5 Ciri Star Syndrome yang Kamu Miliki Meski Bukan Jadi Artis

Star syndrome tidak hanya dialami oleh selebriti atau orang terkenal. Banyak orang biasa yang juga memiliki perilaku serupa tanpa disadari. Kebiasaan merasa diri lebih hebat atau selalu ingin dipuji bisa menjadi tanda star syndrome. Kondisi ini seringkali mengganggu hubungan sosial dan membuat orang di sekitar merasa tidak nyaman.
Sikap sombong atau merasa lebih penting dibandingkan orang lain seringkali menjadi ciri utama star syndrome. Tidak perlu menjadi artis untuk merasakannya, karena siapa saja bisa terjebak dalam perasaan superioritas ini. Memahami ciri-ciri star syndrome dapat membantu mengevaluasi diri dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Berikut lima ciri yang mungkin kamu miliki tanpa sadar.
1. Selalu ingin menjadi pusat perhatian
Merasa tidak nyaman saat orang lain mendapat sorotan menjadi salah satu tanda star syndrome. Perasaan iri muncul ketika perhatian tidak terfokus pada diri sendiri. Semua usaha dilakukan untuk menarik perhatian, bahkan dengan cara yang tidak perlu.
Tidak selalu dalam bentuk bicara keras atau tampil mencolok, keinginan menjadi pusat perhatian bisa muncul dalam bentuk keinginan terus-menerus mendapat pujian. Media sosial seringkali dijadikan tempat mencari validasi dengan cara memamerkan pencapaian secara berlebihan. Sadar atau tidak, kebiasaan ini menandakan adanya kecenderungan star syndrome.
2. Sulit menerima kritik
Tidak bisa menerima kritik dengan lapang dada sering dialami oleh mereka yang memiliki star syndrome. Kritik dianggap sebagai ancaman yang meruntuhkan citra sempurna yang ingin ditampilkan. Akibatnya, respon yang muncul adalah sikap defensif atau bahkan menyerang balik.
Perasaan selalu benar dan tidak mau disalahkan membuat seseorang sulit berkembang. Kritik konstruktif dianggap sebagai serangan pribadi yang mengancam harga diri. Pola pikir seperti ini seringkali menghalangi kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
3. Merasa lebih baik dari orang lain
Keyakinan bahwa diri sendiri selalu lebih hebat dari orang lain menjadi ciri khas star syndrome. Pendapat orang lain sering diabaikan karena merasa hanya pendapat pribadi yang paling benar. Sulit untuk menghargai pencapaian orang lain karena merasa diri sendiri lebih unggul.
Kebiasaan meremehkan orang lain ini seringkali tidak disadari, namun dampaknya sangat terasa dalam hubungan sosial. Teman atau rekan kerja bisa merasa tidak dihargai dan akhirnya menjauh. Sikap merendahkan orang lain hanya untuk merasa lebih unggul menunjukkan ego yang terlalu besar.
4. Sering membesar-besarkan prestasi
Membanggakan pencapaian sebenarnya hal yang wajar, namun berbeda dengan kebiasaan membesar-besarkan prestasi. Semua pencapaian diceritakan secara berlebihan untuk mendapat pengakuan dan pujian. Kecenderungan ini sering dilakukan untuk menutupi rasa tidak percaya diri.
Selalu ingin terlihat hebat di mata orang lain menjadi alasan utama perilaku ini. Padahal, penghargaan sejati tidak didapatkan dari pujian kosong. Prestasi yang dibesar-besarkan justru bisa menimbulkan rasa tidak suka dari orang sekitar.
5. Sulit berempati pada orang lain
Kesulitan untuk memahami perasaan orang lain menjadi ciri star syndrome yang sering terabaikan. Semua perhatian hanya terpusat pada diri sendiri sehingga sulit untuk peduli pada kebutuhan atau perasaan orang lain. Ego yang tinggi membuat seseorang sulit untuk menempatkan diri di posisi orang lain.
Ketidakmampuan berempati ini sering menyebabkan konflik dalam hubungan sosial. Teman atau keluarga merasa tidak didengarkan atau dihargai karena perhatian selalu terfokus pada diri sendiri. Sadar akan perilaku ini menjadi langkah awal untuk mengatasi star syndrome dan memperbaiki hubungan dengan orang lain.
Star syndrome bisa dialami siapa saja, tidak hanya oleh artis atau selebriti. Memahami ciri-cirinya membantu mengevaluasi diri agar tidak terjebak dalam sikap superioritas yang merugikan. Berusaha menjadi lebih rendah hati dan terbuka terhadap kritik bisa membantu mengatasi kebiasaan ini.