Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Pelajaran Penting dari Buku The Power of Now Karya Eckhart Tolle

ilustrasi pria sedang membaca buku (pexels.com/Huy Phan)
Intinya sih...
  • Pentingnya fokus pada momen sekarang untuk menemukan kebahagiaan sejati
  • Kita bukanlah pikiran kita, peka terhadap pikiran dan sadari permainan ego
  • Kesadaran atau mindfulness membantu mengubah perspektif hidup dan menciptakan hubungan yang lebih dalam

Kamu pernah, gak, ngerasa terlalu sibuk mikirin masa depan hingga lupa menikmati momen saat ini? Atau, mungkin kamu terjebak dalam penyesalan masa lalu yang sulit dilepaskan? Jika iya, buku The Power of Now karya Eckhart Tolle bisa menjadi bacaan yang relevan untuk kamu.

Singkatnya, buku ini menggambarkan tentang bagaimana kita memaknai hidup yang sedang dijalani, sebagai kunci kebahagiaan sejati. Oh iya, sebagai informasi, Eckhart Tolle merupakan seorang penulis dan pembicara spiritual terkenal asal Kanada, yang mendalami berbagai konsep mindfulness, meditasi, dan kesadaran diri.

So, untuk kamu yang ingin tahu lebih lanjut pelajaran hidup yang ada dalam buku The Power of Now, simak berikut ini, ya!

1. Hidup yang sedang kamu jalani, adalah kunci kedamaian

ilustrasi wanita bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu inti dari The Power of Now adalah pentingnya fokus pada momen yang sedang kamu jalani saat ini. Tolle menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati pada dasarnya hanya dapat ditemukan di masa sekarang, bukan di masa lalu atau masa depan. Masa lalu sudah berlalu, sedangkan masa depan hanyalah hasil dari apa yang kita lakukan saat ini.

Namun, kiranya beberapa di antara kita masih ada yang selalu mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi, atau menyesali kejadian yang sudah berlalu. Ya, sebetulnya wajar saja, sih. Tapi secara gak langsung, sikap ini hanya akan membuat kita stres dan cemas. Maka tipsnya, nikmati saja setiap momen yang datang, bahwa meskipun sederhana buatlah berarti.

2. Persepsimu adalah pikiranmu sendiri

ilustrasi pria sedang merenung (pexels.com/Andrew Neel)

Eckhart Tolle mengingatkan bahwa kita bukanlah pikiran kita. Pikiran yang gak henti-hentinya berputar, seringkali memberikan distraksi dan membuat kita lupa akan esensi diri. Selain itu, kita juga harus lebih peka terhadap apa yang kita pikirkan. Atau, bisa refleksi sejenak, “Apakah yang ada dalam pikiranmu itu baik atau buruk?”

Misalnya, ketika kamu merasa cemas atau marah, pada dasarnya itu hanyalah output dari pikiranmu sendiri, dan bukan dirimu yang sebenarnya. Selain itu, jika kamu ngerasa gagal karena ekspektasi yang gak tercapai, ingatlah bahwa sebetulnya kamu bisa melihat sisi positif lain yang mungkin jadi hikmah dibalik kegagalan tersebut. 

3. Mengatasi ego sebagai sumber penderitaan

ilustrasi dua wanita (pexels.com/Liza Summer)

Tolle menjelaskan bahwa ego adalah salah satu penyebab utama dari adanya penderitaan. Secara gak langsung, sifat ego bisa membuat kita terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, mengejar pengakuan, atau merasa tidak pernah cukup. Contoh yang sering terjadi, ketika ada orang yang mungkin merasa iri saat melihat teman di media sosial yang terlihat lebih sukses. Nah, padahal itu hanya ilusi belaka yang diciptakan oleh ego.

So, dengan menyadari permainan ego, kamu bisa mengurangi perasaan negatif tersebut. Maka, fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting bagi dirimu, bukan pada apa yang terlihat di luarnya saja. Selain itu, hindari juga bahwa sebenarnya kita gak perlu memvalidasi kepada orang-orang, agar kita terlihat keren dan hebat.

4. Atur emosi atau pikiran dengan cara mindfulness

ilustrasi pria sedang merenung (pexels.com/Kelvin Valerio)

Kesadaran atau mindfulness adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bermakna. Dengan menjadi sadar akan pikiran, emosi, dan lingkungan sekitar, kamu dapat mengubah sekaligus mengelola perspektifmu terhadap apa yang terjadi. Misalnya, ketika kamu merasa marah, cobalah untuk berhenti sejenak dan sadari apa yang menyebabkan emosi tersebut muncul.

Tentu, melatih kesadaran gak hanya membuat diri kita jadi lebih damai, tetapi juga dapat membantu untuk meningkatkan kedekatan dengan orang-orang di sekitar. Dengan hadir sepenuhnya dalam setiap interaksi, kamu akan menciptakan hubungan yang lebih dalam dan tulus. Tipsnya, kamu bisa memulainya dari langkah kecil, seperti meluangkan waktu untuk merenung atau bermeditasi setiap hari.

Buku The Power of Now mengajarkan bahwa kedamaian dan kebahagiaan sejati pada dasarnya dapat ditemukan pada bagaimana kamu menjalani hidup saat ini. Kiranya, semua pelajaran dalam buku ini relevan untuk kita yang ingin menjalani hidup lebih tenang agar bisa berdamai dengan diri sendiri. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us