5 Kesalahan Membicarakan Uang yang Bikin Orang Bad Mood

Kian kamu tertarik dengan pembahasan soal keuangan, kian dirimu ingin membicarakannya dengan semua orang. Kamu betah sekali membahas tentang uang sampai dapat terlihat terobsesi. Memang banyak informasi berharga yang bisa didapatkan dari obrolan tersebut. Seperti strategi investasi yang menarik untuk dicoba biar uangmu tambah banyak.
Namun, waspadalah karena pembicaraan tentang uang juga bisa bikin lawan bicara kurang nyaman. Rasa tidak nyaman itu dapat karena ia sekadar bosan hingga suasana hatinya memburuk. Jika seseorang telah bad mood parah, obrolan yang semula baik-baik saja malah bisa berubah menjadi perdebatan.
Sebagai pemantik obrolan, kamu harus menjaga agar percakapan mengenai uang tetap menyenangkan baik buatmu maupun lawan bicara. Bila dirimu belum mampu menghindarinya, mending tak usah mengajak orang lain membicarakan topik keuangan pribadi yang sensitif. Jangan mengikuti lima kesalahan di bawah ini yang akan membuatnya mendongkol.
1. Kepo seputar kondisi keuangannya

Kalau kamu ingin membicarakan topik keuangan dengan orang lain, arahkan ke hal-hal yang umum saja. Misalnya, tentang nilai tukar rupiah saat ini. Atau, perasaanmu bahwa sekarang apa-apa bertambah mahal sehingga uang berapa pun seperti cepat habis. Jangan malah kondisi keuangan lawan bicara yang dijadikan bahan percakapan.
Tentu dia akan merasa sangat tidak nyaman. Seperti apa pun kondisi keuangannya bukan hal yang perlu diketahui oleh semua orang. Tak ada untungnya buatnya jika dirimu mengetahui kondisi keuangannya. Malah bisa saja kamu bersikap kurang baik selepas mengetahuinya.
Seperti bila gajinya ternyata menurutmu sangat kecil. Nanti dirimu justru otomatis menunjukkan kekagetan dan rasa iba. Lalu menceramahinya macam-macam agar penghasilannya meningkat. Kamu boleh terbuka tentang keadaan finansialmu yang lagi kurang baik. Tapi jangan pernah seakan-akan mendesak orang lain agar memberitahukan kondisinya juga.
2. Menjadikannya ajang pamer

Mending kamu tidak usah membicarakan perihal uang dengan siapa pun apabila belum bisa meluruskan niat sekaligus menyelaraskan ucapan. Meski awalnya percakapan berjalan cukup menyenangkan, ujung-ujungnya dirimu justru memamerkan apa-apa yang berhasil dibeli, aneka tunjanganmu, dan sebagainya. Lawan bicaramu hanya dijadikan pendengar untuk memuaskan hasrat pamermu.
Pikirnya, kamu tak sungguh-sungguh ingin mengobrol dengannya. Dari semula niatmu memang pamer saja. Dirimu cuma menunggu momen yang tepat buat memulainya. Begitu ada kesempatan pamer, perkataanmu seperti tak ada habisnya. Lawan bicara sudah berusaha mengalihkan topik pun, kamu berkeras mengembalikannya ke tujuanmu untuk unjuk kemampuan finansial.
Sekalipun lawan bicaramu bukan orang yang gampang iri, mendengarkanmu pamer bukanlah hal yang menyenangkan. Dia gak kesal karena kamu memiliki banyak uang. Hanya sikap terlalu menonjolkan kepemilikan itulah yang terasa mengganggunya. Sebelum kamu mulai mengajak orang lain membicarakan uang, tanyakan dulu ke diri sendiri tentang motivasimu yang sesungguhnya.
3. Mengobrolkannya dengan orang yang lagi mengalami krisis keuangan

