5 Penyebab Rencana Berantakan setelah Dibicarakan dengan Orang Lain

- Tekad belum kuat saat menceritakannya- Rencana dibagikan saat perasaan belum mantap- Tanpa tekad kuat, rencana tidak akan terwujud
- Tanggapan lawan bicara membuatmu ragu- Pilihan lawan bicara dapat memengaruhi semangat- Sudut pandang baru bisa membuatmu sadar kekurangan rencana
- Terlalu banyak bercerita mengurangi fokus- Bercerita pada orang lain membuat kalian hanya sibuk membicarakan rencana tersebut- Teman lupa untuk mengingatkanmu buat segera melaksanakan rencana
Mungkin kamu tidak bisa mengingat jumlah persis rencanamu yang urung terlaksana. Namun, jika rasanya itu sering sekali coba perhatikan awal mulanya. Jangan-jangan hampir semua rencana gagal dilakukan sehabis dirimu membicarakannya dengan orang lain.
Seperti dalam obrolan kalian ketika bertemu. Karena hal yang sama terjadi berulang, kemungkinan ini bukan sekadar kebetulan. Terdapat hubungan yang tidak disadari olehmu memengaruhi akhir dari rencana tersebut.
Tidak berlebihan jika ada nasihat untuk siapa pun menjaga rencana-rencananya dari pengetahuan orang lain. Terutama orang yang tak berkaitan langsung dengan rencana itu. Ada faktor internal dan eksternal yang bikin rencanamu menguap begitu saja selepas diberitahukan pada orang lain.
1. Tekad belum kuat saat menceritakannya

Kalau kamu tipe orang yang sangat terbuka dan senang berbagi gagasan, ini dapat terjadi. Setiap rencana yang muncul dalam benakmu langsung disebarkan pada orang di sekitarmu. Padahal, ketika itu perasaanmu belum mantap.
Rencana-rencana yang dibagikan itu masih seperti ide mentah yang seketika muncul dalam pikiran. Sama sekali tak berarti dirimu sungguh-sungguh hendak mewujudkannya. Setengah ingin saja belum cukup buat membangkitkan energimu dan merealisasikannya.
Apalagi rencana-rencana besar yang memerlukan tekad sangat kuat agar dapat terwujud. Kamu bisa saja berencana sebanyak mungkin. Semuanya bagus. Akan tetapi, tanpa tekad kuat tak satu pun dari rencana itu akan menjadi kenyataan.
2. Tanggapan lawan bicara membuatmu ragu

Boleh jadi kamu salah memilih lawan bicara. Apabila dirimu membahas rencana itu dengan teman yang suportif, semangatmu tambah tinggi. Akan tetapi, jika kamu berhadapan dengan orang yang suka membuatmu skeptis, rencana sematang apa pun bisa kacau.
Kamu mendadak sependapat dengannya. Dirimu meragukan rencana sendiri serta terlalu takut gagal. Malah kekhawatiran tersebut akhirnya menjadi nyata. Namun, dapat pula lawan bicara tidak sengaja hendak bikin kamu bimbang.
Ia cuma memberimu pandangan dari sisi lain. Sejauh ini dirimu belum memikirkannya dan cuma fokus pada pendapat pribadi. Setelah kamu mendengar sudut pandang yang berbeda, baru sadar bahwa rencana itu masih banyak kekurangannya.
3. Terlalu banyak bercerita mengurangi fokus

Bercerita pada orang lain memang mengasyikkan. Khususnya, pada orang-orang yang dekat denganmu. Hal-hal sederhana saja dapat dibahas panjang lebar. Ketika kamu berbagi rencana, mereka tambah antusias.
Akibatnya, dari waktu ke waktu kalian hanya sibuk membicarakan rencana tersebut. Teman-temanmu juga lupa tak mengingatkanmu buat segera melaksanakan rencana itu. Rencana berolahraga rutin, misalnya. Kamu betah membicarakan jenis olahraga yang ingin dilakukan setiap hari.
Juga informasi dari berbagai sumber mengenai manfaat serta cara melakukannya dengan benar. Kawan-kawanmu menambahkan pengetahuan mereka. Obrolan kalian tak ada habisnya. Padahal, olahraga perlu dipraktikkan. Bukan sekadar didiskusikan sambil ngopi. Fokuslah pada pelaksanaan rencana.
4. Orang tidak suka dan berusaha menggagalkannya

Boleh jadi selama ini kamu terlalu berpikir positif pada orang lain. Dirimu memang baik pada mereka semua. Maka kamu berpikir seharusnya mereka pun tak punya masalah denganmu. Sayangnya, dunia pertemanan gak selalu seperti itu.
Ada orang yang di balik sikap baiknya ternyata kurang menyukaimu. Ia tidak seperti orang-orang yang jelas menunjukkan rasa permusuhannya. Teman seperti di atas bermain dengan cara yang lebih halus.
Dia di satu sisi tampil sebagai pendengar yang baik buatmu. Di sisi lain, ia berusaha memanfaatkan setiap informasi darimu buat menusukmu dari belakang. Tidak terkecuali dengan usahanya menggagalkan rencanamu.
Caranya bisa rapi sekali. Misalnya, kamu berencana mengambil cuti buat berlibur bersama keluarga. Ia yang tak menyukai rencanamu memanfaatkan kedekatannya dengan atasan. Dengan segala alasan, dia meminta atasan kasih kamu tugas lebih banyak untuk hari-hari tersebut.
5. Buatmu, menceritakan lebih penting daripada merealisasikan

Kamu perlu melihat kembali prioritasmu. Benarkah dirimu ingin mewujudkan rencana itu? Atau, sebetulnya kamu lebih suka menceritakannya saja? Bila dirimu punya sifat senang bercerita, barangkali berbagai rencana tak lebih dari bahan obrolan.
Rencana bagimu sama dengan angan-angan. Tidak ada batasnya. Artinya, kamu dapat mengarang rencana tentang apa saja demi punya bahan percakapan. Soal rencana itu bakal terlaksana atau tidak, pikir nanti saja.
Bahkan sejak awal kamu bisa sudah berpikir rencana itu memang bukan untuk diwujudkan. Dalam waktu singkat dirimu melupakannya. Besok-besok orang menanyakan kelanjutan rencana itu, malah kamu lupa. Akan tetapi, dirimu telah siap dengan rencana lain yang tak kalah bagus buat mengisi percakapan.
Kamu sebagai pemilik rencana memiliki tanggung jawab besar untuk melakukannya. Orang lain kasih pengaruh seperti apa pun, bila dirimu bertekad kuat pasti bisa. Plus ada baiknya rencana hanya dibicarakan dengan orang tepercaya. Ini mengurangi potensi rencanamu digagalkan orang.