Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perumpamaan duck syndrome (unsplash.com/Andrii Denysenko)

Sudahkah kamu mengetahui istilah duck syndrome? Perilaku ini mengacu pada seseorang yang terlihat bahagia dan selalu tenang, padahal di dalam dirinya menyimpan banyak sekali tekanan dan kesedihan. Perilaku ini sering terjadi pada remaja yang biasanya memiliki trauma atas tuntutan orang tua untuk selalu unggul di kelas. 

Perilaku duck syndrome ini tentunya akan sangat mengganggu dan berdampak lebih parah jika tidak ditangani dengan baik. Jika kamu adalah salah satu orang yang mengalami perilaku seperti ini, maka segeralah untuk mengobatinya.

Sebagai langkah awal, kamu bisa melakukan beberapa tips di bawah untuk mengatasi duck syndrome!

1. Mengubah pola pikir bahwa tidak harus menjadi sempurna

ilustrasi menyadari diri untuk tidak selalu sempurna (unsplash.com/William Farlow)

Seseorang dengan perilaku duck syndrome biasanya akan menuntut diri untuk selalu sempurna dan lebih unggul daripada yang lain. Pola pikir ini tentunya salah karena akan selalu menimbulkan rasa tidak percaya diri. Kamu juga akan selalu merasa dengki jika ada orang lain yang lebih unggul daripada kamu. 

Ubahlah pola pikir tersebut dengan yang lebih positif, yaitu tidak harus menjadi manusia yang sempurna. Kamu boleh menunjukkan rasa kesal karena kegagalan dan tidak malu untuk memperlihatkannya kepada orang lain. Lagipula, kegagalan adalah hal biasa yang menjadi bahan evalusi diri untuk menjadi lebih tangguh lagi.

2. Melakukan kegiatan yang memanjakan diri

ilustrasi memanjakan diri sendiri (unsplash.com/Alex Bertha)

Selalu menuntut diri untuk sempurna akan membuatmu untuk lupa dalam memanjakan diri sendiri. Kamu akan selalu memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya akan mengganggu mental dan juga kesehatan yang buruk. Berilah waktu sedikit untuk melakukan self care atau me time ke tempat yang menyenangkan. 

Buatlah sebuah agenda rutin, misalnya sekali dalam seminggu untuk memanjakan diri sendiri. Kamu bisa memilih untuk mendatangi salon atau spa sebagai bentuk cinta dan kepedulian terhadap diri sendiri. Selain itu, lakukan juga me time dengan mendatangi tempat yang akan membuatmu bahagia dan melupakan beban dan tuntutan yang mengganggu.

3. Mengenali kapasitas diri sendiri

ilustrasi menyadari kapasitas diri sendiri (unsplash.com/Steinar Engeland)

Jangan sering memaksakan diri untuk tampil sempurna. Berhentilah untuk menyiksa dirimu untuk melakukan kegiatan di luar kapasitas. Apabila kamu sudah lelah, maka berhentilah dan bersitirahat sejenak untuk membuat fisik dan pikiranmu menjadi tenang. 

Cobalah untuk mengenali kapasitas yang kamu miliki. Tidak ada orang yang sempurna dan andal dalam melakukan semua kegiatan. Hal ini juga yang harus kamu terapkan dalam pikiran agar tidak selalu memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang berlebihan.

4. Tidak membandingkan diri dengan orang lain

ilustrasi membandingkan diri dengan orang lain (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Orang dengan duck syndrome juga akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka juga kerap merasa gagal jika kalah dengan orang lain yang lebih unggul. Jika masalah ini sudah terjadi padamu, maka segeralah untuk memperbaikinya. 

Usahakan untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain. Kamu harus paham bahwa masing-masing orang memiliki jalur dan waktunya masing-masing. Antara kamu dan dia pun akan berbeda dan tidak bisa disamaratakan. 

Fokuslah hanya pada dirimu sendiri dengan terus mengevaluasi diri. Jangan lupa juga berhenti sejenak apabila kelelahan dalam melakukan sesuatu. Intinya, ingatlah bahwa kamu memiliki kapasitasmu sendiri dan tidak boleh membandingkannya dengan orang lain.

5. Mencoba mencintai diri sendiri dengan baik

ilustrasi mencintai diri sendiri (unsplash.com/Darius Bashar)

Kunci paling ampuh untuk mengatasi duck syndrome yaitu dengan mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Bagaimana cara mencintai diri sendiri? Yaitu berkaitan dengan poin-poin sebelumnya, misalnya mengenali kapasitas dirimu sendiri. 

Kamu juga harus terus berbangga dengan apa yang sudah kamu capai, meskipun dalam hal yang kecil. Afirmasi dan kebanggaan untuk diri sendiri akan membuatmu lebih percaya diri dan mencintai dirimu sendiri. Dengan demikian, kamu akan lebih fokus dalam menjalani kehidupanmu tanpa adanya beban yang mengganggu. 

Perilaku duck syndrome memang harus dikenali dan diatasi sejak dini. Jika dibiarkan begitu saja, maka akan berdampak lebih parah lagi. Kamu yang sedang mengalami duck syndrome, cobalah untuk membenahi diri dengan cara-cara mandiri seperti di atas. 

Jangan sungkan juga untuk melakukan konsultasi dengan terapis, misalnya psikolog atau psikiater yang akan membantu memberikan saran. Saran dari mereka pun harus kamu terapkan demi kehidupan yang lebih baik. Buatlah mentalmu menjadi lebih stabil dengan cara mengatasi perilaku duck syndrome!

Editorial Team