Pembicaraan tentang uang juga mewajibkanmu agar peka dengan kondisi lawan bicara. Jangan membicarakan seputar lezatnya aneka masakan pada orang yang sedang kelaparan karena hal itu makin menambah penderitaannya. Begitu pula soal uang. Situasi keuangan lawan bicara yang lagi gak bagus akan membuatnya lebih sensitif.
Malah tindakanmu yang nekat mengajaknya bicara soal uang bisa dipandang sebagai penghinaan. Kamu seperti pura-pura gak mengerti kesulitan keuangan yang sedang menjeratnya. Dirimu hanya boleh membicarakan uang di depan orang yang lagi mengalami krisis finansial jika itu jelas menjanjikan keuntungan buatnya.
Contohnya, kamu memberinya informasi pekerjaan sampingan dengan upah yang lumayan. Bukan sekadar membahas uang tanpa mendatangkan uang itu sendiri padanya. Tanpa adanya manfaat yang jelas buat lawan bicara, dia bakal muak terus diajak membicarakan uang. Tidur masih jauh lebih menyenangkan baginya ketimbang mendengarkanmu membahas uang melulu.
4. Mengukur segala hal dari uang saja

Caramu melihat uang sebagai ukuran untuk segala hal juga dapat membuat orang lain merasa terganggu. Misalnya, kamu selalu mengukur kesuksesan siapa pun dari kekayaan. Meski itu ukuran kesuksesan versimu, bagi lawan bicara yang mendengarnya menjadi tidak nyaman. Boleh jadi sekarang dia di matamu juga bukan siapa-siapa lantaran tak punya banyak uang.
Dengan kata lain, tanpa dirimu merendahkannya secara langsung pun ia telah merasa direndahkan. Kamu perlu memperbaiki pandanganmu sehingga uang bukan segalanya dalam hidup ini. Kalaupun dirimu berkeras menjadikan uang sebagai ukuran buat apa pun, simpan rapat-rapat pandangan ini untuk pribadimu.
Jangan kamu mengungkapkannya di depan sembarang orang yang mungkin punya pandangan berbeda. Mereka bakal muak apabila dirimu secara terbuka menonjolkan kekuatan uang sebagai ukuran kesuksesan, kelayakan calon pasangan, dan sebagainya. Tidak semua orang satu pandangan denganmu dan sifat uang yang sensitif ketika diobrolkan bisa menciptakan gesekan di antara kalian.
5. Berkepanjangan

Di luar keuangan perusahaan atau organisasi, jangan membahasnya secara panjang lebar. Keuangan perusahaan atau organisasi memang perlu dibicarakan sampai tuntas agar tercapai transparansi. Jangan sampai ada orang yang belum jelas tentang sumber, jumlah, serta penggunaan dana. Tapi terkait keuangan pribadi diobrolkan sepintas-sepintas saja.
Meski menurutmu topik ini amat menarik, lawan bicaramu barangkali sangat tak betah. Pun obrolan tentang keuangan pribadi bisa dengan mudah melebar ke mana-mana. Tanpa sengaja kamu dapat mulai melanggar privasi orang lain. Seperti mengomentari caranya memakai uang yang menurutmu kurang bijak.
Padahal, dia tak meminta masukan apa pun padamu. Pembicaraan yang berkepanjangan mesti dicegah dengan pembatasan waktu serta selalu mengingatkan diri sendiri bahwa keuangan pribadi merupakan topik yang sensitif. Topik ini hanya cocok dibahas panjang lebar dengan pasangan atau konsultan keuangan.
Bila kamu mampu menghindari lima kesalahan di atas, percakapan tentang uang masih dapat berjalan menyenangkan. Isinya bukan sekadar keluhan atau malah pamer terselubung. Kehidupan orang dewasa memang tak terpisahkan dari uang. Akan tetapi, tidak lantas kamu dapat membicarakannya secara bebas karena kondisi keuangan setiap orang berbeda. Berempatilah pada lawan bicara sehingga dirimu tahu apa yang perlu atau gak penting untuk disampaikan padanya.