaruh besar terhadap gaya hidup orang-orang yang bermukim di sana.
Akan tetapi, gaya hidup sesungguhnya secair air. Cara menjalani hidup yang lebih lambat dapat diaplikasikan di mana saja. Kamu tidak perlu meninggalkan kota dan pindah ke desa hanya agar bisa menerapkan slow living. Gunakan lima tips berikut supaya hidupmu lebih bisa dinikmati.