Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stres (pexels.com/Tim Gouw)

Stres merupakan sebuah perasaan alami yang pasti dialami oleh semua orang. Namun, jika stres tidak dikelola dengan baik, hal tersebut akan berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik seseorang.

Sayangnya, masih ada banyak orang yang mencoba untuk terlihat bahagia dan mengabaikan rasa stres yang dialaminya. Padahal, jika terlalu sering diabaikan, stres yang menumpuk ini berpotensi menyebabkan stres kronis yang kemudian dapat mengganggu kesehatan tubuh kita.

Yuk, Kenali beragam penyakit yang diakibatkan oleh stres pada artikel berikut ini!

1. Sakit kepala

ilustrasi perempuan mengalami sakit kepala (pexels.com/Kindel Media)

Ketika seseorang mengalami stres, gejala yang sering muncul adalah sakit kepala. Hal ini disebabkan bahwa stres memiliki kemampuan untuk menyebabkan ketegangan pada otot-otot di sekitar kepala, termasuk di leher dan bahu.

Dampaknya, tekanan yang terjadi di wilayah tersebut dapat menyebabkan munculnya ketidaknyamanan pada kepala, yang seringkali berujung pada munculnya migrain, yaitu jenis sakit kepala yang lebih kuat dan seringkali disertai dengan gejala lain seperti mual dan sensitivitas terhadap cahaya.

2. Masalah pada jantung

ilustrasi serangan jantung (freepik.com/jcomp)

Stres dapat meningkatkan berbagai macam masalah pada jantung manusia. Hal ini disebabkan oleh pelepasan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat memengaruhi tekanan darah, denyut jantung dan peradangan dalam tubuh.

Terlebih apabila seseorang mengalami stres dalam jangka waktu yang cukup lama, hal ini dapat memicu terbentuknya kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti merokok secara berlebihan atau makan dengan porsi yang tidak terkendali, yang pastinya hal tersebut akan berdampak negatif pada kesehatan jantung mereka.

3. Penyakit pada sistem pencernaan

ilustrasi sistem pencernaan pada tubuh manusia (istock.com/sefa ozel)

Sistem pencernaan tubuh kita memiliki tingkat kerentanannya yang cukup tinggi ketika berhadapan dengan stres. Oleh karena itu, penyakit seperti sindrom iritasi usus, penyakit maag atau beragam gangguan pencernaan lainnya yang sering kali memburuk ketika seseorang mengalami stres yang berkelanjutan.

Stres juga memiliki dampak negatif pada pergerakan usus atau respon tubuh terhadap makanan. Hal ini bisa mengakibatkan ketidaknyamanan serta munculnya berbagai gejala yang berkaitan dengan masalah pencernaan, seperti gangguan perut dan gangguan dalam proses pencernaan makanan.

4. Diabetes

ilustrasi diabetes (istock.com/Michail_Petrov-96)

Selanjutnya, stres yang berlebihan juga dapat berdampak negatif terhadap tingkat gula dalam tubuh kamu. Dampak dari peningkatan kadar gula ini, selanjutnya dapat meningkatkan risiko kamu untuk menderita penyakit diabetes.

Hal tersebut terjadi, karena ketika seseorang mengalami stres, mereka cenderung akan mengadopsi kebiasaan hidup yang kurang sehat, seperti merokok secara rutin, sering mengonsumsi makanan tidak sehat, serta mengabaikan kegiatan olahraga.

5. Asma

ilustrasi seorang anak yang terkena asma (freepik.com/Drazen Zigic)

Banyak penelitian menunjukkan bahwa stres juga dapat memperburuk asma. Beberapa bukti menunjukkan bahwa stres kronis yang dialami orang tua bahkan dapat meningkatkan risiko terkena asma pada anak-anak mereka. 

Sebuah penelitian mengamati bagaimana stres orang tua mempengaruhi tingkat asma pada anak kecil yang juga terpapar polusi udara atau yang ibunya merokok selama kehamilan. Anak-anak yang orang tuanya stres memiliki risiko lebih tinggi terkena asma.

Setiap orang mungkin pernah mengalami stres. Namun jika tidak segera diatasi, seseorang bisa mengalami masalah kesehatan akibat stres, seperti serangan jantung hingga diabetes. Karena itu, jika kamu kesulitan untuk mengelola stres, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog klinis atau psikiater.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFabian