ilustrasi asuransi (unsplash.com/Scott Graham)
Menjawab pertanyaan pada poin kedua, Gen Z wajib memiliki proteksi atau yang sering disebut dengan asuransi. Jika kamu telah mampu untuk menyisihkan penghasilan untuk tabungan dan dana darurat, kamu wajib menambahkan asuransi untuk memproteksi tabungan dan dana darurat. Proteksi yang dimaksud seperti apa ya?
Menurut Bunda Ika, dengan memiliki asuransi, saat terjadi suatu resiko yang menimpa Gen Z, segala biaya akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Misalnya, saat kamu harus opname di rumah sakti, kamu tidak perlu mengambil dana darurat dan tabunganmu untuk membayar biaya rumah sakit. "Tabungan dan dana darurat yang telah kamu kumpulkan akan aman dan masih bisa digunakan untuk hal-hal penting lainnya," jelas Bunda Ika.
Bunda Ika mengungkapkan, kesadaran Gen Z untuk memiliki asuransi saat ini masih belum begitu tinggi atau bisa dibilang rendah. Mereka masih lebih mementingkan mengeluarkan uang untuk nongkrong dan membeli kopi di kedai-kedai kopi kekinian. "Padahal biaya premi asuransi bulanan tidak lebih mahal dari biaya beli kopi tersebut," canda ibu rumah tangga yang telah berkarier di bisnis asuransi selama 15 tahun.
Ia menambahkan, Gen Z juga mesti tahu, kalau biaya premi asuransi saat usia masih muda jauh lebih murah dibandingkan usia yang sudah tua. Gen Z bisa menyisihkan penghasilan untuk asuransi sekitar 20 hingga 30 persen. Proteksi atau asuransi ini akan membuat resolusi atau rencana-rencana lain bisa tetap berjalan walau sedang terkena resiko atau sedang sakit.
Selagi kamu masih muda, pergunakanlah penghasilan yang didapat dengan sebaik-baiknya. Karena, saat berkeluarga, kebutuhan hidup akan jauh lebih banyak. Pastikan kamu sebagai Gen Z memasukkan empat daftar di atas dalam list resolusi di tahun 2024.