Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Penyebab Krisis Identitas di Usia Muda yang Perlu Kamu Tahu

Ilustrasi krisis identitas usia muda(pexel.com/JESSICA TICOZZELLI)

Krisis identitas sering kali menjadi fase yang membingungkan dalam kehidupan, terutama di usia muda. Di masa ini, kita berhadapan dengan berbagai pertanyaan besar tentang siapa diri kita sebenarnya, apa tujuan hidup, dan bagaimana kita ingin dilihat oleh dunia.

Krisis identitas tidak jarang menimbulkan rasa cemas dan kebingungan, yang bila dibiarkan berlarut-larut dapat memengaruhi kesehatan mental. Berikut adalah lima penyebab utama krisis identitas yang perlu kamu ketahui.

1. Tekanan sosial dari lingkungan sekitar

Ilustrasi krisis identitas usia muda(pexel.com/Khoa Vo)

Tekanan dari keluarga, teman, atau masyarakat dapat menjadi salah satu penyebab utama krisis identitas di usia muda. Seringkali, ekspektasi yang datang dari lingkungan sekitar tidak sejalan dengan keinginan atau impian pribadi kita. Misalnya, keluarga mungkin mengharapkan kamu untuk memilih jurusan atau karier tertentu, sementara hatimu menginginkan hal yang berbeda. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan ini sering kali membuat seseorang merasa kehilangan arah dan bingung akan jati dirinya.

Selain itu, adanya tekanan sosial dari media sosial juga bisa memperburuk situasi. Media sosial menampilkan standar kesuksesan dan kebahagiaan yang sering kali tidak realistis, membuat kamu merasa tertinggal atau tidak cukup baik. Perbandingan ini bisa menambah kebingungan akan siapa diri kita sebenarnya dan apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup.

2. Perubahan kehidupan yang signifikan

Ilustrasi krisis identitas usia muda(pexel.com/Aviz)

Perubahan besar dalam hidup seperti lulus sekolah, masuk kuliah, memulai pekerjaan baru, atau pindah ke lingkungan baru bisa menjadi pemicu krisis identitas. Perubahan ini sering kali membuat kita harus menyesuaikan diri dengan peran, tanggung jawab, dan harapan baru yang mungkin tidak sesuai dengan pemahaman diri kita sebelumnya.

Ketika kita dihadapkan dengan situasi baru yang penuh ketidakpastian, wajar jika muncul perasaan bingung tentang siapa kita dan bagaimana kita harus beradaptasi. Selain itu, perubahan-perubahan ini juga dapat membuat kamu meragukan keputusan yang telah diambil. 

3. Ekspektasi yang tidak realistis

Ilustrasi krisis identitas usia muda(pexel.com/cottonbro studio)

Ekspektasi yang terlalu tinggi, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain, sering kali menjadi penyebab stres dan krisis identitas. Kita mungkin menetapkan standar yang tidak realistis dalam berbagai aspek kehidupan, seperti karier, hubungan, atau pencapaian pribadi. Ketika ekspektasi tersebut tidak terpenuhi, kamu mungkin merasa gagal atau tidak cukup baik, yang pada akhirnya memicu kebingungan tentang jati diri.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki jalur hidup dan waktu pencapaian yang berbeda. Terlalu fokus pada apa yang "seharusnya" dicapai dalam usia tertentu bisa membuat kita kehilangan makna hidup yang lebih mendalam dan justru memperburuk krisis identitas yang sedang dihadapi.

4. Kurangnya pemahaman diri

Ilustrasi krisis identitas usia muda(pexel.com/Ann Bugalchuk)

Pemahaman yang kurang mendalam tentang diri sendiri bisa membuat seseorang rentan mengalami krisis identitas. Banyak dari kita yang sibuk menjalani rutinitas tanpa benar-benar menyadari apa yang kita sukai, apa yang kita yakini, atau apa yang ingin kita capai dalam hidup. Ketika kita tidak meluangkan waktu untuk refleksi diri, kita bisa terjebak dalam ketidakjelasan mengenai siapa diri kita sebenarnya.

Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperbanyak waktu introspeksi, mengenali nilai-nilai yang penting bagi kita, dan memahami hal-hal yang benar-benar membuat kita bahagia. Tanpa pemahaman yang kuat tentang diri sendiri, kita mudah terombang-ambing oleh pendapat dan pengaruh dari luar, yang bisa memperburuk krisis identitas.

5. Perubahan nilai dan keyakinan

Ilustrasi krisis identitas usia muda(pexel.com/Sinitta Leunen)

Di usia muda, kita sering kali mengalami pergeseran nilai dan keyakinan yang signifikan, baik itu terkait dengan moral maupun pandangan hidup. Nilai-nilai yang dulu kita anggap penting bisa berubah seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang kita peroleh. Pergeseran ini kadang menimbulkan konflik internal, di mana kamu merasa bingung antara keyakinan lama dan perspektif baru yang mulai muncul.

Perubahan ini wajar terjadi sebagai bagian dari proses pendewasaan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, perubahan ini dapat menyebabkan kebingungan yang berlarut-larut dan membuat kamu merasa kehilangan identitas yang stabil. Penting untuk menyadari bahwa perubahan nilai adalah bagian alami dari perkembangan pribadi, dan memberi waktu pada diri sendiri untuk menyesuaikan dengan perspektif baru tersebut.

Menghadapi krisis identitas memang bukan hal yang mudah, namun dengan mengenali penyebab-penyebab utamanya, kamu bisa lebih bijak dalam menangani perasaan kebingungan tersebut. Luangkan waktu untuk memahami diri sendiri, beradaptasi dengan perubahan, dan terimalah bahwa proses ini adalah bagian dari perjalanan menuju kematangan diri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Afifah
EditorAfifah
Follow Us